Dua

55 13 0
                                    

.
..
..

Hari minggu dimana hari bebas bagi seorang Kanaya. Bagaimana tidak? Buktinya saja sekarang sudah pukul sebelas siang tapi Kana belum beranjak dari tempat tidurnya.

Kana sudah bangun sebenarnya tapi ia memilih mendengarkan musik dengan santai seperti saat ini.

Tapi lama kelamaan Kana bosan dan memutuskan untuk keluar dari kamarnya.

Saat ia menuruni tangga, terdengar jelas suara ramai dari ruang tamunya. Dalam hati Kana bertanya siapakah yang datang? untung saja ia sudah mandi dan berpakaian rapi, jadi ga buluk-buluk amat dilihat orang.

"Kana sini dulu sayang" panggil Nara -bunda Kana.

Kana melirik dan mau tidak mau ia menghampiri bundanya.

"Sini sayang duduk" ucapnya lagi.

Dengan terpaksa Kana duduk di samping Nara.

"Ini anak kamu ra? Cantik banget ya ampun" ucap perempuan yang ada dihadapan Kana.

Kana hanya tersenyum yang canggung.

"Kana ayo kenalan sama tante dan om" ucap mr Darwin.

"Kanaya Permata Darwin bisa dipanggil Kana" ucap Kana tanpa basa-basi.

"Hallo Kana, Perkenalkan saya Krystal, kamu bisa panggil saya tante Ital. Dan ini suami saya Joshua kamu bisa panggil om Jo" ucapnya

Kana hanya mengangguk.

"Oh ya Kana, ada yang ingin papa sampaikan sama kamu. Papa harap kamu mau menerimanya" ucap mr Darwin.

"apa?" jawab Kana.

"Papa mau menitipkan kamu sama tante Ital dan om Jo untuk dua bulan ke depan selama papa dan bunda keluar negeri" ucap mr Darwin.

Hening seketika.

"Gausah. Makasih, Kana di rumah aja sama Bi Ina" ucap Kana yang langsung bangkit dari duduknya.

"Papa belum selesai Kana!"

Kana diam sampai papa nya mulai berbicara lagi.

"Niat papa itu baik menitipkan kamu sama sahabat papa biar kamu juga tidak kesepian dirumah. Apalagi mereka juga punya anak yang bisa nemenin dan jagain kamu" ucapnya.

Kana menghembuskan nafas berat.

"Dengar ya pah, Kana udah besar. Dan Kana juga ga ngerasa kesepian karena Kana punya bi Ina yang selalu nemenin Kana".

"Kamu jangan ngebantah ya Kana! Pokonya papa ga mau tau kamu harus nurut sama papa!"

Kana memutar bola matanya malas dan pergi dari sana. Sebenarnya ia sudah menahan tangis sejak papa nya berbicara dengan nada sedikit membentak.

"Sudah bro, jangan dipaksa kalo anak lo ga mau tinggal sama kita. Toh dia juga punya kebebasan sendiri untuk menentukan pilihannya" ucap Joshua.

Kana yakin, pasti papanya sudah menahan emosi yang begitu besar. Tapi Kana tidak peduli. Ya begitulah sifat Kana.

•••

The lost LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang