1. Dua Garis Merah

2.3K 84 61
                                    

Mendoakan adalah cara terbaik berjuang tanpa harus kehilangan.

-kutipan-

_________________

⚠️
Mentioning abortion

Nara duduk diam di dalam toilet apartemen-nya yang berada di jantung kota Osaka. Satu tangannya memegang alat tes kehamilan, sementara tangannya yang lain menutup kedua matanya tidak berani melihat. Sudah dua menit dia menunggu tapi tak juga berani membuka matanya.

"Be brave, Nara!" serunya sebelum menghela napas dalam dan perlahan membuka matanya.

Bibirnya menganga ketika dua garis merah bertengger manis pada alat tes kehamilan itu.

"Shit!"

.TWEL Extended.

Membagi berita apakah itu berita baik maupun buruk kepada orang lain terkadang memang sulit. Si pemberi berita biasanya harus memikirkan basa-basi terlebih dahulu sebelum ke inti cerita yang mau disampaikan. Namun, jika orang yang ingin diberikan berita adalah dia yang begitu dekat dan akrab, seharusnya tak sesulit itu.

Sudah lima belas menit, Nara mondar-mandir di hadapan Hikaru yang sedang menonton serial kartun Jepang dengan tokoh utama anak kecil bernama Anya. Sampai-sampai Hikaru mengeluh karena Nara tak juga duduk, hanya memandang layar ponselnya dan meragu.

"Nara, kalau kau tak diam dan duduk dengan tenang, aku sendiri yang akan menelepon Johnny," ancam Hikaru.

Nara memanyunkan bibirnya. "Sungguh aku takut mengganggu kegiatannya, dia sedang tur album baru."

"Aku paham, tapi setidaknya kalian harus membicarakan ini. Kau harus memberitahunya." Ada nada tegas dalam ucapan Hikaru.

Ya, Hikaru memang benar, Nara tak memungkiri kalau kondisi dirinya saat ini harus diberitahukan pada pria itu. Cepat atau lambat, Johnny harus tahu kalau Nara mengandung anaknya.

"What if, he thinks that this is not a good news? I mean, yeah...siapa pula yang menganggap hamil di luar pernikahan itu adalah kabar baik?"

Hikaru memencet tombol pause pada remote control. Dia mengubah posisi duduknya menghadap Nara lalu menatap sepupunya itu dengan tatapan serius. Bibir Hikaru mengerucut sembari mengeluarkan suara gumaman pelan.

"Jika kau hidup di belahan bumi bagian barat mungkin akan menganggap ini sesuatu yang baik atau biasa saja, tapi karena kita tinggal di Asia, tak sedikit yang menganggap hal ini sebagai aib, Nara."

Hikaru mengambil dua telapak tangan Nara lalu berkata menenangkan, "dengar, aku akan selalu ada di sampingmu, apapun keputusan yang akan kau ambil terkait kehamilanmu."

"Menurutmu, apa sebaiknya ini kugugurkan saja?" tanya Nara.

Hikaru terpana mendengar pertanyaan Nara. "Kecuali yang itu! Dan jangan pernah sekali pun memiliki pemikiran untuk menggugurkan janin yang tak berdosa Nara, aku akan membencimu seumur hidup," ancam Hikaru.

"What if, kakek dan nenek tahu Hikaru? Mereka pasti kecewa padaku." Nara menundukkan wajahnya.

Hikaru menarik Nara ke dalam pelukannya. Mengusap pelan kepala Nara demi menenenangkannya. "Kakek dan nenek harus tahu Nara. But don't worry, we are family, keluarga tidak akan berpaling jika anggota keluarganya mengalami kesusahan, apalagi kau cucu kesayangan kakek." Hikaru terkikik geli. "Aku yakin sekali, dengan segala kekuasaan yang dimiliki kakek, dia bisa saja menyeret Johnny ke sini kalau laki-laki itu lari dari tanggung jawabnya."

Three words Eight Letters 2 [REVISI] ✔ | Johnny SuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang