08#Park

1K 182 82
                                    


08#Park.









Setiap pagi, Kerusuhan selalu terjadi di keluarga Yuna. Seperti sekarang ini:

Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi, tapi Yuna belum bangun juga.  Jeka—Abangnya Yuna—tiba-tiba datang mematikan AC. Buat Yuna jadi kepanasan.

Tak hanya itu, Jeka pun sampai menarik kedua kaki Yuna turun dari kasur. Tapi tetap saja Yuna nggak bangun-bangun.

Kayaknya dia lagi ngadain simulasi is death. Gapapa Yun, sok atuh dilanjutkan.

Jeka tetap tak menyerah membangunkan adiknya ini. Dia langsung melompat, ikutan berbaring di tepi kasur yang masih kosong, kemudian menendang Yuna ke kanan sampai cewek itu gelundung ke lantai.



dug



Lalu dengan tampang watadosnya, Jeka memenuhi seluruh bagian kasur.

"MAHHHHHH ABANG JAHATTTT!! MASAK AKU DITENDANG?! PALA AKU BENJOL MAHH!!!!" teriak Yuna sambil memegangi dahinya yang benjol sedikit.

"NGGAK DENGER LAGI DIPANGGIL KASUR, SURUH TIDUR!!" sahut Jeka, hendak tidur kembali.

Yuna berdiri, salah satu tangannya masih memegangi dahinya yang benjol. "Kebablasan dipanggil Tuhan baru tau rasa lo!" balasnya.





"Biasane ngene iki mbalik," ujar Jeka.
(Biasanya kayak gini kebalik).

Nggak heran Jeka bisa basa Jawa, soalnya orang tuanya Ayah Jeka-Yuna  kan dari Solo. Kalau libur semesteran pasti mudik ke sana. Lagian mereka sekeluarga juga pernah tinggal di Solo selama 4 tahun, baru deh pindah ke Jakarta.

Yuna melirik ke arah jam dinding, menunjukkan pukul 6 lebih 15.

Gawat! Bentar lagi kan upacara!


Begitu sadar, Yuna langsung menarik lengan Jeka untuk turun dari kasurnya. "Bang!Bang anjir! Buru! Udah jam segini, gue telat upacara nya ntar."

"Jam berapa sih?" tanya Jeka males-malesan.

"Jam 6 lebih 15!!!!"



Jeka melempar sembarangan bantal Yuna, lalu berdiri di atas kasur. Dua kakak-adik itu kemudian saling berlomba-lomba berlari menuju ke kamar mandi duluan setelah sebelumnya saling melempar kode.

"GUE DULUAN ANJIR KEBURU BAKSOS!!" teriak Jeka sambil menahan lengan Yuna agar tidak masuk kamar mandi duluan.

"BANGGG GUE DULUANNN!!! NANTI KEBURU ADA RAZIAAA!!!!" balas Yuna kini berpegangan pada pintu kamar mandi.

"HILIH! CUMA RAZIA, KECIL!!!!! INI LOH GUE MAU BAKSOS!"

"BODOAMAT BANG! BODOAMAT MAU BAKSO KEK MIE AYAM TERSERAH!!"

"BAKSOS ANJIR BUKAN BAKSO!! MAKANAN TEROOOOSSSSS!"


Papa yang kebetulan lewat langsung menegur, "udah gede masih rebutan kamar mandi. Nggak keren lu pada! Pake gih kamar mandi di dalem kamar papa."

Sontak buat Jeka langsung melepaskan cengkeramannya pada lengan Yuna lalu berlari menuju kamar mandinya Papa. Sedangkan Yuna langsung masuk ke kamar mandi di depannya.

Tak lama kemudian, sekitar 7 menit, mereka berdua sudah siap di meja makan lengkap dengan baju dan seragamnya.

"Yuna, Jeka, almamater kalian berdua udah mama gantung ya di sana," kata mama menunjuk gantungan baju di dekat meja setrika. Yuna dan Jeka hanya berdehem membalas. Masih fokus melahap roti bakarnya sambil main HP.

FIFTEEN FIGHTING | Jisung (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang