Agustus 2014.
Universitas Art hari ini sangat ramai sejak pukul setengah enam pagi, beberapa anak muda menggunakan seragam hitam putih itu bergegas memasuki area lapangan setelah mendapat ijin dari senior-senior yang berseragam serba hitam. Semenjak tiga hari yang lalu, ospek sudah dilaksanakan di kampus yang cukup terkenal dalam bidang seninya di kalangan masyarakat.
Besok, hari terakhir ospek dilaksanakan, namun berbeda dengan sebelumnya, ospek ini akan berakhir di luar kampus. Pukul sembilan nanti, mereka akan berangkat bersama-sama menuju Bogor dengan bus fasilitas sekolah. Namun, panitia menggunakan mobil yang berbeda dengan mahasiswa baru.
"Alana, lo udah minta tanda tangan setiap panitia?" tanya Sora, teman sekelompok ospek Alana Cantika, mereka duduk berdampingan di lapangan yang cukup luas, untung saja matahari belum memancarkan panasnya.
"Udah, lo?" Jawab Alana.
"Cepet!!! Jangan lelet!" Beberapa kali terdengar teriakan panitia yang termasuk dibagian yang bernamakan KomDis, kumpulan beberapa orang yang paling ditakuti dan disegani oleh mahasiswa baru. Tetapi entah mengapa akan berakhir dengan menyukai mereka.
Seorang senior menaiki sebuah panggung yang berada didepan mahasiswa baru yang sedang duduk sesuai kelompoknya. Semua mengarahkan pandangannya ke depan, siap mendengarkan apa yang akan dibicarakan oleh Ketua Pelaksana Ospek tahun ini.
"Pagi, semuanya! Sebentar lagi kita akan mulai. Sebelum berangkat ke tempat ospek yang berada di Bogor, akan ada beberapa yang harus diberitahukan kepada kalian, termasuk rundown, tata tertib dan yang lainnya, dengan itu kalian harus mendengarkan dan menulis apa yang perlu ditulis."
Namanya Rama, ia salah satu panitia di bidang acara. Cara berbicaranya yang sangat bagus membuat dirinya terlihat sangat bijaksana. Ia terlihat seperti seorang pemimpin.
Rama tergantikan oleh dua orang senior yang membawa beberapa kertas serta mic ditangannya. Bersiap untuk membacakan tata tertib, rundown, dan lainnya. Mahasiswa baru dengan cepat mengeluarkan buku dan pulpennya mencatat beberapa yang penting.
"Lang, masih ada mahasiswa yang belum dateng?" tanya Keen saat bertemu dengan Elang disudut lapangan, sedang mengawasi acara yang berlangsung.
"Setau gua udah, itu lagi dihukum yang telat, lagian gerbang udah ditutup," jawab Elang diikuti anggukan oleh Keen, "setengah jam lagi kita otw, lo bilangin ke KomDis lain untuk siap-siap, bis udah aman," ucap Keen menepuk bahu Elang, lalu pergi dengan tergesa-gesa.
Elang langsung merogoh kantung celananya, mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu di room chat.
KomDis 2014.
Elang
Kumpul di markas
Briefing bentar
Setengah jam lagi otwSatya
OkHari
Siap bosssssElang langsung menutup ponselnya dan bergegas ke sebuah tempat yang dimaksud.
☄☄☄
"Cepet masuk ke bis masing-masing!" tegas beberapa KomDis yang mengawasi mahasiswa baru ini berbaris memasuki bisnya masing-masing.
"Kenapa diem?" tanya Iren kepada maba yang sedang kebingungan ini.
"Maaf kak, saya lupa saya bis yang mana?" ucapnya sambil menunduk, ketakutan.
"Lo gak dengerin tadi? Hah?!" ucap Iren meninggikan suaranya. Maba itu semakin ketakutan.
