Chuuya bersemu melihat pesan terakhir di roomchat itu sebelum membalas dengan gengsi tinggi. Astaga. Dia tidak pernah merasa diberi kasih sayang sebanyak yang Dazai berikan.
Hidup Chuuya penuh dengan satu kata. Kecewa. Dikecewakan-mengecewakan. Setiap waktu yang dia habiskan hanya untuk membayar kekecewaan itu.
Ia mengecewakan kakaknya karena memilih pria yang salah dan memiliki dua anak dalam pernikahan tersembunyi. Ia mengecewakan anak-anaknya dengan memberi makan uang hasil jual diri. Ia mengecewakan suaminya karena mencintai orang lain, Dazai Osamu.
Ia mengecewakan Dazai karena membiarkan barang pemberiannya yang berharga dipakai orang lain, lalu berbalik menyudutkannya. Dan semua tindakan kekanakan itu, Dazai tetap memaafkan. Chuuya ingin mengatakan yang sejujurnya, bahwa ia dipaksa memberi hoodie itu untuk kekasih suaminya, bahwa ia bahagia karena Dazai menyukainya, bahwa ia pun merasakan dia menyukai Dazai.
Tapi dia tidak bisa. Dia tidak bisa mengatakan pada Dazai.
"Nakahara-san?" Saigiku Jouno adalah pengacara yang disewa kakak Chuuya untuk perceraian. Mereka tidak punya uang banyak menyewa pengacara yang lebih baik. Ribuan dolar yang diberi Dazai dan pelanggan-pelanggan sebelumnya, Chuuya tidak memegang sepeserpun. Uang itu ia beri sebagian pada Sang Kakak untuk biaya rumah tangga karena Chuuya menumpang, lalu sisanya pada sang suami, selaku orang yang menjatuhkannya ke jurang prostitusi.
"Apa kata suamiku?" Mereka menuju sidang kedua setelah Chuuya kalah di yang pertama seminggu lalu. Dia melakukan serangkaian panjang mekanisme karena masih memiliki kewarganegaraan Prancis dan hal inilah yang membuat semua sulit. Terlebih karena Chuuya sendirian di Jepang, tanpa wali dan teman. Hanya seorang kakak yang selalu menatapnya rendah.
Dari awal, Chuuya menyesal memilih pria itu. Chuuya tidak mengerti apa yang terjadi sampai bisa melahirkan dua anak darah daging manusia manipulatif macam dia. Tapi mereka tidak bersalah. Chuuya sangat bahagia ketika Dazai mengatakan malaikat-malaikat kecilnya amat sangat manis saat semua orang menganggap mereka adalah buah dari kesalahan.
"Apa Anda yakin dengan pengajuan ini?" Saigiku mendorong maju selembar surat pernyataan. "Anda merelakan semua uang hasil pekerjaan Anda untuk menuntut hak asuh?"
"Anak-anakku akan mati kalau bersama pria itu," Chuuya menghela napas. Dia berada di posisi sulit karena suaminya membuat dia sebagai orang tidak benar yang menjual diri dan bersenang-senang menelantarkan anak agar diurus Kakak sepupunya. "Saigiku-san, apa itu mungkin?"
"Sulit.. Suami Anda jelas menginginkan semua hak harta dan hak asuh. Sidang pertama kita dipukul telak, jika saja Kakak Anda yang sinis itu tidak angkat bicara pasti tidak ada kesempatan kedua."
Chuuya menggigit bibir. Ia merasa dibawah tekanan besar dan hanya bisa berdoa.
Kesalahannya ada dari awal. Ketika Chuuya menerima perintah suaminya untuk mendaftar sebagai pelacur di website sialan. Seharusnya dia melapor telah diancam. Atau lebih awal, ketika pemuda itu mengajak Chuuya menikah. Akan lebih baik jika dari awal dia membesarkan anaknya sendiri.
"Jika Anda bersedia membuka kebenaran tentang website itu, mungkin kita punya kesempatan."
"Jangan..."
"Chuuya-san?"
Chuuya tidak punya muka diumumkan sebagai pelacur di hadapan peserta sidang, terlebih di hadapan kedua anaknya. "Apa ada cara lain? Hak asuh saja, kumohon."
Saigiku mengerutkan dahi prihatin, "Saya akan berusaha." Dia menggenggam tangan Chuuya, memberi semangat. "Chuuya-san, apa Anda masih bermain di sana?"
"Tidak lagi. Tapi aku belum bisa keluar." Satu-satunya alasan Chuuya masih menggunakan web itu adalah untuk berhubungan dengan Dazai Osamu. Tapi karena sekarang mereka memiliki media lain, Chuuya tidak membutuhkannya lagi. Dari awal dia memang berniat keluar setelah perceraian ini sah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Camellia Is A Passion
FanficDemi melindungi diri dari mati kebosanan akibat lockdown, Dazai Osamu memutuskan mencoba sebuah situs chatting. . . Complete . . Bungou Stray Dogs hanya milik Asagiri Kafka dan jejeran artis kecenya. Seluruh fanart yang saya gunakan adalah milik p...