11 - Motor Modus

8.1K 730 54
                                    

Haiiii❣️ Sebelum baca ketuk bintangnya dulu yuk buat vote😉 Udah?

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa komen juga yaa pasukan yang sering di-ghosting😋

*****

Mungkin aku serakah karena setiap hari ingin selalu bersamamu. Entahlah kau sudah menjadi candu bagiku

*****

Jam weker terus-menerus berbunyi memenuhi kamar bercat baby pink itu. Namun, seseorang yang ada di sana masih tertidur pulas di atas kasur dan memeluk boneka Piglet kesayangannya. Jam telah menunjukkan pukul enam lewat lima belas menit, tetapi Misell masih tertidur pulas tanpa mempedulikan suara berisik dari jam weker.

"MISELL BANGUN!!!"

Wulan yang baru saja memasuki kamar Misell, langsung meneriaki anaknya. Suara Wulan, akhirnya mampu membuat Misell membuka mata. Mengalahkan suara jam weker yang sebelumnya telah gagal membangunkan gadis itu.

"Mama apa-apaan, sih?"

"Kamu emangnya nggak sekolah? Udah jam enam lebih, nih. Bukannya kamu hari ini ada kelas olahraga?" 

Misell yang mendengar ucapan mamanya langsung membelalakan mata dan melompat dari kasur. Gadis itu berlari menuju kamar mandi setelah sadar jika waktunya hanya tinggal tiga puluh menit lagi. 

Semua ini gara-gara Pak Herman! Kalau aja nggak ngasih tugas sialan itu, gue nggak bakal bangun siang! 

Misell bersiap sambil terus-menerus mengumpat tanpa henti. Memang semalam ia harus begadang dan baru saja tidur jam dua belas malam lewat, karena mengerjakan tugas esai Bahasa Inggris tiga ribu kata dari Pak Herman.

Setelah mandi dan berganti baju dengan pakaian olahraganya, ia beringsut keluar kamar. Tidak lupa Misell memasukkan seragam batik yang akan digunakan untuk ganti, sunblock, dan lipbalm-nya.

"Bodo amat nggak sempet dandan!" gumam Misell sembari berlari menuruni tangga.

"Misell! Sarapan dulu!" teriak Wulan yang terlihat khawatir.

"Nggak keburu, Ma, udah siang. Misell berangkat dulu, Ma, Pa," ucap Misell sembari mencium tangan kedua orangtuanya. Gadis berambut sebahu itu berlari keluar rumah dan langsung disambut Bian yang sedang duduk di atas motornya. Laki-laki itu memandangi Misell dengan tatapan bingung.

"Bian! Ayo cepet berangkat! Ngebut!" 

Misell langsung naik ke atas motor Bian dan terus memukul punggung lelaki itu, bermaksud supaya Bian segera menjalankan motornya.

"Sell, tenang aja kali. Masih jam setengah tujuh," kata Bian santai setelah ia sempat melihat jam tangannya.

"Itu mah kamu! Aku sekarang lagi ada kelas olahraga di jam pertama, mulainya kan jam 6.45!" teriak Misell tepat di telinga Bian.

"Iya, iya. Kita berangkat. Aku bakalan ngebut, pegangan yang kenceng," kata Bian sambil mengusap telinganya yang mendadak pengang dan segera memakai helm.

"Dasar, motor modus! Tinggi banget, sih, jok motornya! Kamu nggak pengen ganti motor yang lebih pendek, Bi?" tanya Misell sembari menahan senyum. 

Bian hanya tersenyum mendengar perkataan Misell. Senyum yang sebenarnya bisa Misell lihat melalui kaca spion motor. Tanpa sadar sebuah garis lengkung itu pun ikut tercipta di wajah Misell. 

*****

"Bian, aku titip tas, ya? Tolong taruh di meja aku. Thank you, Bi."

Bicara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang