O1, 𝗻𝗮𝘀𝗶 𝗴𝗼𝗿𝗲𝗻𝗴

213 33 106
                                    


7 days ; markhyuck




"Renjun! Woy!" panggil Haechan pada temannya, Huang Renjun.

"Apaa?! Ganggu gua banget sih! Lagi makan nih!" sahut Renjun yang tengah makan bekal miliknya dengan lahap.

Ohiya, Haechan sama Renjun lagi di kantin.

"Gak apa sih, si Jeno mana? Tumben lo gak bareng pacar lo," tanya Haechan.

"Ngapain tanya-tanya tentang Jeno?!" curiga Renjun.

"Etdah galak amat lo emak-emak, tanya doang kali," ledek Haechan yang hanya dibalas dengusan kesal oleh Renjun.

"Lo kesini ngapain? Tumben banget nyariin gua dikantin," tanya Renjun.

"Ya mau makanlah! Bunda gua lupa bikinin gua sarapan," jawab Haechan. "Yaudah, gua pesen dulu, ya!"

Renjun hanya berdeham.

"Budhe Suzy~ Echannie pesen nasi goreng!" ucap Haechan pada Budhe Suzy—penjual nasi goreng dikantin Haechan.

"Iyalah pesen nasi goreng, 'kan saya jualan nasi goreng, yang jelas atuh pesen nasi goreng pedes apa nggak," balas Budhe Suzy.

Haechan nyengir. "Hehehehe, nasi gorengnya satu Budhe, paket lengkap yang pedas yaaa!"

"Nah gitu atuh, siaap ditunggu dek!" –Budhe Suzy.




Waktu Haechan lagi duduk-duduk manis dikursi yang udah disediain sama Budhe Suzy, bahu Haechan nggak sengaja disenggol sama seseorang.

"ADOH! SAAKIT!" pekik Haechan.

Orang itu langsung gelagapan. "E-Eh maaf, nggak sengaja, lo nggak apa 'kan?"

Haechan menatap orang itu bentar lalu menatapnya sinis. "Kata maaf nggak cukup ya, lo pikir dengan lo nyenggol gua, bahu gua masih suci?"

Orang itu pasrah. "Yaudah, lo mau apa?"

Haechan tertawa licik. "Jadi babu gua selama seminggu!"

Orang itu mendelik. "Kok gitu?! Cuma nyenggol loh!"

"Ah iya, nama lo siapa? Kelas berapa?" tanya Haechan.

Orang itu mengernyitkan keningnya. "Kok nanya?"

"Udah jawab aja!"

"Gua Mark Lee, kelas XII IPA-2."

"Oh, gua Lee Haechan! Kelas XI IPS-2!"

"Berarti lo dekel? Nggak sopan banget," sindir Mark.

"Terserah gua dong! Beda setahun doang!" elak Haechan. "Yaudah, kita temenan aja! Tapi dengan syarat, lo harus nurutin apa kemauan gua."

Mark menghela napas pelan. "Sama ae gua jadi babu lo." Lalu Mark berpikir sejenak. "Ah, lagian cuma masalah minta maaf, gua nggak dimaafin nggak apa, bodo amat."

Haechan tertawa hambar. "Oh gitu? Gua sebarin hoax mau? Kalo lo udah nyelakain bahu gua."

"Lo pikir mereka semua percaya? Yang ada lo bakal dicap tukang bohong dikelas gua," alasan Mark.

"Eh lo kayak nggak kenal gua aja, gua, Lee Haechan, submisif ter-famous di SMA ini," Haechan berlagak sombong.

Mark malah tertawa kencang. "Anj—hahahaha! Gua ae kagak kenal lo! Gimana bisa lo dibilang famous! Songong amat lo njir."

7 Days, Mark ft. HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang