part O9

34 8 3
                                    

Percintaan memang sangat memungkinkan untuk merusak tali persahabatan yang sudah dibangun sejak lama.

🐈🤝🏻

"Eh? Panya? Kenapa pan? Cari siapa?" tanya Derisa – Kakak Kelas Panya di SMA Antariksa.

"Itu kak, nyari Kak Yoda."

Derisa nampak sedikit terkejut, pasalnya Yoda adalah anak hits, bisa - bisanya anak macam Panya mencarinya?

"Ada apa emang Pan?" tanya Derisa sedikit mengintrogasi. "Kalau ada hal penting bilang aja nanti saya sampaikan." lanjutnya.

"Ah, jadi P - panya mau m - minta maaf sama Kak Y - Yoda." jawab Panya gugup. Ah, setaunya Derisa ini bukan Kakak Kelas yang baik.

"Oh, nanti saya kasih tau."

Panya hanya mengangguk sekilas setelahnya ia berlari kelantai dua, tepat lantai ruang kelasnya.

🐈🤝🏻

"Ih, Kak Yoda mana sih?!" sejak bel pulang sekolah Yoda sama sekali tidak keluar dari Sekolah. Tetapi motornya masih terpampang jelas di parkiran.

"Apa iya Kak Yoda masih marah?" tanya Panya pelan. Panya menggeleng menghilangkan pikiran negatif yang berada di otaknya. Panya memasuki kembali sekolahnya.

Sepi. Sangat sepi. Karena memang sekolah sudah bubar sejak tadi siang. Sekarang sudah sore.

Ia mencari Yoda disetiap ruang kelas. Dilapangan, perpustakaan, tapi tidak untuk toilet.

"Bruk.." seseorang menabrak Panya dengan kencang hingga bokong Panya mencium lantai disekolah dengan uwunya.

Ngakak, skip . - author .

"K - kak panya !! Tolong Dera, ada Kakak Kelas cowok di UKS engga sadar diri dari tadi." ucap Dera salah satu anak PMR disini, dan adek kelas dari Panya.

"Hah? Coba aku liat! Ayo Der."

Panya membuka knop pintu. Betapa terkejutnya ia saat melihat seseorang terbaring lemah diatas ranjang dengan banyak luka di wajah dan tangannya.

"Tadi udah Dera obatin Kak. Tapi engga bangun - bangun!"

"Astaga! Kak Yoda!" Panya langsung menghampiri Yoda. "Astaga! Kamu nemu dia dimana Der?"

"Di depan kelas 11 ips 2 Kak, Kelas kakak."

Panya mengusap wajahnya sembari menghela nafas gusar, sedikit frustasi. "Kak, aduhh, gimana nih?"

"Drtt.. Drtt.. Drtt.."

"Kak, kayaknya aku pulang duluan deh, mamaku nelfon. Kakak telfon seseorang aja gitu buat bantu Kak Panya, oke?"

Panya menggangguk, "Oke. Makasih ya Der"

"Sama - sama Kak." jawab Dera sembari menutup pintu UKS. Dan sekarang yang tersisa disini hanya Panya dan Yoda.

Ia mencari handphone Yoda disakunya. Nihil. "Ih, hape Kak Yoda mana sih?!"

Ia celingak - celinguk mencari tas Yoda. Ngga ada juga. "Kak, sebentar ya." Panya langsung keluar dan kekelas Yoda. Mengambil tas dan juga jaketnya yang tersampir dikursinya. Setelah itu beranjak kembali ke UKS.

Sampai di UKS, Panya mengambil alih Handphone Yoda dan mencari sesuatu didalamnya.

'Anggasu'

Cukup lama untuk menunggu Angga menyambungkan sambungan telepon.

"Assalamualaikum Yod? Ada apa?"

"Kak, aku Panya! Bantu aku, Kak Yoda pingsan aku ngga bisa bawa pulang. Sekarang aku di UKS sekolah."

"Otw"

Tuuttt..

Panya sedari tadi hanya bisa bolak - balik menunggu Angga untuk membantunya. Sesekali ia menoleh kearah Yoda.

"Ih, kak yoda kenapa sih?! Bandel sih sama Anya! Sukurin tuh."

"Kak Yoda woiii! Bangun jangan tidur mulu."

"Idih lukanya sakit nih pasti ya? banyak banget ih, abis tauran ya?"

"Lo jangan kayak orang gila juga kali." ujar Angga tiba - tiba.

"Kaget, bukannya ketok dulu gitu, salam, malah ngagetin ga ada ahlak ni kak Angga."

"Watsup Panya. Usehh, tadi Marvel juga lecet - lecet mukanya, napa sekarang Yoda?" celetuk Dafi tiba - tiba.

"Ini juga kayak setan." jawab Panya sarkatis, ia sangat tidak suka jika dikagetkan tiba - tiba seperti itu.

"Eh? Serius Dap? Marpel juga?" tanya Angga dengan tatapan seriusnya.

"Iya, noh emaknya nelpon gue nanyain Marpel tadi disekolah ngapain aja ampe bonyok - bonyok mukanya."

"Eh? Apa? Tapi masa iya." setelahnya Panya tertawa garing.

"Mungkin yang di otak lo sama kek di otak gue. Yoda tepar kek gini dimana?" Angga mulai mengecek wajah Yoda.

"Lemah amat ni orang." ucap Angga pelan tapi masih bisa didengar oleh Panya, tidak oleh Dafi.

"Hush. Itu, di depan kelas aku."

"KAN BENERR INI MAH PIKS!" mulut mercon Dafi mulai tidak terkontrol.

Angga melemparkan tatapan tajamnya ke Dafi. "Berisik bodoh mending bantu gue nih gotong Yoda, berat anjir."

"Iyalah kan laki, kalo suruh gotong Panya ogah gue bagi - bagi ama lo Ga." sahut Dafi asal.

"Apaan sih?!" Panya sudah mulai kesal dengan mereka berdua, ah memang mereka menyebalkan sama seperti Yoda.

"Coba aing liat lukanya." Dafi menghampiri Yoda dan tangannya menyentuh satu luka yang berada di bawah mata Yoda.

"Anjir sakit bodoh."

"Kakakk!!"

"Eh? Yod?"

🐈🤝🏻









Alo gaiseu ini cecan .
Boongin
Polow ja polow pivv
Ig : @zthzya.zr
Yang polow ily 😉💟

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang