1. Permainan Elang

68 3 0
                                        


Semua anak Gelvinstor sedang berkumpul di Warbeh, Warung Babeh. Itu basecamp mereka, bahkan sudah menjadi rumah ke duanya.

Elang sedang mengadakan rapat. Karena baru saja mengetahui Daffa, inti dari Gelvinstor sekaligus sahabatnya di hajar oleh ketua Nextral, David Chrison. Elang yang mendengar penjelasan dari Daffa semakin tidak terima dengan perlakuan David. Ketua Nextral itu memang musuh Elang saat mereka masih duduk di bangku sekolah menegah pertama, bahkan setiap hari mereka selalu bertengkar. Entah apapun itu yang membuat Elang kesal.

"Kita balas dendam." Ucap Elang, siapapun yang membuat salah satu dari Gelvinstor babak belur, berarti mereka mengibarkan bendera perang dengan Elang.

"Lang, Feeling gue gak enak nih." Ujar Aldi yang berada di samping Elang. Semua anak Gelvinstor menatap ke arah Aldi, termasuk Elang.

"Jangan alay deh Al." Kata Kenzo, drama sudah dimulai.

"LO YANG ALAY BEGO!" Balas Arga sembari menjitak kepala Kenzo. Disusul oleh Aldi mengacungkan ibu jari nya ke arah Arga. Mengetahui apa maksud Aldi, Arga hanya menampilkan cengiran khasnya.

"Diem!" Perintah Oky dingin, sikapnya dengan Elang hampir sama tetapi masih lebih dingin Elang. Hanya diwaktu tertentu Oky bersikap dingin.

"Besok malem bales dendam." Elang berdiri dari duduknya, lalu pergi begitu saja.

"Si bos kenapa?" Tanya Kenzo menatap kepergian Elang.

"Pengen nonjok lo kali." Timpal Arga terkekeh.

---

Elang turun dari atas montornya, melangkah memasuki rumah dengan bangunan tinggi bernuansa putih. Sayang, rumah itu hanya ada Elang dengan para pekerja dirumahnya. Radit, papahnya akan pulang seminggu sekali. Karna banyak bisnis yang dijalaninnya.

"Mas Elang butuh sesuatu? Biar bibi siapin." Tanya Pembatu di rumahnya, sudah menjadi kebiasaannya.

"Gak Bi, makasih." Ucap Elang cepat sembari melanjutkan langkahnya, tidak peduli dengan siapapun lelaki itu akan bersikap dingin.

Ketika sudah sampai di kamarnya, Elang merebahkan tubuhnya. Tidak habis pikir, kehidupannya akan seperti ini. Entahlah, Elang berusaha menghilangkan pikiran itu. 

"Gue benci!" Umpatnya seraya menutup matanya.

Elang memasuki gerbang sekolah dengan montornya, memakirkan montor kesayangannya itu. Sekalipun ada yang menyentuh montornya, akan berurusan dengannya.

"Cewek itu, gak akan lolos dari gue." Batin Elang dengan tatapan tajamnya.

Reinna sedang dalam masalah besar, karena berani menentang Elang. Entah apa yang akan dilakukan oleh sang ketua Gelvinstor itu, pastinya dengan cara Elang yang simpel.

"Lo lagi, mata gue pegel lihatnya." Kata Reinna yang sedang berpapasan dengan Elang di koridor.

"Gue lebih gak suka, lo ada disini." Ucapnya ketus menatap mata Reinna tajam, Reinna yang diperlakukan begitu tidak ada takutnya. Dia membalas tatapan Elang dengan tatapan tajamnya juga.

"Seorang Reinna gak akan takut sama lo." Reinna pergi dari hadapan Elang, meneruskan langkahnya yang tadi tertunda.

"Lihat aja nanti." Gumam Elang pelan.

Setelah itu Elang pergi dari koridor itu, berjalan dengan santainya seperti tidak memiliki beban hidup. Tetapi, kalau pun ada dia akan tetap dengan gaya santainya itu.

---

Beberapa siswa - siswi mempercepat langkahnya untuk sampai di kantin, waktu nya istitahat. Perut mereka harus segera di isi.

Seorang gadis sedang berjalan membawa nampan berisi makanan, dengan sangat hati - hati agar tidak jatuh. Karena, hari ini dia meminta untuk memesankan pesenan mereka. Beberapa langkah lagi, dia akan sampai di meja yang ditempatinya.

"LO SENGAJA YA DORONG GUE!" Geram, Reinna tidak bisa diam saja. Semua makanan yang berada di atas nampan jatuh, bahkan dirinya pun ikut terjatuh. Reinna tidak habis pikir, Lelaki itu membuatnya kesal lagi. Entah apa yang dia mau, selalu membikin keributan dengannya.

