Chap 8

437 19 21
                                    

"Rey Gw--"

"Sstt, tenangin dulu diri Lo" Rey terus mengelus rambut Luna.
.
.
Bela menghampiri Luna dan memberinya minum.

"Minum dulu Lun" bela menyodorkan minum itu ke Luna.

Luna yang masih terkejut tidak menerimanya, dia hanya terdiam  ketakutan.

"Sini biar gua yang ngasih" Rey mengambil minuman itu dari Bela.

"Mending lu bawa Luna ke taman belakang rumah sakit, siapa tau Luna bisa tenang disana" usul Bela yang kasian melihat Luna.

"Oke" Rey menganggukkan kepalanya dan menuntun Luna pergi ke taman belakang.

Bela kembali ke teman-teman nya.

"Gimana Luna?" tanya Keysia setelah Bela datang.

"Dia masih ketakutan" jawab nya dengan nada lesu.

"Ya gimana nggak ketakutan, polisi nembak psycho itu pas ada di deket Luna. Gw juga kalo jadi Luna pasti ketakutan, darah sama suara kenceng eughh gk sanggup bayangin nya gw" timpal Jessy.

"Yaudah nanti kita hibur Luna, biar dia gak ketakutan lagi" usul Kevin yang sedari tadi diam.

"Luna biar Rey nanganin, gw yakin Rey bisa bantuin Luna" kata Udin sambil memakai oksigen nya.

"Gw setuju, biarin aja mereka berdua dulu" Cero mengangguk setuju atas perkataan Udin.

"Yaudah deh iya" Bela mengangguk paham begitupun yang lain.

Luna dan Rey sedang berada di taman belakang rumah sakit, mereka duduk di bangku yang ada disana.

"Lun minum dulu nih" Rey memberikan botol air mineral pada Luna.

Luna hanya menatapnya lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain lagi.

"Lo gk usah takut Lun, anggep aja lu tadi abis denger suara petasan"
kata Rey mencoba menenangkan Luna.

"Rey maaf" Luna akhirnya membuka suara Rey lega mendengarnya tapi mengapa ia meminta maaf padanya? Entahlah, Rey tidak ingin mempermasalahkan itu.

"Lo gk salah, Lo gk perlu minta maaf" balas Rey sambil mengelus pundak Luna.

"Gw pengen istirahat, Lo bisa gak anterin gw pulang?" kata Luna pada Rey.

"Oke gua anterin lu pulang" Rey berdiri dan memegang tangan Luna (bukan menggenggam ya gaisss).

"Makasih" kata Luna sambil tersenyum tipis pada Rey, Rey hanya mengangguk dan mengantar Luna pulang ke rumah nya.

Dua hari setelah kejadian tersebut mereka berangkat ke vila Tante Cero untuk merayakan ulang tahun kedua orang tua nya yang kebetulan memiliki tanggal dan bulan yang sama. Mereka dibagi menjadi dua mobil. Luna, Rey, Keysia dan Udin berada di mobil yang sama. Sedangkan Bela, Cero, Jesy dan Kevin berada di mobil yang lainnya. Mereka menempuh perjalanan selama 2 jam karena jarak yang lumayan jauh.

Mereka pun sampai di vila Tante nya Cero yang berada di daerah pedesaan, yang di sekitarnya masih terdapat banyak pepohonan dan perkebunan.

"Udaranya enak banget" Keysia merenggangkan kedua tangannya saat ia baru saja turun dari mobil.

"Namanya juga pedesaan bukan kaya dikota yang rame dan banyak polusi" balas Luna sambil menurunkan barangnya.

"Eh disini ada sungai gak?" tanya Jesy pada Cero yang sedang menurunkan koper milik Bela.

"Ada, tapi lumayan jauh" jawabnya.

"Ntar kesana yok, sekalian refreshing" usul Jesy pada yang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Horor School AttackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang