Arran Arby

7 4 0
                                    

Seluruh anggota keluarga langsung berdatangan. Lorong rumah sakit seakan  sesak oleh kedatangan keluarga Haiden yang sangat cemas dan ingin menghibur permata  Haiden tersebut.

Paruh  baya berkepala empat itu sudah menulikan pendengarannya yang  sedari tadi telah dikuliahi oleh keluarganya. Diomeli dan dicaci. Dirinya takkan ambil pusing, atensinya  sekarang hanya pada putrinya yang  sedang ditangani dokter yang sangat mumpuni dibidang itu. Kalau permatanya itu sampai kenapa kenapa ia berjanji  tak akan memaafkan dirinya sendiri.

"Sedari tadi mama lihat sepertinya Luna dan anaknya tidak ada disini.
Haiden, jangan sampai mama berprasangka yang bukan bukan sama mereka" wanita bersanggul rapi
itu akhirnya mengeluarkan unek uneknya. Putranya Haiden, sedari tadi
hanya menatap kosong lantai lorong
rumah sakit. Lamunannya buyar seketika mendengar penuturan sang mama.

"Sengaja Haiden suruh Luna dan Mairan tinggal di rumah, takut nantinya kondisi Aiyzell memburuk" Haiden tak ingin menyangkal apapun ucapan mamanya dan berlurus saja,
Tidak ingin membuat kondisi putrinya memburuk, dan pastinya istrinya Luna selalu memahami suaminya tersebut.

Arran pum sejak tadi tak melepaskan pandangannya dari ruang operasi itu.
Bolak balik mengitari ruang itu dengan perasaan gelisah, dan jangan lupakan niatnya ingin menghancurkan pintu kaca yang membatasi dirinya dan lady nya tersebut. Dan caci maki yang mati matian ditahannya kepada para dokter idiot itu. Sudah lebih dari 5400 detik nya terbuang sia sia mondar mandir dengan keadaan yang amat menyedihkan. Ah, sudahlah. Dirinya takkan pernah mengutamakan penampilannya untuk sekarang ini.

Sesekali anggota Haiden tersenyum ruah, bukan menjadi rahasia lagi bagi mereka mengetahui pelayan muda tampan itu sangat memuja putri permata Haiden tersebut. Haiden mengingatnya, Arran Arby dibawa oleh almarhumah istrinya Sarah ketika usianya masih 10 tahun. Tepatnya di taman yang berseberangan dengan Sekolahnya Aiyze. Saat itu Arran berdiri mematung menatap hampa ke penjuru sekolah. Memakai kameja putih, celana hitam mengkilap dan dasi kupu kupu serta topi yang melingkar indah di kepalanya seperti kalangan anak konglomerat yang tersesat. Setelan pakaiannya benar benar berbeda dari anak seusianya. Rapi tampan dan memiliki aura yang berkharisma.

Sarah berjalan mendekatinya. Ingin bertanya kenapa ia hanya sendirian disini. Padahal untuk anak seukurannya itu sangat berbahaya, umur yang sangat rentan untuk penculikan anak.

Dari tatapan hampa anak lelaki berumur 10 tahun itu Sarah tau ternyata Arran kecil sangat kesepian,
Bukan sekali dua kali Arran mengunjungi taman dan menatap kosong ke arah sekolahan di depannya. Ia tak pernah merasakan seperti apa itu suasana sekolah. Ia selalu belajar sendiri di rumah dalam pengawasan seluruh para pengawal dan guru pilihan yang didatangkan.

Dan sedikit terpukul mengetahui kedua orang tuanya meninggal tanpa sebab. Arran akan berjanji kelak akan memberi hukuman tanpa ampun pada siapapun yang merenggut nyawa orangtuanya. Arran sebatang kara, tak memiliki siapapun lagi.

Tak terasa air mata bocah itu tumpah dihadapan Sarah. Hatinya ikut berdenyut ikut serta merasakan kisah bocah 10 tahun itu. Ini juga suatu hal yang baru bagi Arran mengisahkan ceritanya kepada orang lain.

"MAMIIIII!!"

kontan dua orang itu menoleh ke asal suara melengking itu. Gadis berambut coklat dan berkulit pucat berlari riang menghampiri mereka.

"Jangan lari larian, Aiyzel" peringat Sarah. Aiyzel hanya menyengir sebagai respon. Ia menggulirkan pandangannya kala mendapati sosok asing disekitaran mereka.

"Wah kamu ganteng banget. Kenalin aku Aiyzel" Aiyzel menggosokkan tangan kanan di seragam nya lalu mengulur tangannya dihadapan Arran.

Arran terkejut mendengar ucapan gadis di depanya. Baru saja spontan gadis itu memujinya? Dengan tetap mempertahankan ekspresi datarnya Arran menyambut uluran tangan Aiyzel. Dalam hati ia mengukir sunggingannya dan tanpa sadar gadis itu yang akan selalu menjadi tempat pulang dan kembalinya Arran. Gadis itu dan senyuman manisnya.

Tbc
.
.
.
Senin, 02 november 2020

Riau📍

Poor love the girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang