Semua orang sibuk sama tugasnya masing-masing. Menyiapkan properti, mendekorasi, dan tentu sama sibuknya dengan orang-orang yang sedang menyiapkan diri untuk satu hal yang sudah direncanakan dari awal.
Hari ini, dimana mereka akan menyatukan dua orang dalam sebuah hubungan pernikahan, dengan latar belakang perjodohan.
Yumna ngeliat pantulan dirinya di cermin. Dia udah nahan kata-katanya yang diujung lidah. Tapi dipikir juga percuma kalo marah-marah.
" Deg degan gak? " Tanya doyoung
" Engga. Sumpah engga " Yumna
" Yhaaa mati dong " Doyoung
" Diem deh lu gausah ngomong " Yumna cemberut
" Nanti di depan tamu-tamu, harus senyum gak boleh kayak gini " Doyoung senyum
" Iyee " Tuntas Yumna
Bohong kalo Yumna engga gugup. Gatau karena belum siap atau takut.
" Gw langkahin lo duluan gapapa nih? " Tanya Yumna, masih dengan tatapan lurus.
Dulu yumna selalu bingung buat keadaan dia sendiri, tapi belakangan ini yumna juga jadi mikirin keadaan yeonjun.
Sayang, yeonjun punya prestasi yang bagus, yaa walaupun dia sama yeonjun gak bakal fokus dulu sama urusan keluarga. Mungkin, pikir yumna.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seseorang di depan mereka–yeonjun sama yumna–nengok kanan kiri buat mastiin semua keputusan.
" SAHH!! " Balas orang-orang
Tamu yang dateng cuman keluarga sama kerabat dari keduanya, emang gak ada acara undangan juga. Temen-temen yumna padahal pengen pada dateng, cuman dilarang sama yumna. Rusuh yang ada ntar.
Kalo yeonjun cuma wooyoung sama dino yang dateng, itupun mereka maksa. Kalo changbin juga tau, udah aja selesai cerita yeonjun sama yeji.
" Di salimin atuh neng tangan suaminya " Kata penghulu mereka.
