NA JAEMIN; boys with life[✔️]

♥40

pokok nya paling suka nana pake kemeja hitam itu 🙏

.

Gue masuk ke dalam rumah dengan pandangan gue yang kosong. Selama dari kafe tadi, gue ga banyak berpikir selain, kalimat - kalimat yang di keluarkan oleh mama nya Kak Jaemin.

Tapi, di sisi lain nya gue juga malah kepikiran sama perempuan yang bernama Heejin itu. Kelihatannya dia akrab banget sama mama nya Kak Jaemin. Kelihatan begitu.

"kamu kenal anak saya?"

Tatapan gue sama sekali ga lepas dari wajah beliau. Dia sangat cantik. Tapi gue juga masih sadar kalau dia bertanya. Tentu gue mengangguk mendengar pertanyaan nya.

Dia menaruh cangkirnya yang berisi teh. Lalu membentuk senyuman kecil. "kaya nya Jaemin sudah berbaur dengan perempuan."

Gue mengulum bibir gue ke dalam. Siapa yang ga gugup kalau bertemu orang tua sang pacar?

"saya, sudah hampir dua tahun kenal sama Kak Jaemin."

Sebelah alisnya terangkat. "oh ya? Kenapa bisa kenal? Setau saya, Jaemin tidak kuliah."

Gue baru saja ingin menjawab, tapi ternyata kalimat nya belum selesai. "anak bodoh memang. Bukannya memilih untuk kuliah, malah bekerja ditempat seperti itu."

Mendengar itu, gue berdeham. "maaf, tante? Kak Jaemin pasti punya alasan kenapa kerja disana. Mungkin dia lebih nyaman, saya sendiri udah sedikit tahu menahu kok tentang dia. Anaknya baik, cuma ya memang terkadang—"

"nama kamu Felicia?" gue deg - degan parah. Tanpa mengangguk pun, dia sudah tahu kalau nama gue Felicia.

"dengar, semua manusia pada dasarnya memang baik."

Kembali gue diam. Senyuman beliau itu anggun— yang membuat gue merinding jika melihat itu.

"kamu belum jawab, kenapa bisa kenal Jaemin."

"dari, Kak Jeno. Bukan hanya dia, tapi ada Kak Haechan, dan juga Kak Renjun. Saya kenal Kak Jaemin dari mereka lebih tepatnya."

"Lee Jeno?"

Saat itu juga gue langsung paham kenapa wajah nya berubah menjadi datar. Beliau pasti berpikir kalau, Na Jaemin masih berhubungan dengan Lee Jeno.

"mereka sekarang hanya sebatas teman. Masa lalu itu sudah lama. Mereka sekarang jarang— bahkan hampir ga pernah saling menghubungi satu sama lain."

Mama nya Kak Jaemin memangku dagunya dengan kedua tangan diatas meja. Dia menatap gue dengan intens. "kamu seperti nya, sangat mengenali Jaemin?"

Iya. Dari sini gue malah ga berani mengungkapkan fakta bahwa gue adalah kekasihnya dari anaknya.

"kalau kaya gitu, bagus. Saya bisa menyuruh seseorang untuk dekat dengan dia."