Candra berlari menghampiri padang bunga di tepi bukit dekat dengan villa keluarganya yang sekarang dipakai untuk bersenang-senang,
Candra berlari kegirangan membuat Rizki yang mengejarnya terengah-engah.Rizki begitu menyayangi Candra dan juga sebaliknya.
"Kemarilah,Kak!"Teriak Candra bersemangat,melambaikan tangannya kepada Rizki yang sedang menaiki bukit dengan susah payah
"Pelan pelan dong"Dumel Rizki membuat Candra hanya cengengesan
"Jarak kita dengan villa terlalu jauh Nona..Ayolah nanti Tuan besar akan marah kalau kita main terlalu jauh!"Ajak Rizki,menarik tangan Candra untuk segera kembali...
"Lihatlah bunga bunga mawar hitam ini!"Kata Candra membuat Rizki mengikuti arah yang ditunjuk Candra
"Wah bagus sekali...Kamu mau mengambil satu?"Tanya Rizki membuat Candra sumringah dan langsung mengangguk semangat
"Ini!"Kata Rizki,menyerahkan setangkai bunga mawar hitam membuat Candra kegirangan
"dasar!"Gumam Rizki,diselingi senyuman kecil
*Grasak*
Terdengar bunyi ranting patah seperti terinjak
"Sialan"terdengar umpatan dibalik semak semak
"Nona tetap dibelakangku"Rizki langsung menarik paksa tangan Candra untuk bersembunyi dibelakangnya..Rizki langsung mengambil sebilah pisau yang memang sudah dia sisipkan di pinggangnya..
"Nona.lari!!"Bisik Rizki,Candra hanya terdiam menggelengkan kepalanya
"Baiklah..."Suara seseorang terdengar dibalik semak-semak
Pria bertubuh tegap,yang terlihat hanyalah matanya yang tajam,seluruh tubuhnya tertutup serba hitam
"Berikan anak itu."suaranya begitu berat dan mengancam
"hah baiklah kalau kamu memaksa untuk dibunuh"Helanya,Rizki semakin geram
"LARI!SEKARANG!"Suara Rizki berubah menjadi sangat menyeramkan,Candra yang ketakutan langsung berlari gelap mata
Pisau ditangannya berubah menjadi sebilah pedang panjang mengkilap.Pria dihadapannya juga demikian.
"Dasar bocah tengik!"Geram pria itu
Perlawanan dari Rizki pun tak terelakkan,pria itu begitu kuat tapi tidak bisa merobohkan Rizki begitu saja
"Kuat juga kamu!!"matanya yang tajam menatap mata Rizki yang melakukan hal yang sama
*DOR..DOR..DOR*
langkah Candra terhenti..berbalik melihat kearah kakaknya yang berlutut lemah
"bocah tengik! katakan selamat tinggal untuk dirimu sendiri dan nona cantikmu itu!"kata pria itu dengan tatapan puas
*Jleb..Jleb..Jleb...*
"KAKAK!"
..."hah hah hah.."Mimpi itu kembali lagi
"kakak.."Candra tertunduk dan menangis
"Bagaimana bisa?seharusnya seharusnya aku..TIDAKKK"suara Candra memekik membuat pengawalnya berhamburan masuk kedalam kamarnya
Salah satu pengawal kesayangan Candra langsung memeluknya,menenangkannnya
Memberikannya obat penenang..
Dirasa sudah mulai tenang Candra keluar dari kamarnya menuju balkon menghirup udara dengan susah payah karena sesak yang dirasanya
"Bodohnya aku mencintaimu.."
Kata kata itu masih terbayang bayang dibenak Candra,Rajendra Pramanathan
"Sore Candra..."
"Candra lo sibuk?"
"Gue mau nanya"
"Eh,jen kenapa?sorry baru balas"
"Silahkan!"
Belum semenit Candra balas langsung dibaca Rajendra..
