seluruh siswa yang berada di kelas 12 ips baru saja dipanggil ke lapangan sekolah. mereka diperintahkan untuk membuat barisan yang rapi, lalu duduk di lapangan. nasib baik, cuaca tidak panas hari ini. mendung dan sepertinya sebentar lagi hujan akan turun.
di depan sana, di dekat tiang bendera, berdiri kepala sekolah, guru sosiologi, dan wali kelas ips 1-4. iya, di sekolah ini kelas ips hanya ada empat kelas saja per angkatan, sedangkan ipa ada enam. jadi total seluruh kelas per angkatan adalah sepuluh.
jevin, haikal, juna, dan jeno berada di kelas 12 ips 2, sedangkan kia di 12 ips 1. kalau leo dan aji masih kelas 11, mereka juga anak ips 2.
satu sekolah paham bagaimana solidnya hubungan antar anak kelas 12 ips, terlebih murid laki-lakinya. mereka kenal satu sama lain, selalu menyapa jika berpapasan di jalan. terkadang saat jam istirahat kedua pun, anak ips akan memenuhi lapangan untuk bermain bola bersama dengan beberapa anak dari kelas ipa.
hal ini menjadi terkadang menjadi perbincangan di kalangan murid dari kelas ipa. mereka salut dan cukup iri dengan solidaritas dari anak-anak ips. karena terkadang, anak ipa bertengkar dengan kelas lainnya, sedangkan tidak pernah terdengar kabar bahwa anak ips bertengkar dengan sesama ips.
tak hanya itu, terkadang murid laki-laki kelas 12 ips juga berkumpul di lapangan bersama dengan adik kelas yang juga sama-sama anak ips. mereka tidak ada membeda-bedakan apakah mereka senior dan harus lebih dihormati oleh junior. mereka santai, karena gila hormat tidak ada gunanya bagi mereka.
rayhan, ketua osis yang merupakan murid dari kelas ipa 1 pernah bertanya kepada haikal, apa yang membuat anak-anak ips begitu kental pertemanannya dan sangat jarang bertengkar.
"gue juga gak tau sih, caranya tepatnya gimana. tapi menurut gue sama yang lain nih, pertemanan itu penting apalagi di sma kaya sekarang. gue percaya kalo masa sma itu paling indah, bener bro buktinya gue ketemu temen-temen yang ajaib di sini. mereka lebih dari temen sih, buat gue. lo bayangin aja, kalo di kelas ada satu yang kena hukum gara-gara gak ngerjain tugas, pasti selalu ada yang bantu, walaupun gak semua. kaya kemaren gue kelupaan bikin tugas peminatan biologi sampe dipanggil ke depan kelas terus diomelin, eh tau-tau jevin sama alif maju juga bilang lupa bawa buku hahaha. padahal mereka udah selesai, gue tau."
"yah di kelas gue boro-boro begitu, kal. ada yang nanya tugas yang mana aja ogah-ogahan jawabnya. apalagi mau nyontek. anaknya pada ambis semua, sih," ujar rayhan.
haikal tertawa kecil. "ya itu kali ya bedanya. di kelas gue juga ada kok yang ngambis, tapi gak sampe lupa temen gitu. karena prinsip ips 2 itu solidaritas di atas segala-galanya. nilai emang penting, tapi temen juga gak kalah penting. jadi seimbangin aja dah."
"pernah gak sih yang cewek-cewek ribut? herannya gue, anak cewek di kelas gue bisa berantem bahkan sama temen sebangkunya."
"pernah lah! adu mulut bahkan sampe kita yang cowok pusing, apalagi kemaren lagi mabar. akhirnya si juna tuh yang gebrak meja karena kesel dia kalah, ilang fokus. terus dia omelin balik anak ceweknya bilangin kalo mau berantem di lapangan aja, ganggu suaranya. diem deh mereka, tapi belum maafan sampe seminggu baru deh baik."
"kadang gue kalo liat lo sama anak yang lain ngumpul rame-rame mikir, coba aja dulu gue ambil ips pasti seru. soalnya jarang banget kita yang ipa ngumpul kaya kalian, gak pernah malah."
*diajak aja, han. atau join di kita juga gak masalah. ya emang sih temen-temen gue beberapa suka kesel sama anak ipa, apalagi yang ips 4. soalnya lo tau lah masalah yang anak ipa 2 ngatain anak ips 4 itu kaya anak buangan sekolah, paling akhir. itu bikin mereka gak suka, ilang respect. padahal di ipa 4 itu banyak yang pinter, apalagi yang jago olahraga."
KAMU SEDANG MEMBACA
unspoken thing - jaemin
Fanfiction(lokal, lowercase) segala hal tentang perasaan memang rumit. untuk beberapa hal, merelakan itu perlu. namun ternyata egois juga bukan pilihan buruk. "jev, cewek lo mana?" tanya juna. "gak tau, kemana yak," sahut jevin enteng. "sama jeno tuh, tadi g...