Asami mengernyit saat menghubungi Akhito dan malah terjawab oleh suara Takato.
"Ano... Asami-san... Aki.. etto..."
"Suruh Suoh menghubungiku." satu kalimat dan Asami menutup panggilannya.
Tak butuh waktu lama sampai Suoh menghubungi dirinya.
"Asami," ujar Asami.
"Asami-sama. Saya minta maaf. Terjadi kecelakaan kecil dan Takaba-sama...."
Telinga Asami terasa bermasalah. Dia tidak yakin dengan yang dia dengar dari Suoh. Akhirnya, Asami memilih menyuruh Suoh dan rombongan anak muda itu ke kantornya saat ini juga.
Sekitar satu jam kemudian, pintu ruangannya diketuk dari luar. Asami menatap pintu itu dan menatap kirishima yang masuk lebih dulu. Wajah Kirishima nampak gugup dan sedikit menunjukkan kebingungan yang nyata.
"Mereka sudah datang?" Tanya Asami.
"Sudah, Asami-sama. Hanya saja..."
Baru Kirishima berujar, sesosok anak kecil dengan jaket kebesaran yang sampai terseret-seret berlari ke arahnya. Tanpa sempat Kirishima menangkap, anak itu menghampiri Asami dan memeluk kaki Asami yang tengah duduk di kursinya. Terkejut? Sangat.
Asami menatap bocah yang sedang memeluk kaki kirinya dengan erat. Bocah berambut cokelat madu, bermata hazel yang menampakkan keberanian itu nampak sangat Asami kenal.
"Takaba?" Tanya Asami pada Kirishima dan Suoh, mengabaikan anak bocah itu.
Kirishima meneguk ludahnya begitu pula Suoh, Takato, dan Kou. Mereka berempat bingung harus menjawab apa.
"Aku!" Ujar anak itu membuat Asami menunduk.
"Kau?"
"Takaba Akihito! Aku!" Ujar anak itu lagi sambil menunjuk dirinya sendiri dan mengangkat tangan layaknya seorang murid yang diabsen oleh gurunya.
Demi apa?! Akihito-nya yang sering dia kerjai dan baru beberapa jam yang lalu dia ajak "bertarung" tiga ronde berubah jadi anak empat tahun dengan pipi gembul?
Jiwa Asami menjerit walau raut wajah dan sorot matanya nampak datar seperti biasa.
"Ojiichan tahu aku? Ojiichan teman toucan?" Tanya Akihito dengan polosnya.
Serius? Anak itu bahkan memeluk kaki Asami tanpa tahu siapa Asami? Mimpi apa Asami semalam?
Asami mengangkat anak itu seperti mengangkat anak kucing. Dia menatap anak itu dengan tatapan tajamnya. Ditatap begitu mata hazel Akihito berair. Dia mulai ketakutan. Dan...
"Uwaaa....!!!!" Jeritnya dengan keras.
Akihito terisak kuat. Dia memanggil-manggil ayahnya. Tangannya mengusap-usap kedua matanya. Wajahnya memerah seiring dengan tangisannya yang sangat kuat. Asami menghela. Memang seperti Akihito.
Dia meletakan Akihito di atas pangkuannya. Dia juga dengan canggung menepuk punggung Akihito. Tangis Akihito mereda. Hanya isakan kecil yang terdengar. Dia menarik rompi milik Asami dan meremasnya dengan kuat sebelum lama-lama dia tertidur di pangkuan Asami.
"Ada yang mau kalian jelaskan?" Tanya Asami pada Suoh dan kedua teman Akihito.
"Umm... begini Asami-san. Kami pergi ke sebuah kuil, tak jauh dari sana ada sumur tua. Akihito meminum air di sumur itu. Lalu, dia jadi kecil begitu." ujar Takato.
Asami melirik Suoh.
"Saya sudah bertanya pada biksu penjaga kuil. Biksu mengatakan, air itu mengabulkan ucapan kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
AsaAki One Shoot Fanfict
FanfictionHanya sebuah oneshoot aja. disclaimer: Yamane Ayano