Two Broken Hearts

21 3 0
                                    

Bona terdiam dan tak mampu mengatakan apa-apa. Dia masih berpikir bagaimana kakaknya dan Wonho bisa saling kenal. Iya dia tahu kalau kakaknya pernah mengikuti les piano. Tetapi yang dia tahu kakaknya selalu bilang orang-orang di tempat lesnya menyebalkan. Mereka pura-pura memujinya tetapi di belakang mereka selalu membicarakan kakaknya. Dia tidak menyangka kakaknya dan Wonho sudah saling kenal dan ternyata memiliki tempat special di hati Wonho.

"Aku tidak menyangka kau adalah adiknya Hyun Jung" Mendengar Wonho menyebut nama kakaknya dengan nada lembut membuat hatinya semakin sakit. Bona berusaha bersikap biasa saja dan membalas perkataan Wonho.

"Dia tidak pernah bercerita tentang temannya di tempat les. Jadi aku pun tidak tahu kalau kalian saling kenal, hehehe" Kata Bona dengan senyum kikuknya. Wonho tersenyum tipis, dia tahu pasti Hyun Jung, atau bisa dia panggil Seola selalu bersikap dingin dan cuek padanya. Akan tetapi dia tidak mempermasalahkannya. Dia malah mengganggap kalau perlakuan Seola kepadanya benar-benar tulus, tidak berpura-pura seperti yang dia lakukan kepada rekan-rekannya di tempat les. Dia tahu Seola begitu membenci orang-orang yang ada di tempat itu. Dan hanya padanya saja gadis itu berbicara dengan blak-blakkan dan apa adanya. Sungguh demi apapun Wonho sangat merindukannya. Gadis itu pergi begitu saja tanpa memberinya kesempatan untuk menguratarakan perasaaanya.

"Aku tidak tahu kenapa dia tiba-tiba saja pergi tanpa memberitahuku. Terakhir dia menghubungi tahun lalu. Itupun lewat e-mail. Dia tidak mau memberiku nomor ponselnya walaupun aku sudah memintanya" Cukup, Bona tidak sanggup mendengar kisah mereka. Dengan mengetahui kebenaran kalau mereka berdua saling kenal saja sudah membuat dia sedih.

"Seola eonni juga jarang memberiku kabar. Terkadang dia tidak membalas chat ataupun telepon dariku. Aku kira dia sedang tidak mau diganggu" Kata Bona sambil meremas dress yang dia kenakan. Dia sadar yang dia pakai adalah dress milik kakaknya.

"Dia masih saja tidak berubah. Apa boleh buat, aku hanya bisa menunggu" Ucap Wonho dengan nada kecewa. Bona melirik ke arah Wonho. Raut wajahnya terlihat sedih dan kecewa. Mungkin dia bodoh melakukan ini tetapi dia juga tidak tega melihat Wonho yang putus asa seperti itu.

"Ehm... kalau oppa mau, aku bisa memberikan nomor Seola eonni" Kata Bona mencoba memaksakan senyumannya. Wonho menatapnya cukup lama lalu menggeleng pelan.

"Tidak usah, aku tidak mau mengganggunya. Dia sedang mengejar mimpinya dan aku hanya bisa mendukungnya dalam diam" Kata Wonho. Namun Bona yakin pasti lelaki itu sangat merindukan kakaknya. Dia mengeluarkan secarik kertas lalu menuliskan sederet angka di sana. Bona menarik tangan Wonho dan menyerahkan kertas berisi nomor ponsel Seola.

"Hubungi dia. Aku yakin dia juga merindukan oppa" Kata Bona yang menyadari Wonho yang bingung dengan apa yang dia berikan padanya. Bona pura-pura melirik jam tangan miliknya.

"Sepertinya aku tidak bisa ikut kumpul hari ini. Aku lupa kalau Ibuku menelepon tadi malam dan menyuruhku pulang ke rumah. Apa tidak apa-apa kalau aku pamit sekarang?" Tanya Bona berbohong. Wonho mengerutkan keningnya, dia ragu dengan perkataan Bona namun dia tidak bisa menuduhnya berbohong.

"Oh begitu ya? Sebernarnya sih tidak apa-apa. Masih ada hari lain, jika kau memang harus pergi aku tidak akan memaksamu untuk ikut" Kata Wonho.

"Terima kasih, oppa. Maaf aku izin hari ini. Kalau begitu aku pergi dulu, sampai jumpa" Bona buru-buru bangkit dari duduknya lalu melangkahkan kakinya menuju pintu. Wonho ingin mengatakan terima kasih tetapi gadis itu berjalan cukup cepat dan terlanjur keluar dari ruangan. Wonho memandangi kertas yang ada di tangannya. Dia tesenyum tipis lalu memasukkan kertas itu ke dalam saku celananya.

Bona yang baru saja keluar dari ruangan segera melangkahkan kakinya menjauh dari sana. Wajahnya tertunduk. Dia menggigit bibirnya begitu merasakan kedua matanya mulai memanas. Dia pun berbelok menuju lorong yang cukup sepi lalu menyandarkan punggungnya ke tembok. Dia menunduk dan sedetik kemudian air matanya menetes.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You are My Boyfriend!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang