13. Layang Pertamamu

363 94 149
                                    

𝙅𝙪𝙯 𝙆𝙚𝙩𝙞𝙜𝙖𝙗𝙚𝙡𝙖𝙨 :𝙎𝙪𝙧𝙖𝙩 𝙥𝙚𝙧𝙩𝙖𝙢𝙖𝙢𝙪 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠𝙠𝙪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝙅𝙪𝙯 𝙆𝙚𝙩𝙞𝙜𝙖𝙗𝙚𝙡𝙖𝙨 :
𝙎𝙪𝙧𝙖𝙩 𝙥𝙚𝙧𝙩𝙖𝙢𝙖𝙢𝙪 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠𝙠𝙪



.
.
.



ーR E N J A H W A N Aー

Kemarin, semuanya terjadi begitu cepat. Tanpa pikir panjang, aku langsung menerima tawaran pemuda jangkung itu. Ia membawa kami menuju rumahnya yang tak jauh dari Horiz. Aku kelimpungan. Tak tahu nomor orang tua Renjana. Ponsel anak itu pun ia password. Pikiranku langsung jatuh pada Javier. KetiganyaーJude, Javier, dan Haidarーlangsung melesat ke titik lokasi yang kuberi via line.

Malam itu pula, aku baru ingat. Pemuda yang menawarkan bantuan kepada kami ialah salah satu anak Karba yang menghadangku saat tawuran.

"Hey, tas biru pudar! Berhenti!"

Ya. Ialah yang melayangkan seruan itu. Sempat ngeri bahkan terbesit pikiran untuk menelepon polisi. Mengingat di rumahnya, ia tinggal sendirianーberdasarkan pengakuannya.

Tapi, begitu melihat ia turun membawa kotak P3K, baskom, lap kain, dan es batu, ketakutanku perlahan menyurut.

Aku langsung mengobati Renjana. Mengoleskan salep pada luka-luka di badannya yang ringkih. Lantas dengan sekuat hati, mengompres lebam di sekitar matanya. Kalau kalian tanya apakah aku sekuat itu untuk menatap kelopak Renjanaku yang bengkak, jawabannya tidak. Anak Karba itu sempat menawarkan untuk berganti posisi, namun kutolak mentah-mentah.

"Mau dibawa ke rumah sakit? Kalau mau, saya hubungi rumah sakit dulu."

Jujur. Rentetan aksara itu sedikit memengaruhi pandanganku terhadap Anak Karba. Di saat yang sama, timbul suara gaduh dari pintu. Itu adalah gedoran tak sabaran Haidar.

Kalau Javier dan aku tidak segera melerai, Jude sudah menghabisi Anak Karba itu tanpa ampun. Ketiganya nampak kikukーbahkan Jude sepertinya masih tidak percaya sampai sekarangーsaat kuceritakan kalau Anak Karba inilah yang membantuku dan Renjana.

Haidar langsung menelepon seseorang, yang kuterka adalah keluarga Renjana. Karena terdengar kalimat meminta izin yang dilayangkannya. Kutanya siapa itu kala sambungan terputus. Tapi jawaban yang kudapat adalah, "di rumah sakit aja. Ntar lo yang nanya sendiri sama orangnya."

Tanpa bersiap lama-lama, kami berenam langsung melesat ke rumah sakit terdekat. Awalnya, Jude memaksaku untuk membawa Renjana. Namun kutolak halus. Mengingat mobilnya yang selalu diisi barang di jok belakangーberdasarkan cerita Renjana.

Sesampainya di rumah sakit umum, Renjana langsung dilarikan ke UGD. Kalau saja tidak ada keempat taruna itu, mungkin aku sudah menangis sejadi-jadinya.

Mengapa harus Renjana yang menjadi sasaran? Aku bersumpah. Tidak akan sudi memaafkan pelakunya. Bahkan kalau semakin dipojokkan satu sekolahan menjadi konsekuensinya. Malah bagus. Aku tak perlu berinteraksi dengan para pecundang, bukan?

Renjahwana ft. Huang Renjun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang