Yang lain mengangguk membenarkan perkataan Keysia kecuali Luna yang sedang pingsan dan Cero yang sedang menenangkan Bela.
.
.
Setelah selesai dengan wahana istana boneka, mereka membawa Luna ke tempat terjadinya pembunuhan yang sekarang menjadi hutan terlarang."Ini ada garis polisi, kita gk boleh masuk lebih dalem lagi" kata Keysia yang melihat garis polisi tersebut.
"Tapi mayatnya dikubur secara tidak layak disini, kita harus bantu" balas Rey dengan ekspresi kacau nya.
"Lo kenapa Rey? Lo keliatan kacau bat" tanya Jesy yang menyadari ada yang salah dari Rey.
"Gua--"
"Lo biasanya tenang, kenapa?" tanya Kevin dengan nada santai.
"Eh itu--gua--" ucap Rey dengan terbata-bata.
"Ada apasih? Kenapa lu mendadak gagu?" tanya Udin yang sudah terlihat kesal.
"Kenapa Rey?" tanya Kevin sambil mengusap pundak Rey.
"Gua ngeliat angka dan itu--itu berarti kita punya waktu 1jam buat nyelesaiin masalah ini, kalo enggak--Luna gk bakal selamat" kata Rey yang membuat semua orang terkejut.
"Kita harus cepet selesaiin masalah ini, gw gk mau kehilangan Luna" ucap Bela dengan sedih.
"Kita juga gak mau kehilangan Luna" kata Keysia.
"Rey, Lo terus cari tau masa lalu hantu ini siapa tau ada rekaman tentang tempat dia di makamin. Udin sama Keysia, cari tau tentang kejadian disini ke masyarakat sekitar, kalau perlu sampe ketemu pelakunya. Gw sama Cero bakal cari tempat mayat itu di makamin, Bela sama Jesy awasin keadaan sekitar, kita gk boleh sampe ketauan warga kalo kita masuk kesini" Kevin membagi tugasnya yang disetujui oleh yang lain.
"Yaudah gw sama Udin pergi dulu" Keysia membawa Udin untuk bertanya ke masyarakat sekitar.
"Ayo kita masuk" kata Kevin mengajak Rey dan Cero. Luna di gendong oleh Rey. Sedangkan Bela dan Jesy menunggu di depan hutan tersebut, sambil sesekali bertanya pada warga yang melintas disana.
Setelah masuk ke hutan tersebut, Rey menyimpan Luna di tanah sambil memegang nya. Kevin dan Cero mulai mencari tanah yang diduga sebagai tempat di makamkan nya mayat tersebut.
Rey membaca lagi masa lalu hantu tersebut namun hasilnya sama seperti sebelumnya, ia mencobanya sampai beberapa kali. Sedangkan Cero dan Kevin mengambil batang pohon dan mulai menggali beberapa tanah.
Keysia dan Udin kini pergi ke pemukiman warga.
"Permisi Pak, saya dan teman saya memiliki tugas bahasa Indonesia. Apa kami boleh mengajukan beberapa pertanyaan?" tanya Keysia pada warga setempat.
"Boleh teh" jawab bapak tersebut.
"Apa disini pernah terjadi pembunuhan?" tanyanya dengan sangat hati-hati karena takut di curigai.
"Saya kurang tau teh, saya permisi" bapak tersebut pergi dari sana dengan terburu-buru.
"Gw salah nanya ya?" tanya Keysia pada Udin.
"Enggak kok, cuma gua ngerasa si bapak itu kaya nyembunyiin sesuatu" jawab Udin yang membuat Keysia semakin bingung.
"Yaudah kita cari lagi" Udin mengajak Keysia mencari warga sekitar untuk ditanya.
Setelah bertanya ke beberapa orang dan mereka semua tidak ada yang mau menjawabnya. Sudah setengah jam Keysia dan Udin terus mencari tau dan akhirnya ia menemukan seorang nenek tua yang mau membantunya.
"Nenek akan menjawab pertanyaan kalian" kata si nenek setelah mendengar keluh kesah Keysia dan Udin.
"Terimakasih nek, jadi apa benar disini pernah terjadi pembunuhan?" tanya Keysia dengan suara pelan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horor School Attack
Horror-Sekolah yang memiliki sebuah 'Misteri' -Terdapat 8 orang murid istimewa -Sebuah virus mematikan -Sebuah pengkhianatan -Sebuah pengorbanan -Dan history yang takan pernah terlupakan Don't judge me Baca ae langsung, sorry kalo ada kesamaan sama cerita...