Dibarisan lain, seorang gadis dicampuri rasa takut, cemas dan bingung, tetapi melihat teman sekelompoknya dimarahi, ia juga tak tega, hingga akhirnya ia memberanikan diri, "Bunga, disini," ucapnya.
Seorang gadis yang sedang dimarahi Iren itu menengok, "Alana?" ucapnya, "kak itu kelompok saya, maaf kak,"
"Yaudah sana, cepat!"
"Permisi, terimakasih, kak," ucap Bunga bergegas berkumpul dengan barisan kelompoknya yang akan menaiki bis.
"Alana, untung ada lo," ucap Bunga pelan sembari memasuki barisan, tepat dibelakang Alana.
"Lo gapapa?" tanya Alana tanpa menengok, Bunga hanya mengangguk, "makasih, Na,"
"JANGAN NGOBROL!!!" ucap KomDis yang ada dibelakang, ia memperhatikan Alana dan Bunga.
Mereka pun menaiki bis satu per satu hingga semua mahasiswa baru sudah tidak tersisa diluar bis. Begitu pun mentor setiap kelompok menaiki bis yang sama dengan mentinya.
"Ada tiga tempat duduk lagi yang kosong, siapa ya? Tapi setidaknya gua bisa bernafas lega di bis ini," ucap Sora kepada teman bangkunya, Alana, dua bangku kosong tepat disamping Alana dan satu kosong didekat supir, Sora memilih pojok dengan jendela, tempat kesukaannya.
Mereka menduduki bangu paling belakang, karena didepan sudah penuh oleh mentor dan mahasiswa baru lainnya. Andai saja barisan mereka saat memasuki bis tidak paling belakang, pasti mereka mendapatkan bangku paling depan.
Seseorang memasuki bis, namanya Gista, panitia acara ospek tahun ini. "Oke, temen-temen sebentar lagi kita akan otw, kita membaca doa dulu agar selamat. Sesuai dengan keyakinan masing-masing, berdoa dimulai,"
Semua menaikkan doanya masing-masing.
"Amin," Gista pun menduduki satu tempat didekat supir.
Mengapa belum jalan juga? Beberapa mahasiswa menanyakan dengan pelan ke teman sebangkunya.
Tidak lama kemudian, dua sosok laki-laki datang menaiki bis mereka, Elang dan Hari.
"Astaga ada KomDis juga di bis ini?" ucap salah satu maba dengan pelan.
Maba yang lain mengembuskan nafasnya kasar, "Baru mau santai-santai,"
"Kenapa ketua KomDisnya yang disini? Mati gua, gajadi bernafas lega," ucap Sora.
"Kita ngga akan marah-marah di bis ini. Karna kita gamungkin ngehukum kalian disini. Jadi santai aja," ucap Elang.
Semua bernafas lega.
Mereka tidak sadar sebenarnya Elang belum selesai berbicara.
"Tapi kemungkinan dihukum setelah sampai ditempat." Elang melewati bangku-bangku mereka diikuti oleh Hari dan menduduki bangku kosong paling belakang.
"Mati, KomDisnya disebelah kita, Na," keluh Sora, lalu memakai nametag-nya kembali yang ia lepas karena akan santai dibis ini. Menarik nafas setelah melihat Elang dan Hari semakin mendekat. Alana pun okut terkejut, bagaimana bisa dia akan santai kalau duduk disamping kakak tingkat yang galak dan marah-marah.
Alana menahan nafasnya.
Hari duduk disamping Elang.
Elang duduk tepat disamping Alana.
Mati kutu gua ini mah! -Alana, yang kini duduk disamping Ketua KomDis.
☄☄☄
Selamat membaca.
Semoga menyukai dunia fantasiku.

KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
General FictionAlana Cantika, biasanya dipanggil Alana oleh teman-temannya. Di umur 24 tahun ini, ia bekerja dibidang seni tulis di salah satu kantor di Jakarta. Sudah banyak tulisan yang ia tulis, namun sedikit yang ia publish. Karena lebih banyak tulisan cinta y...