"Hmmm tentang tata cara upacara yang lo tugaskan ke gue kemarin..."
"Oh itu?Baiklah gue akan jelasin ke lo!"
Candra menjelaskan tata cara dari awal sampai akhir membuat Rajendra melongo tidak percaya
"Ngerti kan.."
"Wow"
"Berarti posisi gue pas dilapangan harus didepan ya?"
"Gak terlebih dahulu lo harus didalam dulu"
"Habis didalam langsung kedepan dan maju,balik menghadap Pembina gitu?"
"Hadeh yang tunggu pemimpin tengah lapor ke lo baru lo boleh maju dan balik"
"Habis itu yang terakhir gue harus ngapain?Maaf banyak nanya"
"Ya lo kembali maju,kedepan terakhir kedalam...ngerti?"
"Wahhh baiklah....Terima kasih.."
"Berarti sebentarpagi lo bertugas kan?"
"Iya betul..."
"Lo baru latihan sekarang!What?Harus bisa,soalnya nanti kelas lo yang kena hukuman kalau lo gak bertugas"
"Dijamin...Gue sementara ngepraktekin tenang saja..Tapi sebenarnya gue gugup juga"
"Hah..Tenang saja jangan gugup ok?"
"Terima kasih"
"sama-sama,sampai ketemu lagi!"
Candra menghela napas lalu tersenyum tipis melihat percakapan mereka tadi...
"Wah sebentar dia gimana ya?"Gumam Candra membuatnya membayangkan Rajendra.... reflek membuatnya langsung tersadar sedang mengkhawatirkan cowok itu
"Apa yang aku lakukan?Sadarlah Candra!sadar!Sadar!"Dumel Candra,menepuk-tepuk pipinya agar segera sadar akan perbuatannya
Candra melirik jam dihandphonenya,segera menuju kamar mandi dan melakukan ritualnya...***
Disekolah Candra sibuk mengatur Para pemimpin...Dirasanya sudah beres Upacara dimulai...awal-awal dilihat cukup lancar...Tiba-tiba Githa menghampiri Candra dengan raut wajah panik
"Dra...Pemimpin tengah kurang satu orang...Tidak ada yang bisa gantikan dia sekarang...Bagaimana ini??"Tanya Githa panik membuat Candra melihat sekeliling mencari pengganti pemimpin tengah namun,tidak ada seorang pun...
"Lo aja yang gantiin gimana?ayolah sedikit lagi laporan pemimpin tengah..."Buju Githa,membuat dada Candra berdegup kencang...
"ah masa gue?Cari orang lain jangan gue..."Tolak candra,kepalanya bertanya Tanya kenapa dadanya berdegup kencang
"Gak ada Candra...Cepet!"Pinta tegas Githa membuat Candra pasrah...Sebenarnya menggantikan pemimpin tengah tidak sulit bagi Candra,namun kenapa saat Rajendra yang memimpin Candra menjadi gugup..
Saat laporan,candramenghadap Rajendra dengan para pemimpin tengah lainnya...Saat Candra mengangkat kepalanya tatapannya dan tatapan Rajendra saling bertemu...Rajendra tersenyum tipis,membuat pipi Candra rasanya terbakar saat itu juga,Candra langsung mengalihkan pandangannya..Memberi laporan dengan pandangan kedepan tidak menatap Rajendra sama sekali...
Dirasa laporan berakhir,Rajendra menutupnya namun menatap Candra sambil berucap..Seperti takut melakukan kesalahan dalam ucapannya...Candra yang peka menatap balik Rajendra dan mengangguk pelan lalu tersenyum...Kerja bagus Rajendra...
Para pemimpin tengah kembali ketempatnya begitu juga Candra...Wajahnya memanas seperti tersengat sesuatu...
"Lo suka sama dia bodoh!"Ujar Githa yang tiba-tiba muncul dibelakang Candra
"Jangan ganggu gue Githa...Jaga barisan kelasnya Sam sana kelihatannya mereka sedikit berisik!"Perintah Candra dingin membuat Githa berdecak kesal dan langsung meninggalkan Candra yang hanya bisa tertawa pelan..
Upacara berakhir dengan lancar membuat Candra bernapas lega....Saat Candra sedang bersalaman dengan para guru,seorang cewek mendekatinya dengan rasa kagum...
"Pemimpin Candra?"Panggil cewek itu membuat Candra berbalik menuju pemilik suara tersebut
"Iya..ada yang bisa gue bantu?"Tanya Candra melihat cewek itu seperti familiar..
"ahh perkenalkan...Aku teman sekelasnya Rajendra..Namaku Tiffany salam kenal..."Kata Tiffany,menyodorkan tangannya dan langsung disambut balik oleh Candra
"Wahhh ternyata kamu yang ngajarin Rajendra...Keren sekali!"Puji Tiffany dengan mata terkagum-kagum membuat Candra hanya bisa tersenyum tipis
"ahh sudah menjadi tugasku sebagai sesama Pemimpin tertinggi..."Kata Candra malu tetap dengan wajah datarnya
"Apakah aku bisa jadi teman dekat kamu?"Tanya Tiffany Was-was
"Bisa....Kalau gitu aku duluan ya...masih ada urusan...Sampai ketemu lagi.."Pamit Candra dan langsung bergegas menuju tempat yang ingin ditujunya
Githa yang sedari tadi dibalik pintu kelasnya sedang mengintip gerak-gerik Sam yang ada tepat diseberang kelasnya....Matanya berbinar-binar,imajinasinya mulai kemana-mana membuatnya senyam-senyum sendiri...Belum 10 menit Githa melihat Sam,Githa dikagetkan kehadiran Candra yang dengan kasar membuka pintu kelas membuat kepala Githa terbentur keras dengan pintu
"ahh maaf Githa...Gue gak sengaja..Gue buru-buru bye"Kata Candra dan langsung berlari pergi meninggalkan Githa yang masih mengusap-usap dahinya dan meringis..
Githa langsung duduk dikursi panjang didepan kelasnya,menunduk takut Sam melihatnya...Tapi nihil Sam langsung menghampirinya,memberikan Ice Bag Compress
"Ehhh makasih..."Githa langsung menerimanya,Sam duduk disampingnya seperti khawatir,memeriksa kondisi kepala Githa membuat Githa salting dalam hati..
"Astaga ini akan menyebabkan lebam sekitar 3 hari,dasar temen lo kasar sekali..."Sam masih memeriksa kepala Githa,mengusap pelan dahinya membuat Githa semakin malu tidak berkutik sama sekali
"gu-gue ga-gak apa-apa"Githa langsung menepis pelan tangan Sam yang berada didahinya,sam hanya tertawa pelan melihat tingkah Githa yang terlihat salah tingkah sedari tadi
"Masuklah,jam pelajaran akan dimulai!Gue duluan,sampai ketemu lain waktu.."Pamit Sam,berjalan menjauhi Githa..berbalik melambai kepada Githa dan langsung masuk kekelasnya
"Tolonglah,jangan bikin jantung gue mau copot setiap hari!"Gumam Githa,tangannya masih sibuk mendinginkan dahinya...TBC<_>
Halo teman teman pembaca
makasih ya untuk membaca ceritaku kali ini
Aku publish ulang cerita ini ya ada perbaikan sedikit demi sedikit juga
Terima kasih sekali lagi
Tunggu kelanjutannya ya!See u later!
KAMU SEDANG MEMBACA
ERASE YOU
Teen FictionMenyukaimu dan mencintaimu adalah hal diluar dugaanku,mungkin pada akhirnya membawa luka dimana hatiku harus melupakanmu dengan paksaan yang membunuhku secara perlahan-lahan.... "Kamu tau apa yang paling kutakuti setelah ini?" "Membiarkanmu pergi da...