04

3.2K 315 6
                                    

Haechan bangun dari tidurnya yang pulas. Dia tak langsung bangun, memikirkan kejadian lalu yang membuat trauma yang ia pendam muncul kembali.

Teriakan itu. Suara bentakan. Emosi yang menggebu-gebu. Ia yang tak bisa berucap sepatah katapun.

Untung sahabatnya, Jeno. Memeluknya dengan erat hingga tangisnya mereda. Menemaninya untuk beristirahat sejenak dirumahnya sehabis kejadian itu. Mengompresnya dengan air dingin karena ia sempat demam dan shock.

"Haechan, kau sudah bangun?" Pintu terbuka menampakkan sosok manis dengan raut wajah yang tenang.

Ia menoleh, memberikan senyum terbaiknya pada Jeno.

Dengan lembut berkata, "Ya aku sudah bangun, terima kasih sudah merawatku." Jeno berlari menghambur memeluk sahabatnya yang manis itu.

Ia sangat riang. Hechan tertawa, mengikuti suasana ia pun ikut tertawa. Ahhh...persahabatan mereka sangat imut.

"Sudah-sudah aku baik-baik saja. Lihat!" beranjak dari kasur, berputar dengan riang. Haechan menunjukkan kalau ia sudah sehat.

"Ya ya, aku percaya sahabat jelekku." Jeno terbahak.

Haechan mendengus, selalu saja ia begitu.

"Ini sudah sore, bagaimana kalau kau mandi dan pergi ke night street food di Myeongdong?" Ia ingat di tempat itu banyak street food yang enak.

"Boleh juga. Tunggu sebentar, aku akan cepat." Masuk ke kamar mandi dengan riang, Haechan tak sabar. Tummy-nya akan berteriak dengan senang nanti.

.

Bersiap di depan kaca. Menyisir rambutny dengan sisir. "Hmm, aku cukup tampan."
Katanya dengan percaya diri.

Turun tangga menyusul Jeno untuk menunggu bus di halte. Tak berbohong, ia sangat senang hari ini.

Bus pun tiba, mereka berbincang kecil sambil menaiki bus. Duduk di barisan paling belakang.

Sampainya di Myeongdong, mereka berlari kecil untuk berburu makanan dari Corndog hingga tteokbokki pedas milik Paman Han langganan mereka pastinya.

Berjalan kaki di sepanjang jalan Myeongdong. Terasa kenyang, mereka pergi ke sungai Han dengan berjalan kaki -untuk membakar kalori-.

Duduk di kedai es krim pinggir sungai dan memakan es krim merupakan suasana tak asing bagi mereka.

Angin malam menerpa mereka dengan lembut.

Kedua mata mereka menutup menikmati segarnya udara di malam hari itu. Melepas stress dengan bepergian bersama orang tersayang memang terbaik.

"Hari sudah malam. Bukankah sebaiknya kita pulang Haechan?" Berkata pada Haechan yang sudah kembali memakan es krim cairnya tadi.

"Baiklah, sudah cukup kita bepergian. Tidak baik pulang larut malam." Beranjak membayar es krim yang mereka makan.

.

Haechan menutup pintu rumahnya. Ia memutuskan untuk kembali kerumahnya, tak enak untuk merepotkan sahabatnya karena terus menginap di rumah Jeno.

Pergi ke kamar satu-satunya dirumah itu. Merebahkan tubuhnya di atas kasur lapuk itu.

Ia meikirkan bagaimana ia dijodohkan oleh Mark itu.

.

-Flashback-


"Mark lihat, ini anak sahabat ayah dulu. Manis bukan?" Haechan tersenyum malu. Namun, melihat Mark menghela nafas dengan kasar, ia tak lagi mempertahan senyumannya.

"Siapa lagi yang Ayah akan jodohkan denganku? bukannya aku sudah bilang kalau aku akan memilih jodohku sendiri. Persetan dia mateku atau bukan." Ayah Mark marah. Urat-urat lehernya mengeras, tetapi ia berhasil tahan.

Haechan terkejut bukan main mendengar penuturan Mark yang terkesan dan tajam pada Haechan.

"Terserah Ayah, tetapi aku tak sudi menikah dengannya." Beranjak dari sofa, dan menutup pintu kamarnya dengan kasar.

"Maafkan Mark ya nak, ia memang begitu." Ayah Mark meminta maaf dengan nada penyesalan yang dalam.

"A-ah tidak apa paman, saya maklum." Tersenyum. Tersenyum memang topeng Haechan. Ia cukup sakit hati dengan perkataan Mark tersebut.

.

Ia menghela nafas. pertemuan pertama kali yang buruk, pikir Haechan.

Ia tak tahu bagaimana nasibnya kedepannya setelah menikah dengan Mark.

Ya Mark menerima tawaran perjodohan ini. Ia berdoa untuk masa depan yang baik.

Tetapi Haechan akan merasakan yang tak ia rasakan sebelumnya dengan Mark nantinya.

-----------------------------------------------------------
A/N
Hallo, ada yang nunggu updetanku? hihi.
Sorry karena ngilang, ini karena beberapa hari lalu aku mentok nggak tau buat ngelanjutin plus nggak ada mood buat update.

Thank you, buat yang nunggu cerita ini. Kecup manjah buat ghost reader mwaaah😭🖐

Exchange Souls [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang