Kasih tau kalau ada typo
Happy Reading
Jeno bangun di dalam keheningan. Jeno merasa sendiri.
Sendiri?
Jeno segera terbangun dari tidurnya. Ia menyalakan lampu dan melihat kasur di sebelahnya. Kasur yang hanya terhalang oleh nakas dan lampu tidur.
Kasur Jaemin
Dan
Itu
Kosong
Jeno berdecak namun tidak dapat ia pungkiri bahwa hatinya juga panik. Jeno tidak akan memaafkan kalau kalau Jaemin pergi balapan lagi.
Dilihatnya jam di nakas, sudah pukul 04.15. Mungkin sudah mendekati subuh dan roommate nakalnya itu menghilang.
“Nana, lo kemana sih”
Jeno keluar dari kamarnya dan berjalan mencari Jaemin yang menghilang –lagi- malam ini.
Kakinya membawanya untuk menuruni tangga menuju lantai bawah. Jeno bersumpah bahwa dia akan menghukum Jaemin karena bocah nakal itu sudah menyita waktu tidurnya selama 30 menit.
“Ish, kok salah terus sih”
Jeno mendengar sebuah suara yang ia simpulkan adalah suara rengekan dari roommatenya itu. Lalu Jeno berjalan ke arah ruang santai di asrama.
Asramanya memang memiliki satu ruang santai agar penghuni asrama bisa rileks saat hari libur. Disana ada Jaemin yang sedang duduk di lantai dengan ditemani secangkir kopi dan tangannya sibuk menulis dan di sampingnya terdapat sebuah laptop yang menyala. Bisa ia simpulkan bahwa Jaemin sedang mengerjakan tugas.
Namun dengan bodohnya ia masih bertanya juga “Ngapain na?”
Jaemin terkejut dengan suara Jeno. ia pikir Jeno tidak akan bangun jika tidak merasakan atensiya di kamar.
“Nugas” Jawab Jaemin.
“Subuh gini lo nugas? Nugas apa sahur lo? Apa sholat tahajud?”
“Bacot banget Jeno”
Bukannya kesal, justru Jeno malah tertawa dengan cukup kencang, membuat Jaemin takut kalau kalau Jeno dirasuki makhluk tak kasat mata.
Setelah berhenti tertawa, Jeno barulah duduk di sebelah Jaemin. “Dari kapan disini?”
“Jam 1”
“Niat banget ngerjain tugas jam segitu”
“Tadinya gaakan ngerjain, tapi pas jam 1 kebangun tadi gue keinget ini tugas buat nilai tambahan, yaudah gue ngerjain deh”
“Mau dibantuin?”
Dengan wajah aegyo dan rengekannya Jaemin mengangguk dan memohon pada Jeno “Mau. Pliss” Tapi dengan Jahilnya Jeno malah mengerjai Jaemin. “Iya, gue bantu. Bantu doa tapi”
Dengan segera Jaemin mendatarkan wajahnya dan menatap tajam Jeno. “Enyah aja lo”. Tanpa melihat ke arah Jeno, Jaemin melanjutkan tugasnya yang sedari tadi diacuhkan karena menjawab pertanyaan Jeno.
Jeno melihat kantung mata Jaemin yang menghitam menjadi tidak tega.
“Kenapa ngerjain disini sih na? Kenapa ga di kamar?”
Tanpa melepaskan pandangan dan tangan dari tugasnya, Jaemin menjawab “Disini wifi bagus, di kamar ga terlalu. Dan lo tau kan, gimana kalau gue ngerjain tugas?” Jeno mengangguk anggukan kepalanya memaklumi. Jaemin memang sangat berisik jika sedang mengerjakan tugas. Entah itu kekesalannya, ataupun pergerakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adiós || Nomin ☑️(Unpublish)
Diversos[REMAKE - Complete] BACA DULU DESCRIPTION. DILARANG MEMBAWA/SS CERITA SAYA UNTUK DIJADIKAN KONTEN DI TIKTOK ATAU PLATFORM LAIN. PLEASE Tidak ada yang lebih menyakitkan dibandingkan mengatakan "Goodbye" Start : 30-05-2020 End : 25-09-2020 Warn! BxB ...