Suara bel pintu yang memenuhi seluruh ruangan menyadarkan chae won dari lamunannya. Ia bangkit dari posisinya untuk melihat siapa yang datang malam-malam begini ke apartemennya. Saat ia melihat ke layar intercom ia tidak melihat siapa pun disana. Ia memutuskan untuk membuka pintu apartemennya dan mendapati sebuah kantong plastik tergeletak di depan pintu apartemennya. Ia mengambil kantong itu dan membukanya. Kantong itu berisi satu porsi besar tteokboki, dua porsi kimbab dan acar lobak. Chae won mengernyitkan alisnya karena ia sama sekali tidak memesan makanan-makanan ini. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri tapi ia tak mendapati seseorang yang mungkin saja mengantar makanan tersebut. Chae Won berpikir apakah ini milik laki-laki bernama Joong Ki itu yang kebetulan adalah tetangganya. Chae Won baru saja berpikir apakah ia harus kesana atau tidak, saat suara langkah kaki terdengar dan menampakkan sosok laki-laki yang baru saja ia pikirkan itu. Joong Ki berjalan menuju apartemennya.
" Hei, apakah kau memesan makanan-makanan ini ? "
Joong Ki tampak tak mendengar ucapan chae won. Dan chae won dengan terpaksa menghampiri laki-laki yang kini sedang menekan tombol pengaman pintu apartemennya dengan gerakan yang sangat lambat.
" Hei, apakah ini punyamu ? "
" kau berbicara padaku ? "
" tentu saja, kau pikir ada orang lain di lantai ini selain kau dan aku saat ini "
" oh maaf, karena kau tidak memanggil namaku aku pikir kau tidak sedang berbicara padaku, moon chae won-ssi "
" apakah itu penting ? "
" tentu saja. Itu kan hal dasar dalam bersosialisasi, apalagi kita kan tetangga "
" terserah kau saja, dan ambil saja barangmu "
Chae won menyerahkan bungkusan itu pada joong ki yang tampak sedikit tersenyum karena berhasil membuat chae won sedikit kesal.
" mau makan bersamaku ? "
Chae won mengabaikan tawaran joong ki, ia berbalik dan berjalan menuju apartemennya lagi saat tangan joongki menarik lengannya pelan. Chae won menatap tangan itu dan berbalik. Ia menatap joong ki dengan tatapan kesal yang biasanya membuat karyawan-karyawannya ketakutan.
" lepas ! "
Joong Ki melepas pegangan tangannya.
" Maaf " Joong Ki hanya dapat mengatakan satu kata itu saja pada chae won.
Chae won kembali berbalik menuju apartemennya. Dan Joong Ki hanya menatap punggung chae won yang semakin menjauh dan menghilang saat ia masuk ke apartemennya.
**
Joong Ki menatap pemandangan kota dari atas atap rumah sakit. Ia masih terbayang tingkah chae won semalam. Ia berpikir apakah ia terlalu agresif dalam mendekati chae won." jika kau ingin mati, atap gedung di seberang sana jauh lebih cepat membuatmu mati dibandingkan dengan atap rumah sakit ini "
Moon Seung Jun berjalan mendekati Joong Ki sambil membawa 2 gelas kopi. Ia memberikan 1 gelas kepada Joong Ki yang membalasnya dengan senyuman singkat.
" apakah pasienmu banyak hari ini ? Dan apakah ada yang tidak berhasil tergoda oleh pesonamu saat konsultasi denganmu ? "
" pasienku tidak sebanyak pasienmu, dan aku tidak tahu apakah pesonaku bisa menggoda anak-anak yang menjadi pasienku "
" jika ada yang terpesona dan tergoda aku yakin bukan anaknya, tapi ibunya "
" mungkin saja "
" dasar laki-laki gila "
" oh ya seung jun-ah, aku lihat kakakmu jarang keluar apartemen. Apakah ia tidak bekerja ? "
" hyung sendiri jarang pulang ke apartemen karena sibuk operasi dan mengurus pasien "
KAMU SEDANG MEMBACA
1030
Fanfiction" pernikahan adalah pil pahit yang tidak ingin aku rasakan lagi dalam hidup ini " -Moon Chae Won-