Pagi hari ini juga berjalan seperti biasanya, seperti pagi-pagi sebelumnya di kediaman Hermawan. Setiap orang mulai sibuk untuk menghadapi hari yang baru.
Haripun sama bagi Evelyn, bangun tidur pukul lima pagi, lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai dengan ritual mandi paginya ia mulai bersiap untuk berangkat ke sekolah.
Dimulai dengan memakai seragam putih abu-abu miliknya, lalu memberi pulasan make-up tipis pada wajah manisnya. Lalu mulai menata rambut panjangnya. Hari ini dia menata rambutnya dengan model ponytail sederhana.
Setelah selesai menata diri, gadis itu mulai memilih serta merapikan peralatan sekolah apa saja yang akan dia bawa hari ini, lalu memasukan semuanya ke dalam ransel putih miliknya. Dan untuk sepatu hari ini, Evelyn memilih menggunakan sepatu sneaker hitam simpel.
Setelah mematut diri di depan cermin dan merasa sudah siap, Evelyn turun menuju lantai dasar. Evelyn langsung melangkahkan kakinya menuju ruang makan.
Di sana telah ada ibunya yang tengah mempersiapkan hidangan untuk sarapan.
"Mah ada yang bisa Eve bantu gak?" tanya Evelyn pada ibunya. "Oh gak usah, ini udah selesai kok, kamu langsung duduk aja bentar lagi juga papa sama kakak kamu bakal turun."
Yah, semua kamar tidur di rumah keluarga Hermawan berada di lantai atas, kecuali kamar tamu yang terletak di lantai bawah.
Tak lama sang kepala keluarga Hermawan terlihat memasuki ruang makan. "Pagi pah," sapa si bungsu. "Pagi juga Eve, tidur kamu nyenyak semalam?" tanya sang ayah khawatir, karena pasalnya akhir-akhir ini Eve memiliki gangguan tidur.
"Nyenyak kok pah, banget malah," jawab Evelyn sambil tersenyum. "Bagus kalo gitu, akhir-akhir ini kamu sering susah tidur nyenyak bukan?" tanya ayahnya lagi.
"Iya sih, tapi kayaknya gara-gara kemarin Eve kecapean jadi tidurnya nyenyak banget deh," jawab Evelyn mengkonfirmasi lagi.
"Hai semua selamat pagi," sapa Aldo dengan ceria, sepertinya dia tidur dengan baik malam tadi.
"Ceria banget kamu, tumben pagi-pagi gini udah semangat," tanya sang bunda tampak heran, pasalnya anak sulungnya tersebut tidak seperti biasanya. Karena biasanya Aldo akan masuk ke ruang makan dengan raut wajah lesu.
"Hah udah lama perasaan Aldo gak tidur nyenyak kayak semalem," jawab Aldo. "Emang kapan kakak gak tidur nyenyak, orang kakak biasanya juga bisa nyenyak di mana aja," suara Evelyn terdengar menyela kakaknya.
"Hei bukan gitu ya, dengerin nih beberapa hari ke belakang ini kakak banyak tugas, jadi kakak kudu bin wajib buat begadang." Aldo mengeluarkan dalih untuk membela dirinya.
"Makanya Do jangan numpuk tugas, pas udah deket due date aja baru ngerjain, ya iya aja kamu kelabakan," ceramah sang ayah.
"Papa tuh gak tau aja bahwa inspirasi terbesar aku adalah kepepet," jawab Aldo bangga, "Iya gak Eve?" sambungnya meminta persetujuan sang adik.
"Yah emang gitu sih." Eve pun mengamini hal tersebut dengan raut canggung.
Sarapan pagi itu mereka isi dengan obrolan santai nan hangat seperti biasa.
⏱⏱⏱
Tidak terasa bel istirahat telah berbunyi. Evelyn bangkit dari tempat duduknya untuk melakukan sedikit peregangan. Duduk selama berjam - jam membuat tubuhnya terasa kaku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Soleil
Ficção AdolescenteKetika Evelyn Hermawan seorang gadis yang masih tenggelam dalam rasa sakit masa lalunya, bertemu dengan Arga, sosok tengil namun hangat, juga selalu tampak ceria. Bagi Evelyn Arga tampak seperti matahari, sosok yang hangat, namun menyilaukan. Dala...