"Gak. Pake mata lo!" Nada suaranya terdengar sangat dingin dan tatapan yang menusuk. Seperti tatapan benci.

"Heh gila, jelas - jelas lo dorong gue. Lo yang pake mata." Hardik Reinna seraya berdiri dari jatuhnya, temannya pun ikut membantu. Hanya dua temannya yang mendekat ke tempat mereka berdebat. Semua orang yang ada di kantin hanya melihat, tanpa mau ikut campur. Anak SMA Dirgantara mana ada yang berani dengan ketua geng yang satu itu, kecuali Reinna.

Lagi - lagi Elang tidak menggubris ucapan Reinna. Dia pergi dari situ dan berjalan santai.

"Sinting kali ya." Gadis itu menatap tajam kepergian Elang.

"Udah Rei, yuk pergi dari sini!" Feli dan Echa membawa Reinna pergi dari kantin. Karna mereka menjadi pusat perhatian.

Waktu istirahat sudah selesai, saatnya mereka kembali berkutat dengan materi pelajaran yang diberikan guru - guru. Tetapi kelas Elang jam kosong, tidak ada guru yang masuk ke dalam kelas Elang. Mungkin guru yang akan mengajar di kelas Elang, sedang berhalangan hadir.

"Gue bosen, yuk kantin!" Ajakan Kenzo kepada sahabat - sahabatnya. Tidak ada yang bergeming, semua sibuk dengan kegiatannya. Daffa yang sedang berkutat dengan tugas yang diberikan guru piket, dia lah yang paling rajin diantara mereka. Aldi bermain game yang ada di ponselnya, Arga sibuk mencoba kutek dengan para cewek, tujuannya hanya menjaili teman kelasnya. Jangan lupakan si ketua geng super dingin, Elang hanya tidur bodoamat dengan Kenzo.

Oky lah yang menanggapi ajakan Kenzo, itu pun dengan tatapannya.

"WOI KACANG!!!" Triak Kenzo sembari menghentakan tangannya diatas meja. Semua mata menatapnya, setelah itu kembali melanjutkan kegiatannya.

"Sekali lagi lo triak, gue potong mulut lo!" Elang bangun dari tidurnya, melemparkan penghapus ke arah Kenzo. Tepat sekali lemparannya terkena muka Kenzo. Yang melihat hanya bisa tertawa. Setelah itu, Elang melangkah meninggalkan kelasnya. Sahabatnya mengikutinya dari belakang.

"Gue akan bikin cewek itu nyesel." Ucap Elang tiba - tiba, sahabatnya pun reflek menatap Elang. Sekarang mereka ada di lapangan basket, Elang yang mengajaknya.

"Lang, gak sebaiknya lo biarin aja?" Daffa mendekat ke arah Elang, mengambil alih bola basket dan memasukannya ke ring.

"Gak akan!" Nada dingin Elang dengan penekanan.

"Heh Daff, lo kaya gak tahu Elang gimana." Saut Arga sembari duduk di pinggir lapangan menatap sahabatnya yang sedang bermain basket.

"Kalo gue terserah Elang aja." Si dingin akhirnya membuka suara, Oky Fernansyah. Kenzo hanya mengangguk berkali - kali dengan ucapan Oky.  

"Gue gak tahu deh." Serah Aldi melakukan beberapa kali dribbel dan memasukan ke arah ring.

"Bola Al." Ucap Elang bermaksud meminta bola basket yang ada di tangan Aldi. Mereka pun sudah mengetahui kebiasaan Elang, jadi tidak heran lagi.

Aldi melemparkan bola ke arah Elang, Elang menangkap dengan gaya santainya. Cukup lama Elang mendribbel dan mencoba beberapa permainan basket lainnya. Merasa sudah saatnya dia memasukan bola ke ring tetapi setelah bola itu masuk, meleset ke arah Reinna yang sedang berjalan membawa setumpuk buku - buku. Bola itu mengenai kepalanya.

"REI!" Triak Daffa menghampiri Reinna dengan berlari setelah itu berjongkok menyeimbangi Reinna yang sudah tidak sadarkan diri.

"ELANG LO BAWA DIA!" Triak Daffa lagi menyuruh Elang agar membawa Reinna ke UKS. Elang yang mendengar namanya disebut hanya mendekat tanpa mau mengikuti arahan Daffa.

"ELANG!!!" Sungguh, Daffa benar - benar marah. Menurut Daffa, Elang yang melakukan kesalahan dia yang harus membawa Reinna ke UKS.

Tbc

Hai guys balik lagi! Jangan lupa untuk vote & komen.
Tinggalkan jejak kalian (:

14 Juli 2020
-Gebbicand.

Gelvinstor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang