Tidak ada lagi senyum kotak yang menghiasi wajah Pria-nya, tidak ada lagi pandangan penuh cinta yang diperlihatkan dari Pria-nya.
Benar, Pria-nya. oh apa masih pantaskah dia menyebutnya sebagai Pria-nya?.
Yang ada sekarang hanyalah pandangan nanar penuh dengan kebencian, kekecewaan dan rasa sakit yang mendalam. Wanita yang kini ditatap-pun hanya bisa menundukkan kepala sambil merapalkan kata maaf dan menyesal secara berulang kali.
Dengan mengumpulkan sedikit keberanian akhirnya Wanita tersebut mengangkat sedikit kepalanya dan matanya langsung tertuju pada tangan Pria tersebut yang terkepal, tengah menahan emosi agar tidak melampiaskan rasa amarah dan ke kecewaanya terhadap wanita yang sekarang berada tepat di hadapannya tersebut.
Dapat terlihat darah segar terus mengalir bebas dari sela-sela jarinya sebab dari emosi yang telah menguasainya alhasil tangan tersebut harus menjadi korban atas amukan Taehyung yang baru saja ia lampiaskan pada kaca di ruang tengah.
si wanita-pun hanya dapat tersenyum lirih, mengingat bagaimana tangan itu selalu memberikan usapan kecil pada tubuhnya, bagaimana tangan itu selalu mengelus rambutnya setiap sebelum tidur, dan bagaimana tangan itu sangat pas berada di dalam genggamannya.
'sekarang semua sudah selesai Jennie. kau telah menghancurkan segalanya' rapal wanita itu dalam benaknya.
"T-Tae.. a-aku minta maaf, aku tau jika diriku ini bodoh. Maafkan aku Taehyung, aku sangat menyesal. a-aku-", titahnya dengan disertai isak suara tangis.
"Tutup mulutmu! Sudah muak aku mendengar semua omong kosong yang keluar dari mulut seorang pengkhianat sepertimu!", dan dapat dilihatnya senyuman itu terukir, tetapi bukan senyuman hangat yang biasanya Pria itu berikan. tetapi berupa senyuman sinis yang menggambarkan 'kau adalah Wanita paling menjijikan'.
ya dia tau jika Taehyung sangat benci dengan yang namanya seorang pengkhianat.
Lalu ditatapnya kembali suami-nya itu. Suami-nya ya? Apakah sebelumnya mereka telah di sah kan secara hukum dan agama? Bahkan bukan nama 'Jennie' yang terucap saat dalam upacara pemberkatan berlangsung.
"Harusnya aku sadar sejak pertama kali melihatmu dan keluargamu, kalian semua memang keluarga sialan!" ucap Taehyung dengan nada rendahnya yang menusuk, "Kau mau uang? Hartaku?" lalu dengan cepat Taehyung mengeluarkan dompet dari dalam saku celananya dan langsung melemparkan beberapa lembar uang won tepat di depan wajah wanita itu yang saat ini hanya dapat terdiam dan menangis, dirinya berpikir bahwa memang sudah sepantasnya mendapatkan semua perlakuan ini.
ini adalah sebuah konsekuensi yang pantas kudapatkan sejak memulai semua ini.
'Benar jennie kau memang wanita sialan, kau kotor dan menjijikan, kau tidak pantas untuk menjadi pendamping Taehyung. Dari awal kau memang bukan siapa-siapa di kehidupannya', benak Jennie.
Jennie menarik napas secara perlahan berusaha menenangkan detak jantung dan air matanya yang terus mengalir, kemudian beralih kembali menatap kedua manik mata Taehyung dengan pandangan penuh cinta dan kasih sayang. Hati Pria itu sedikit tersentak tatkala melihat wajah Wanita itu, yang telah menghancurkan kepercayaannya sekaligus dicintainya saat ini dalam kondisi berantakan. Akan tetapi emosi dan ego sudah lebih dulu mendominasi kedua pikiran dan perasaan Taehyung pada saat ini sehingga dirinya hanya dapat melihat Wanita yang berada dalam hadapannya tersebut tidak lebih buruk melebihi parasit.
"A-aku tau jika diriku ini adalah seorang penipu, Taehyung. Aku tidak lain dari seorang penjahat yang mencoba merauk semua keuntungan darimu-", ucap Jennie disela meredakan tangisnya.
"Maaf jika aku telah berbohong kepadamu selama ini, Taehyung. Tetapi aku ingin kau percaya dan diriku berani bersumpah bahwa cintaku selama ini bukanlah sebuah kebohongan." lanjut Jennie, sambil menatap Pria berada di hadapannya tersebut.
-Moonlattes🌙
YOU ARE READING
PSEUDO || KIM TAEHYUNG AU (TAENNIE)
Fanfictionpseudo [pseu-des] • greek (n.) menunjukkan sesuatu yang salah, palsu, atau berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan dirinya (menipu). "Lakukanlah untuk ibu, Jennie. Kau ingin ibu memaafkan mu, kan? Maka gantikanlah posisiku." - Sherin Kim "Maaf telah...