Flashback on
Eughh
Okta bangun dari ranjang sambil memijit kepalanya yang masih terasa sedikit pusing.
Tungu tungu sepertinya ada yang jangal,Okta menatap bingung sekitarnya,
Mengapa kamarnya menjadi berubah? Pikir Okta.
Okta menyingkap selimutnya lalu setelahnya gadis itu menutup mulut mengunakan kedua tanggannya untuk menahan isak tangis,selimut itu di tarik kembali hingga menutupi tubuhnya yang tidak di lapisi benang sehelai pun."Aduh" tiba tiba terdengar suara lain dari dalam selimut,Okta menatap ke arah samping, seketika tangisan Okta pun semakin pecah,disampingnya ada seorang laki laki tengah tertidur dengan bertelanjang dada.
"L-lo siapa" tanya Okta suaranya pun bergetar
Saat mendengar pertanyaan dari Okta, laki laki itu pun duduk tegak lalu menatap bingung Okta dan juga sekitarnya.
"Gue di mana?lo siapa?" tanya laki laki itu sambil menatap heran Okta,tangis Okta seketika pecah .
"Huwaaa lo apain gue anjing,kenapa gue ngak pakek baju gini?lo juga kenapa ngak pakek baju,lo yang waktu itu bikin gue pingsan kan?huwaaa gue udah ngak suci hiks lo jahat hiks" Okta menangis semakin kencang,tangan kanannya ia gunakan untuk memukul mukul lengan Radit,tangan kirinya tetap mempertahankan selimut agar menutupi tubuhnya.
"Hah,gue ngak tau apa yang udah terjadi" ucap Radit menjambak rambutnya frustasi.
"Oke,tenang dulu ya,aduh gini aja deh nama gue Radit,kalau nanti terjadi apa apa sama lo gue siap tanggung jawab" ucap Radit tangannya menghapus air mata di pipi Okta,lalu Radit memakai pakaiannya dengan cepat dan pergi begitu saja meningalkan Okta yang masih menanggis tersedu sedu.
Flashback off
Okta menjelaskan dengan nafas yang terputus putus karena menahan isak tangis
"Huft,sudahlah kalian istirahat saja dulu,besok ijab qobul akan dilaksanakan,Ayah akan menyuruh orang untuk menyelidiki ini semua" Doni berucap,lalu bergegas pergi menuju ruang kerjanya.
"Benar kata ayah,kalian istirahat saja dulu,emm Okta tidur sama Radit ngak papa ya?soalnya kamar tamu masih berantakan,kan bentar lagi juga Sah"Ranti berucap sembari mengerlingkan matanya,bermaksud mengoda Okta. Okta masih agak cangung,ia hanya menanggapinya dengan senyum tipis dan angukan.
"Ayok ta" Radit berdiri hendak memapah Okta "ngak usah,tunjukin aja kamar lo yang mana gue bisa jalan sendiri kog" Okta berucap dengan nada sedikit ketus,ia berjalan terlebih dahulu saat sudah mendapat jawaban dari Radit.
"Dia hanya belum terbiasa,lama lama juga akan berubah kog. Cepat susul gih" Ranti menepuk bahu Radit dua kali lalu berlalu pergi.
Radit melangkah menuju kamarnya,ia menatap Okta yang tengah termenung di sofa balkon.
KAMU SEDANG MEMBACA
disaster (HIATUS)
Teen FictionBukan tentang kisah cinta Romeo dan Juliet. Bukan pula kisah cinta Adam dan Hawa. Bukan tentang laki laki bad yang memperjuangkan cinta gadis dingin. Bukan pula gadis lugu yang mengejar cinta laki laki cool. Ini hanyalah kisah dua remaja yang terpa...