Dua

45 9 8
                                    



Suasana khas rumah sakit mulai terasa. Bau obat obatan pun menyeruak hingga kedalam ruangan. Abiyan tebaring lemas dengan selang infus ditangan kirinya dan alat bantu pernafasan di hidung dan mulutnya. Disamping tempat tidur , mama dan papanya menatap sendu putranya  yang belum juga siuman. Mamanya menitikkan airmata karena tidak tega melihat sekujur tubuh putra satu satunya dipenuhi lebam dan beberapa perban di lengan dan kepalanya. Tiba tiba ponsel Abiyan berdering beberapa kali .....

📞Nadine is calling ........(10)

"ma, ponsel Biyan bunyi ." kata papa

"(sembari menghapus airmata) siapa pa?" 

"Nadine .. angkat aja ma, kasihan. Mungkin khawatir sama Biyan" minta papa

Mamanya  mengambil alih ponsel biyan dari papa dan  menggeser panel hijau untuk menyambungkan telfon. 

"Assalamualaikum Nadine??"

..........................................


🤍🤍🤍


"Akhirnya lo angkat bi! lo kemana aja sii semalem?? lo gapapa kn??gw khawatir sm lo" serbu Nadine.

"........"

"Astaghfirulah,,,sekarang dimana tan...??"

"........"

"Oke tan,, Nadine kesana sekarang yaa"

"........."

"Waalaikumsalam"

Nadine bergegas menuju Rumah Sakit tempat sahabatnya dirawat menggunakan taksi.Tak lupa ia membawa buah buahan dan makanan untuk Biyan.  Dia merasa bersalah karena sudah menelfon Biyan saat kondisi sedang mengemudi. Berkali kali ia menahan tangis yang seakan ingin menyembur keluar. Namun percuma, air mtanya mengalir tanpa aba2. Spontan ia menutupi wajah nya... Tak lama kemudian, sopir taksi memanggil Nadine dan memberi thu kalau dia sudah sampai Rumah Sakit.

"Mbak,,sudah sampai " panggil sopir taksi

"oh (sambil mengusap wajahnya yg memerah akibat menangis saat di jalan) iya pak, makasih ya" jawab Nadine dengan suara khas orang habis menangis

"sama2 mbak,,"

Langkah kaki Nadine bergerak cepat menuju loby Rumah Sakit untuk menananyakan kamar rawat Abiyan.

"Selamat siang . Ada yang bisa saya bantu??" sapa pegawai loby

"Siang mbak. Ada pasien yang bernama Abiyan Elard?" tanya Nadine tergesa

"Sebentar saya cek dulu -(mengecek data pasien)- pasien dengan nama Abiyan Elard di rawat di kamar anggrek no 12 " 

"Baik mbak, terimaksih" 

Nadine berlari menuju kamar tersebut. Semoga Biyan baik baik aja Ya Allah..... Batinnya.

Dengan gemetar, ia membuka knop pintu kamar rawat Biyan sambil mengucap salam. Disana ada Tante Irma dan Om Erwan  yang spontan menoleh saat nadine membuka pintu. Tante irma berjalan menuju Nadine dan memeluknya disertai tangisan.

"(membuka pintu)Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam.." jawab Om Erwan

"(berjalan kearah Nadine dan memeluknya) Waalaikumsalam,,makasih ya din udah mau nengokin Biyan (sambil menangis)" jelas Tante Irma

"iya tan sama sama..lagian Nadine sahabatnya Biyan dari kecil.."

"yaudah din,, kamu tungguin Biyan bentar yaa.. Tante sama Om mau pulang, bawain baju gantinya Biyan."  minta Tante

"oh,,,iya tan "

"Om sama Tante tinggal dulu yaa...Assalamuaaikum.." kata Om erwan sebelum meninggalkan Nadine di kamar rawat Biyan.

Setelah kepergian Om dan Tante. Nadine melihat Biyan dengan penuh penyesalan. Airmata nya mengalir kembali tanpa diberi aba2. Rasanya sesak melihat orang yang selalu membuatnya tersenyum terbaring lemas dengan penuh lebam dan perban. Ia hanya bisa menangis , menangis , dan menagis. Tiba tiba , mata Abiyan pelan2 terbuka. Sontak Nadine menghapus airmata nya dan melihat reaksi Biyan.

"Udah sadar bi?? Lo tau nggak, gw semalem khawatir sm lo.. lagian ngapain njawab telfon ku kalo masih nyetir.. kan bahaya!!" cerocos Nadine

"ya nggak papa" jawab Biyan dengan suara lemas

"gw ngerasa bersalah sama lo bi....maafin gw ya" 

"udh gapapa..gw selalu maafin lo, lagian lo sahabat gw.." jelas Biyan

"yaudah bi, sekarang lo makan dulu. Gw tadi masakin buat lo (mengeluarkan kotak makan dari dalam tas nya)  nih.....bubur ala chef Nadine." 

"udah bisa masak lo???" goda Biyan

"lo tuh ya kok nggak percaya si,,, baru sadar udah usil aja lo"

"iya iyaaa,, gw percaya "

"nih,,buka mulut.... pesawattt terbang no 560 lepas landas di bandara ,,aaaaaaa( mengarahkan sendok yang berisi bubur ke mulut Biyan)"

"gimana?? enak nggak bubur gw?? nggak kalah sama bubur abang2 yang lewat depan rumah lo kan??" tanya Nadine

"enak kok.. makasih yaa" jawab Biyan tulus

"Sama sama"



🤍🤍🤍 


---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Gimana???

Lusa baru upload lagi yaa

Jangan lupa tinggalin VOTE dan comment yaaa

STAY READING :)

Tentang Aku & Senja ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang