♥41

10.2K 1K 194
                                    

Gue merasa terusik karena suara detak jarum jam yang berada disamping gue. Karena itu pun gue juga bangun. Ternyata jam tangan Kak Jaemin yang berada diatas nakas membuat gue sadar.

Posisi kepala gue bergelantungan dan hampir kejedug sama nakas. Ini kenapa bisa begini posisi gue?

Sewaktu gue ingin membenahi posisi, Kepala Kak Jaemin berada diatas dada gue— yang bathrobe setengah terbuka.

Ini masih jam— ah.. Jam 4 pagi. Kami berdua tidur lebih awal, dan gue malah bangun jam segini.

"Kak," suara serak gue mau ga mau harus bangunin Kak Jaemin. Supaya dia pindah kesamping tidur yang benar.

Gue berusaha agar tidur dengan bantal. "Jaemin, bangun sebentar ih.."

"ngh~"

Dia bergerak— malah merubah posisi menjadi tidur menghadap dan gue dan memeluk pinggang. Gue merasa ga nyaman aja sih, ini tiba - tiba gue merasa canggung sendiri.

Soalnya— satu payudara gue benar - benar tepat di wajahnya. Dan sejak kapan juga bathrobe gue udah mulai kebuka sempurna begini.

Gue mendorong bahunya, "please.. Bangun dulu sebentar, aku mau pake baju.. Na Jaemin?"

"ck, gausah.."

Pinggang gue di tarik. Gue menahan mulut gue supaya ga ngeluarin lenguhan. Kak Jaemin itu ga diam. Dia mengigit dada gue. Dan bahkan di hisap.

""ng-nggak. Tunggu—  jangan, aku mau pake baju sebentar aja. Kak —hhh"

Dia setengah bangun, wajah bantal dan rambut berantakan pun ga membuat Kak Jaemin menjadi jelek sedikit pun. "aku bilang ga usah. Kamu nanti juga mandi, kan?"

Gue diam. Dia natap gue ga ada ekspresi nya, mana ini juga masih gelap. Kan gue jadi takut.

"tidur lagi aja. Lagian kenapa bangun?"

Menggeleng, tangan gue kembali mengikat bathrobe dengan benar. Dan selama itu Kak Jaemin melihat pergerakan gue. Gimana ga kaya psikopat kalo gini.

"..gatau kebangun aja."

Tangan Kak Jaemin terulur untuk merapikan rambut gue. Wajahnya juga mendekat dan mencium pipi gue. "manis banget baru bangun tidur begini."

Gue memukul dada nya. "ih Kak Jaemin aneh tau gak. Tadi aja keliatan galak, sekarang kaya gini. Random banget sih. Takut tau!"

Dia terkekeh. "emang iya? Apa aku kerja jadi aktor aja?"

Gue menggeleng, "ga mau. Ga suka."

"loh, kenapa? Uang aku nanti jadi makin banyak. Kan kamu suka uang."

Gue ga menyangka mendengar itu dari bibir tipis Kak Jaemin. "kamu pikir aku matre??"

Dan dia tertawa lagi. "bercanda aja, sayang."

"bercanda nya ga lucu. Aku ga mau tuh soalnya nanti Kak Jaemin main sama cewe - cewe lain. Terus kalau ada adegan ciuman gimana? Atau kalau genre film sendiri itu dewasa? Gak pokoknya ga mau."

Kak Jaemin mengelus pipi gue, lalu turun ke rahang gue. "cuma itu?"

"y-ya banyak. Kemungkinan besar Kak Jaemin bisa selingkuh, kan? Ih menang banyak nanti yang main jadi pasangan Kakak. Aku ga mau."

Gue pikir Kak Jaemin menatap mata gue sewaktu bicara, tapi ternyata bibir gue. Ibu jarinya kini mengusap bibir bawah gue. Dengan sensualnya.

Perasaan gue ga enak.

Sudut bibirnya terangkat. Dia tersenyum tipis dengan sorot mata yang entah bagaimana cara gue membacanya.

"Felicia."

NA JAEMIN; boys with life[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang