3 | Para Motherfuckers

39.4K 2.5K 548
                                    

🌱MOMMY🌱

Jaemin dan Haechan sedang berdiskusi membahas pekerjaan di meja bulat yang ada di atas karpet. Sementara anak remaja mereka duduk di sofa di belakang mereka. Menikmati pemandangan pantat Ibu muda itu yang terkadang sedikit menungging.

"Wow" Mark mencondongkan badannya, meletakkan kedua sikunya di lutut dengan kesepuluh jari tertaut sebagai tumpuan dagunya, seolah terkagum dengan tayangan berita beruk terbang di TV.

"Kenapa kak? Kagum amat liat kembaranmu" kata Jeno sambil menyenggol bahu Mark.

"Ya kali mukaku bulat-bulat gitu" jawab Mark dengan senyum lebar. Membuat Jeno heran dan memukulnya dengan bantal sambil mengumpat tidak jelas.

"Bulat banget gila" kata Mark tiba-tiba. Jeno semakin heran dengan yang lebih tua. Mark pun balas menyikut Jeno. "Apaan sih, ganggu aja orang lagi menikmati pemandangan!"

"Apaan apaan?! Kak Mark tuh gak jelas! Pemandangan dari mana beruk terbang!!" balasnya tak kalah ngegas. "Siapa yang nikmatin beruk?! Kakak loh nikmatin pantat Momma sama Mommy!"

"Damn, asetku!" Jeno langsung mengesot ke arah Mommy-nya lalu langsung memelukny dari belakang. "Kenapa Baby?" Tanya Jaemin tetap fokus memperhatikan penjelasan Haechan sementara tangannya mengelus lengan Jeno.

"...nah karena itu kenapa tiba-tiba investor batalin rencana mereka untuk menanam sa---AKH" penjelasan Haechan terlotong karena tiba-tiba Mark mendekat dan meremas pantatnya.

Di lain sisi Jeno juga ikut mengambil alih konsentrasi ibunya. Tapi tunggu dulu, kita tidak akan mengadakan pesta sex malam ini, boys.

Meskipun sedikit terpancing dengan anak mereka, kedua single parent ini harus menahan bocah dengan nafsu meletup-letup itu. Demi kebaikan finansial mereka dan reputasu perusahaan. Turun beberapa persen saja memang tidak akan menimbulkan kerugian, tapi tetap saja itu uang, berapapun jumlahnya itu akan memengaruhi pandangan orang terhadap suatu perusahaan.

Business is business

And the motherfuckers is the sweetest obstacle.

"No, boy! No!" Cegah Haechan sambil menahan tangan Mark yang sedang mencubiti putingnya. "Ma!" Balas Mark tak terima. "Apa?! Mau cuti dulu seminggu?? Iya?!" Balas Haechan tak kalah galak.

Yhaaa Mark, selamat colay

"Denger kan, kata Momma? Jangan dulu ya Baby, besok Mommy kasih yang ekstra deh" kata Jaemin lembut dengan tangan kurusnya mengusap pipi si hidung perosotan. Jeno memberikan eye-smilenya kemudian mengangguk dan berlalu ke kamarnya untuk segera tidur, supaya lebih cepat meraih esok hari dan mendapatkan servis dari sang Mommy.

Mari tinggalkan 2 bocah penikmat anal itu.

"Jangan galak-galak ih sama Mark, ditinggal cari lubang lain tau rasa kamu" kata Jaemin kepada Haechan yang fokus kembali melihat berkas. Haechan menghela napas kemudian merebahkan kepalanya ke meja di hadapannya.

"Nggak galak. Cuma nih ya, aku kasih tau. Keseringan having sex itu gak baik. Aku sih suka-suka aja mau lakuin sama Mark, tapi gimanapun, they're quite young! Terlalu sering having sex bisa ngasih dampak negatif mentally" kata Haechan.

"I love my son, I want him to get what's best for him. Even nanti di masa depan dia bakal jatuh cinta sama orang lain atau perempuan lain aku juga gapapa" lanjutnya.

Mommy ● Nomin.•☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang