07

2.7K 227 9
                                    

"Aku malas sekali harus begini huh." Haechan tergesa karena sialnya ia bangun telat dan hari ini merupakan jadwal kuis dari dosen.

Ia juga kesal karena Jeno tak bisa dihubungi padahal ia ingin sekali berbonceng dengan sahabat menyebalkannya itu.

Sekarang ia harus berlari sepanjang 3 km menuju kampusnya.

Berhubung cuaca sedang berpihak padanya ia segera berlari dengan cepat!

Sesampainya pada kampus ia segera memasuki kelas dan ia terkejut oleh ulahnya sendiri karena pintu itu menabrak dinding dengan keras dan memulainya decakan pada seluruh mahasiswa.

"Syukurlah." Lirihnya, kelas kuis belum dimulai. Jeno tersenyum terhadap Haechan. Kesal, namun ia menahannya karena tak ingin bermasalah.

"Sialan kau, apa kau ingin mati? kau tahu aku begadang karena mengerjakan tugas musik oleh Dosen Kim? Lihat saja nanti saat pulang." Jeno tertawa. Melihat wajah Haechan yang kusut menambah suasana hati Jeno menghangat.

Ia sangat rindu dengan celotehan Haechan. Sangat jarang akhir-akhir ini mendengar Haechan mengomel. Hidup Haechan yang sudah seperti kutukan menjeratnya seperti belenggu.

"Aish- kau saja yang sulit dibangunkan. Kau tau, wajahmu masih kusut. Wajahmu masih kusam. Apa kau tak mandi?" Bibir Jeno mencebik. Seharusnya ia tau kalau Haechan sudah tidur sedari tadi. Ia tak harus berbicara sendiri.

.

"Hey Mark kau tau siapa yang ku temui kemarin? dia sangat manis. Saat tersenyum matanya membentuk bulan sabit. Aromanya seperti peach, kau tau kan aku suka peach? seandainya dia mateku. Pasti akan sangat ku cintai. Bukan itu saja-"

"Jaemin diamlah, kau tak pegal berbicara banyak seperti itu?" Mark pergi dari kantin. Sebenarnya ia lapar dan ingin makan.

"Dasar pak tua yang menyebalkan. Padahal aku ingin cerita bagaimana manisnya dia. Dia juga pasti akan menganga melihatnya." Bibir Jaemin dipastikan akan tebal karena terlalu banyak bicara. Sudahlah kita tinggalkan saja dengan monolognya.

Mark berjalan di sekitar taman. Sebenarnya dia bukan orang yang menyukai suasana taman. Tapi sunyinya membuat Mark tenang.

Ia merenung. Tak tau apa yang harus dilakukannya saat pernikahannya dengan Haechan berlangsung. Bisa-bisanya ia dijodohkan dengan Haechan yang miskin.

"Ia cukup manis, tapi apa yang terjadi kedepannya." Ehm- mungkin ia tak sadar mengucapkan itu.

Hari ini sudah tidak ada jadwal. Namun ia tak ingin bertemu dengan ayahnya di rumah. Kebetulan ayahnya juga sedang cuti.

Apa sebaiknya ia pulang ke apartemen. Disana lebih baik. Bertemu dengan Ji Eun lebih baik.

---------------------------------------------------------

A/N
Akhirnya aku update. Sebenernya sih ini work dengan kata terbanyak yang aku tulis. Maaf banget ya yang buat nunggu ini. Aku ngumpulin mood susah banget:( tapi semoga rasa rindunya terobati hihi. Happy reading!

Exchange Souls [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang