Setelah melihat Angel pergi, Evelyn melangkahkan kakinya ke dalam gedung tersebut. Belum terlalu jauh dirinya melangkah tiba-tiba ia mendengar...
BRAK!
"ADUH!"
Evelyn yang mendengar suara gaduh di belakangnyapun berbalik mencari sumber suara tersebut. Dan ternyata sumber suara tersebut adalah seorang laki-laki yang kebetulan dia kenal.
"Siapa sih yang naro tembok di sini, jadi kepentokkan gue." laki-laki itu memaki tembok yang berada di depannya.
Evelyn yang melihat hal itu hanya bisa diam dan tertegun melihat kelakuan absurd laki-laki tersebut. Terlebih lagi, sepertinya pria itu belum menyadari keberadaannya.
"Well yang naro tembok di situ pasti arsiteknya, lewat para pekerjanya," Evelyn akhirnya bersuara.
"Hah," tampaknya Arga merasa sedikit terkejut. Ya laki-laki itu adalah seorang Arga.
"Tadi lo nanya siapa yang naro tu tembok, ya gue jawab. Karena gue tau dikacangin itu gak enak," jawab Evelyn dengan entengnya.
"Dih gue cuma mau maki-maki doang, gue gak ngarep ada yang jawab," Arga menimpali kata-kata gadis cantik itu. "Lagian lu juga sih lagi ngapain coba tembok segede gitu lu tabrak, itu tembokkan bukan ada di situ sehari atau dua hari yang lalu."
"Tsk, gue gak liat jalan tadi gue jalan sambil main game," Arga berdalih, yah walaupun dalihnya tetap salah.
"Itusih seratus persen salah lu," Evelyn menanggapi dengan tenang. "Iya deh itu emang salah gue, jadi bisa tolong tutup mulut lu yang manis itu." Arga melemparkan sindiran pada Evelyn.
"Btw lu lagi ngapain di sini? Emang lu udah gabung ke salah satu ekskul?" Arga akhirnya mengalihkan topik pembicaraan mereka.
Evelyn menanggapi dengan memberikan jawaban, "Belum, gue cuma dateng buat liat-liat," jawab Evelyn. "Lu mau liat-liat sendirian? Udah kayak anak ilang aja lu," ucap Arga dengan nada bercanda.
Dengan santai Evelyn menjawab, "Tadi gue bareng temen gue, tapi dia ada urusan mendadak yang buat dia haris balik ke rumah."
"Jadi lu ditinggalin dong?" Arga bertanya untuk memastikan, 'kasian amat lu."
"Ya kayak gitu deh," jawab Evelyn cuek.
"Oh ya lu mau mulai kegiatan ekskul?" Evelyn akhirnya bertanya pada Arga, karena sejujurnya dia telah merasa penasaran sejak tadi.
Arga menjawab pertanyaan Evelyn dengan cuek, "gak, jadwal ekskul gue bukan hari ini." Evelyn merasa heran dengan jawaban Arga, "Terus lu ngapain di sini?"
"Gue udah dapet izin dari guru pembimbing ekskul gue buat make fasilitas sekolah, gue mau latihan sendiri."
"Rajin banget lu, emang lu ikut gabung ekskul apa?" Evelyn merasa sedikit terkejut juga takjub, dia sama sekali tidak menyangka bahwa laki-laki di hadapannya ini begitu rajin.
"Gue gabung di ekskul renang," jawab Arga. Dapat terlihat ada gurat kebahagiaan juga sedikit kebanggaan tergores diwajahnya, "berhubung lu udah di sini, ikut gue aja yuk."
"Kemana?" tanya Evelyn tidak mengerti.
"Ke ruang ekskul lah ayo."
"Boleh deh, dari pada gue keliling gedung sendirian gak jelas, kayak anak ilang."Mereka berdua berjalan beriringan menuju ruang yang dimaksud. "Kenapa lu masuk klub renang?" tanya Evelyn tiba-tiba. "Hah?" Arga tampak tidak mengerti dengan pertanyaan mendadak yang ia dapatkan.
"Gue tanya, kenapa lu milih masuk klub renang, bukannya masuk klub basket atau futsal gitu, bukannya ekskul kayak gitu lebih terkenal plus lu bakal lebih gampang populer kalo ikutan dua klub itu?" jelas Evelyn kepada Arga karena tampaknya Arga belum menangkap maksud dari pertanyaannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Soleil
Teen FictionKetika Evelyn Hermawan seorang gadis yang masih tenggelam dalam rasa sakit masa lalunya, bertemu dengan Arga, sosok tengil namun hangat, juga selalu tampak ceria. Bagi Evelyn Arga tampak seperti matahari, sosok yang hangat, namun menyilaukan. Dala...