♥28

10.6K 1.1K 198
                                    

Harusnya disini gue masih marah perihal Kak Jeno yang berbohong sama gue. Memang bukan masalah besar, tapi gue ngerasa Kak Jeno berbohong supaya gue menjauh dari Kak Jaemin, kan?

Gue menoleh, memperhatikan Kak Jeno dari samping yang masih melamun sedari tadi. Kami berdiri, menatap danau yang gue ga tau seberapa dalamnya disini.

"kita ngapain kesini, Kak? Katanya Kakak mau ngomong sesuatu?"

Dia menunduk. Lalu gerakannya menyamping menghadap gue. Gue ga bisa berbohong untuk ga menatap wajahnya.

Siapa pun tau kalau Kak Jeno ini tampan, tentu. Kan gue udah pernah bilang, sampai sejenisnya pun juga ikut suka sama dia.

"K-kak, disini gelap."

"aku mau minta maaf."

Sontak, kedua alis gue terangkat karena ga ngerti kenapa Kak Jeno harus minta maaf.

"buat apa?"

"iya, aku udah bohong sama kamu. Aku cuma susah gimana cara kasi tau kamu, kalau aku ga suka kamu sama Jaemin."

Bibir gue baru saja ingin membalas kalimatnya, tapi ga tersampai karena Kak Jeno udah lebih dulu melanjutkan.

"aku tau, aku bodoh. Aku yang kenalin kamu ke dia. Aku juga yang maksa Jaemin untuk mencoba sama kamu, tapi ini di luar dugaan- kalau aku juga sama kamu, Fel."

Kaki gue melangkah mundur ketika mendengar itu. Gue ga tau harus mengatakan apa sekarang. Sementara Kak Jeno masih menatap gue dengan kedua matanya yang sendu. Gue mengalihkan objek.

"..aku memang marah sama Kakak. Aku ga suka Kakak bohong apa lagi membalikkan fakta."

Gue menelan saliva dengan susah payah. "aku tau- bukan hanya Kak Jeno yang salah disini. Kalian berdua, sama - sama salah. Aku benar - benar ga tau harus berbuat apa waktu dengar, kalian pernah menjalin hubungan. Kaya, selama ini kalian bermain di belakang aku. A-aku gatau, tapi aku merasa seperti itu."

Pada akhirnya gue membalas sorot mata nya. Kak Jeno tersenyum tipis, bahkan hampir tak terlihat.

"Jaemin udah cerita ke kamu rupa nya."

"iya, memang udah. Aku benci sama diriku sendiri yang malah ga bisa untuk menjauh sama Kak Jaemin. Rasa ingin terus bersama nya malah terus bertambah."

Kak Jeno mengangguk. "aku iri, Jaemin bisa dapat perempuan kaya kamu. Aku- merasa salah sekarang sia - sia in perempuan kaya kamu ke sa—"

"engga, Kak Jeno benar. Memang seharusnya diantara kalian ada yang merasa terluka disini. Dan itu Kak Jeno sendiri. Aku senang kalau Kak Jeno juga udah berbeda. Terlebih Kak Jaemin yang keadaannya lebih parah."

Dia mengatup bibirnya. Gue bisa mendengar helaan napasnya untuk kesekian kali. Kak Jeno kembali memutar tubuhnya untuk menghadap danau.

Gue hanya heran, kenapa gue ga bisa benci sama orang disini. Gue terlalu mudah untuk memaafkan orang. Maka itu, gue disini masih menatap Kak Jeno dengan mata yang sedikit lembab.

Begitu juga dia, gue bisa lihat kedua mata nya berair. Lalu dia terkekeh dan menunduk.

"mungkin nanti waktu balik aku merasa malu sama anak - anak, udah ngebentak mereka cuma karena mikirin kamu."

Gue menyentuh lengannya, "...makasih, Kak Jeno udah menyukai aku. Tapi bukan berarti semua bisa dimiliki karena kita suka."

Dia menoleh lagi, "apa aku boleh minta satu permintaan?"

Udah berkali - kali gue mengerjap. Ragu adalah kata pertama yang keluar dari benak gue ketika Kak Jeno menginginkan satu permintaan.

Tempat ini ga terlalu terang. Hanya bulan diatas langit yang membuat tempat ini bercahaya. Tidak ada siapa pun, selain kami berdua.

NA JAEMIN; boys with life[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang