4

4 0 0
                                    


Depp talk


***


Apapun itu, selama itu karena Allah in syaAllah aku akan mencoba menjalaninya dengan ikhlas terbaikku.


***

Ternyata dugaanku tepat, mas Sufyan pulang dari masjid setelah sholat isya, untung saja aku juga baru saja memasak lepas sholat isya juga, mungkin ini yang dinamakan insting seorang istri, hehe.

Setelah menyiapkan udang krispy dan juga oseng-oseng kangkung, aku segera menuju ruang tamu untuk menyambut suamiku.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu"

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatu" Jawabku sambil menghampiri suamiku.

"Makanannya udah siap mas, ayo langsung makan dulu ya" mas Sufyan pun mengikuti aku menuju meja makan.

Kami ini kebetulan punya selera makan yang sama, jadi aku dan suamiku ini hanya makan malam saja karena kalau nggak sudah sangat lapar kami sama sama nggak terbiasa untuk makan.

"Makan ketika lapar berhenti sebelum kenyang"

Ya begitulah kiranya aku dan mas Sufyan dalam menyikapi nafsu makan.

Mas Sufyan memegang tanganku sebelum aku mengambil makanan untukku.

"Sayang, sebab telah resmi, nggak perlu lagi ya makan pakai dua piring, cukup sepiring berdua saja sambil berdoa semoga Allah limpahkan berkah pada makanan yang kita makan dengan penuh rasa syukur dan rasa cinta ini." Ujarnya seraya tersenyum dan menarikku untuk duduk.

Deg

Sambil berusaha keras menyembunyikan detak jantungku yang berdetak kencang nggak karuan ini aku mengiyakan ajakan suamiku.

Allah, semoga engkau selalu berikan kesehatan serta rahmat-Mu pada suamiku, keluargaku,orang tua kami, serta seluruh orang muslim di dunia ini.

Sambil menyantap makanan dengan bergantian saling menyuapi akhirnya usai juga kecanggungan antara aku dan suamiku, dia bercerita bahwa aku mendapat undangan majelis Nisa (wanita) oleh ustadzah Maryam yang kebetulan istri dari teman suamiku.

Usai makan malam, saat akan mencuci piring bekas makan aku pun tidak diperbolehkan oleh mas Sufyan.
"Aku menjadikan kamu pendamping sebab agamaku, biarlah aku bantu ringankan tugasmu selama aku bisa".

Allah, kenapa suamiku seromantis ini, mana kuat hamba ini???

***

Setelah makan tadi mas Sufyan membimbingku menuju kamar kami, ada yang ingin di bicarakan katanya.

Sampai kamar mas Sufyan menempatkan aku di atas kasur tepat di hadapannya, kemudian dia menggenggam tanganku dengan erat seraya berkata
"Dek, sebelumnya maaf tidak memberitahu pekerjaan mas pada prosesi lamaran waktu itu pada adek, ayah juga sudah bicara pada mas.
Mas ini bukan orang sealim yang adek fikir, tapi mas sedang berusaha berjuang di jalan Allah, mohon izin dengan sangat nanti apabila mas sedang ada tugas dari pak yai ke luar kota atau menemui sayyidilhabib di Tarim, adek tidak kemana-mana ya, tolong tetap dirumah sebab adek adalah tanggung jawab mas."

Sumiku mengatakan hal itu dengan penuh kelembutan. Aku terdiam, dalam hati aku membatin bahwa mas Sufyan ini tahu sekali aku ya? Bagaimana mungkin dia paham bahwa aku masih terbatas, tak bisa langsung dikeras.

Aku mengangguk, " Bagaimanapun pekerjaan mas nanti dengan senang hati Aisyah in syaAllah bakal terus nurut sama mas bukannya ridho Aisyah ada pada mas sekarang? Dan Ridha Allah pun terletak pada ridho mas pada Aisyah, bimbing Aisyah terus ya mas suami sayang" sambil malu sekali aku memanggilnya sayang.

Allah inikah jawabanmu? Kau hadirkan cinta tepat setelah akad itu diucapkan.

Suamiku menarik aku untuk ia dekap, dalam dekapan itu dia berbisik tentang ibadah yang kemudian kita jalani bersama.

***

Jazakillah khayr yaa ❤️

Jangan lupa baca Al-Qur'an karena Al Qur'an adalah sebaik-baiknya bacaan ❤️

@septiani_ambar follow Ig saya ya temen*
Banyak ilmu in syaAllah ❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ini Kutulis Untukmu, Imamku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang