Pain

36 5 0
                                    


.

.

.

Bona mengerjapkan matanya begitu lelaki tersebut terlihat salah paham dengan kejadian kemarin.

"T..tunggu.. kau salah paham!" Dengan gelapan Bona mencoba menjelaskan kepada Rowoon yang sedang menahan tawanya. Tentu saja dia paham, gadis depannya tidak bermaksud menyatakan cinta padanya dan dia hanya ingin mengusilinya saja.

"Maksudmu?" Rowoon pura-pura tidak mengerti dan itu malah membuat Bona semakin gugup.

Bona melihat ruangan yang masih tersisa beberapa mahasiswa. Mana mungkin dia menjelaskan di sini, bisa-bisa semua orang tahu tentang kebodohan yang telah dia perbuat.

"I..ikut aku. Xuan yi, kau pergi duluan saja" Bona menyuruh temannya itu untuk pergi lebih dulu, dia harus meluruskan kesalah pahaman ini, maka dari itu Bona berjalan ke luar ruangan, gadis itu mencari tempat yang tidak terlalu ramai. Sesekali dia melirik ke belakang memastikan Rowoon mengikutinya. Mereka berdua berjalan menyusuri lorong kampus sampai akhirnya Bona menghentikan langkahnya dan melirik sekitar, memastikan kalau tidak ada yang menguping.

Bona membalikan badannya hendak membuka suara.

"Dengar-" perkataannya terhenti karena wajahnya langsung berhadapan dengan wajah Rowoon yang sangat dekat. Lelaki itu ternyata sudah membukukkan badannya, berniat mendengarkan ucapan gadis di depannya.

"Tunggu! Kenapa kau begitu dekat?!" Bona memundurkan badannya agar tidak terlalu dekat dengan lelaki yang belum dia kenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tunggu! Kenapa kau begitu dekat?!" Bona memundurkan badannya agar tidak terlalu dekat dengan lelaki yang belum dia kenal.

"Kau mau bicara, kan? Suaramu terlalu kecil jadi aku harus mendekat agar bisa mendengar apa yang kau ucapkan supaya tidak ada salah paham lagi" Rowoon menyeringai tipis, dia puas sekali menjahili Bona.

"Jadi kau dari awal tahu kalau kejadian kemarin adalah salah paham?" Bona menatap Rowoon tidak percaya. Bisa-bisa lelaki itu berpura-pura tidak tahu.

"Hahaha kau ini polos sekali. Tentu saja aku tahu kalau kau tidak bermaksud menyatakan perasaanmu padaku" Rowoon menyandarkan punggungnya ke dinding, dia melirik Bona yang mulai memasang wajah kesal.

"Ugh! Kalau begitu kenapa kau bersikap seperti tidak tahu? Jadi tidak ada yang harus aku jelaskan lagi" Bona mendengus kesal, dia hendak membalikan badannya meninggalkan lelaki yang menurutnya menyebalkan.

"Hei. Jika Senior yang kau sukai menolakmu, datang saja padaku" Ucap Rowoon dan itu malah membuat Bona semakin kesal dan tanpa menjawab apapun dia pergi dari sana.

Rowoon memandang punggung Bona yang menghilang di ujung lorong. Dia terkekeh pelan, baru kali ini dia bertemu dengan gadis sepolos itu.

Dia merogoh saku celananya, membuka isi pesan yang baru saja masuk.

Rowoon tersenyum tipis sembari membalas pesan tersebut. Dia lalu memasukan kembali ponselnya lalu berjalan pergi menuju parkiran. Setibanya di sana terlihat sekumpulan mahasiswi yang berdiri di dekat motornya. Dia tampak tidak peduli dan hendak menaiki motornya namun salah satu dari mahasiswi tersebut memanggilnya.

You are My Boyfriend!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang