Saat itu Daisy masih berusia 5 tahun, ia tumbuh sebagai anak yang ceria dan pandai namun setelah kejadian malam itu hidup Daisy merasa berubah dan hancur untuk anak seusianya. Orang tua Daisy sangat menyayangi Daisy meskipun ada konflik di antara mereka namun tidak pernah menunjukkan kemarahan di hadapan Daisy. Hari ini adalah selasa di Desember 2002, sebentar lagi adalah hari yang paling dinantikan Daisy yaitu malam Natal, ia berkeinginan bila Ayahnya meluangkan waktu untuk berkumpul bersama di rumah atau makan bersama di sebuah restaurant.
"Bu.. Daisy rindu Ayah.." Ucap anak yang menggemaskan itu.
"Iya, sayang Ibu juga rindu tapi Ayah sedang lembur di kantor." Jawab Ibu Daisy yang sebenarnya rumah tangga mereka sedang di ujung tanduk perceraian.
"Bu.. Telepon Ayah.. Aku mau bicara sama Ayah..Bu.."
Ibunya hanya terdiam..
"Daisy mohon Bu.." sambil menarik kain lengan baju Ibunya.
Ibunya hanya memikirkan di mana keberadaan Suaminya yang sebenarnya diapun tidak tahu apakah Suaminya di kantor atau di tempat lain, ia hanya takut bila Daisy kecewa.
"Ayolah.. Bu.. kali ini saja, kemarin juga Ibu bilang kalau hari ini Ayah akan pulang, bisa main lagi sama Ayah, tapi Ayah masih kerja." Rengekan dan celotehan Daisy semakin mendesak Ibunya, yang pada akhirnya menelepon Sang Ayah.
"Baiklah, Ibu coba hubungi Ayah dulu yah..".
"Yeeeaayy.. iya Bu.." Tentu saja anak itu sangat kegirangan, bertemu dengan Ayahnya adalah hal yang tidak sering ia rasakan karena terhalang pekerjaan di luar kota.
Sambil menghela napas Ibu Daisy menghubungi Ayah Daisy, Jonathan nama kontak yang terlihat di layar handphone. Nada NSP yang masih terdengar menandakan Suaminya belum juga menjawab telepon darinya.
"Halo..?"
Beberapa saat Ibu Daisy terdiam,
"Halo.. halooo, ini siapa?".
Ibu Daisy masih saja terdiam mendengarkannya, kemudian ia berpindah ke arah dapur dan memberi isyarat kepada Daisy untuk menunggu sebentar.
"Haloo, ini siapa.. kok gak ada suara sih..?"
"Iya..iya Haloo maaf.." Jawab Ibu Daisy dengan menahan sesuatu di dadanya yang sesak.
"Iya, ini siapa yah?."
"Apa betul ini nomor telepon atas nama Jonathan?."
"Iya betul, aku kekasihnya ini siapa?."
Tersentak hati Renita seorang Ibu yang menjanjikan kepada anaknya jika Ayahnya akan pulang bermain bersama namun di luar sana sedang bermain dalam perasaan.
"Ohh.. Iya, saya dari pihak Asuransi ingin bertanya apakah Bapak Jonathan sedang mengikuti program Asuransi atau belum, jika belum kami ingin menawarkan." Cara Renita yang menutupi identitasnya, ternyata Suaminya tidak menyimpan lagi nomor kontaknya, Renita hanya ingin menyembunyikan ini dari Daisy yang tidak perlu menghiasi masa kecilnya.
"Oh, tunggu yah Mba aku tanyakan dulu ke Mas Nathan."
Sekali lagi hati Renita hancur berkeping-keping mendengar panggilan yang selalu ia lantunkan ketika masa-masa indah bersama Suaminya, kini terdengar dari wanita lain yang bahkan ia tidak mengenalnya.
"Haloo.. Maaf Mba, Mas Nathan sudah terdaftar asuransi."
"Oh iya, terima kasih Mba kalau boleh tahu dengan Mba siapa saya berbicara?." Tentu saja Renita sudah tahu kalau Suaminya telah terdaftar asuransi, maka dari itu dia membuat alasan seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daisy
Fiction généraleSebuah Novel Fiksi tentang perjalanan Daisy dalam menjalani kehidupannya bersama orang yang telah ditetapkan bersamanya, membuatnya terjebak dengan konflik yang harus ia hadapi, serta keikhlasan, kesabaran yang menjadi pelajaran untuknya. Selamat...