Q U E E R P L A T O N I C.
Bagian 03: Hingga Mendapat Kesempatan Kedua.____________________________________
Seminggu kemudian, Baksos SMA Penabur.
"Dasar ketua cerobooh!!"
Teriakan marah nan memekakkan telinga itu menggema di sepanjang koridor Panti Asuhan Bhakti Bunda ini. Gadis yang berteriak itu―Bae Irene―kini tak peduli akan omelan guru-guru pembina setelah acara ini selesai. Dia yakin dirinya takkan sanggup lagi menjadi sekretaris setiap acara sekolah kalau Kim Taehyung yang selalu ditunjuk sebagai ketua.
Taehyung tiba-tiba memasukkan nama Jeon Jungkook sebagai panitia sie perlengkapan―parahnya dia dibebankan sebagai koor sie perlengkapan! Padahal dia nggak pernah datang setiap persiapan acara.
Alhasil hari ini panitia kekurangan perlengkapan dan dibuat kerepotan. Mikrofon, potongan kayu dan kapak (ini penting sekali sebagai bentuk peresmian acara), dan cuk kabel tambahan ternyata masih tersimpan di gudang perlengkapan sekolah, begitulah kata salah satu anggota perlengkapan yang miskomunikasi karena Jungkook lupa menginformasikan alat-alat tambahan yang diminta sie acara.
Taehyung yang barusan diteriaki Irene tak membalikkan tubuhnya, malah terkesan tak peduli. Cowok bertubuh jangkung itu tetap berlari dengan terburu-buru menuju gudang peralatan yang ada di panti asuhan ini.
"Cek―Ini Lami dari Perlengkapan. Kak Irene, di gudang itu beneran ada mikrofon? Kalau nggak, katanya sekarang Kak Jungkook mau balik lagi ke sekolah."
Irene menghela napas panjang. Dengan jelas dia dapat melihat tangan Taehyung yang sedikit bergetar karena bergegas membuka pintu usang itu. Saat pintunya terbuka dan keduanya hendak pergi masuk ke dalam, suara seseorang tiba-tiba menghentikan pergerakan mereka.
"Di gudang itu isinya cuma mainan lama aja. Nggak ada alat elektronik. Paling mentok cuma radio butut."
Seorang gadis berambut pendek dan berseragam SMA dengan rok hitam panjang selutut berdiri tegak di hadapan mereka. "Kalian yang jadi panitia acaranya, ya?" tanyanya.
Taehyung mengangguk membenarkan dan langsung mengulurkan tangannya pada gadis itu. Memperkenalkan dirinya yang diikuti juga oleh Irene.
"Saya Kim Taehyung, ketua pelaksana acara ini."
Gadis itu membalas uluran tangan lelaki itu. Dengan jabatan tangan, sebagai bentuk salam kesopanan. "Nama saya Kim Yerim. Saya tinggal di sini juga."
"Nama saya Bae Irene, bisa panggil Irene aja ya. Saya partner sehidup sematinya orang ini," ucap Irene dengan nada bercanda seraya menjabat tangan Yerim.
Yerim sontak menatap Taehyung dan Irene bergantian. Lalu dia berseru, "Wiiih! Kalian pacaran ya!? Pasti asyik banget nih ya kepanitiaan ada pacarnyaa!"
"Nggaklah, Yer! Mustahil saya pacaran sama Irene!" bantah Taehyung. "Kalaupun terjadi itu kayaknya termasuk tanda-tanda dunia bakal kiamat, deh. Amit-amit!"
"TES―Ini Jeno dari Acara. Perwakilan yayasan dan guru-guru SMA sudah mau sampai. Estimasi waktu kira-kira satu jam lagi karena ada pengalihan lalu lintas."
Taehyung menghela napas pasrah usai mendengar suara dari handy talkie yang tertaut di saku celana khaki warna hitam yang dipakainya. "Hancur sudah rundown kita. Alat nggak ada, gimana mau peresmian nanti?"
Irene yang mendengar laporan anggota sie Acara pun langsung kebingungan tapi tidak panik dan langsung pasrah seperti ketuanya. "Kita mau nggak mau harus ubah rundown. Mau muter film tapi proyektor nggak ada ya buat apa?"
"Saya boleh pinjam rundown kalian?"
Permintaan Yerim yang tiba-tiba membuat Taehyung mau tak mau mengambil kertas rundown yang diselipkan di balik name tag leher nya. Setelah mengucap terima kasih dan membaca cepat deretan kalimat yang tercetak di sana, gadis itu mengambil bolpoin di saku rok sekolahnya. Nampak jelas di penglihatan Taehyung dan Irene betapa cekatan Yerim menorehkan coretan dan menuliskan sesuatu di sana
"Kamu corat-coret rundown kami?"
Yerim mengangguk. "Maaf nih sebelumnya. Abis peresmian, kalian maunya muter film tapi proyektor ketinggalan. Mau bikin games kuis berkelompok tapi mikrofon ketinggalan. Kalian nggak punya pilihan selain rombak acaranya," jelasnya.
Seketika senyum terbentuk di ujung bibir Taehyung maupun Irene.
Mendapat respon positif, Yerim bersemangat memaparkan rundown versi dirinya. "Pas guru-guru kalian datang, kasih welcome drink dulu. Lalu dipersilakan duduk. Habis itu kata sambutan kayak biasa. Mulai dari Ibu Panti, Taehyung, sama Ketua Yayasan. Setelahnya peresmian―"
"―Masalah pertamanya di sini, Yer. Kami lupa bawa batang kayu sama kapak peresmian."
"Tinggal bentangin tali goni yang kalian bawa sepanjang ukuran panggung. Lalu hias dengan pita di tengahnya. Yang ngeresmiin bawa gunting. Untuk itu, kita pakai bahan sisa dekorasi panggung," balas Yerim.
Saat melihat ketua nya mengangguk setuju, Irene segera menekan handy talkie dan mulai berbicara. "Ini Irene si Sekretaris. Untuk sie acara, gimana kalau pas momen peresmian batang kayu dan kapak kita ganti pakai tali goni?"
"―Ini Namjoon, koor sie Acara. Maksud lo satu ujung talinya diikat di patok panggung bagian kiri terus dipanjangin sampai patok bagian kanan terus diikat mati, kan? Bisa banget kok."
"Oke. Namjoon, kami boleh nggak ngerubah rundown? Lo tau sendiri lah alat yang tim lo butuhin nggak ada," kata Taehyung yang tiba-tiba mendekatkan dirinya pada Irene.
"Dapet ide dari mana lo berdua?" tanya Namjoon. Lalu Taehyung dan Irene kompak menjawab, "Dibantuin sama temen baru kita."
Di ujung sana―tepatnya di panggung yang telah dibuat di tanah kosong depan panti asuhan Namjoon memberi usulan dengan riang. Padahal biasanya dia tak pernah suka dengan situasi seperti ini. "Dia dari panti ini, kan? Skuy lah ajak aja join panitia tapi harus masuk sie acara!―Jennie, tolong siapin dan langsung tulisin name tag dong lagi satu―NAMANYA SIAPA ANJIR, GIMANA GUE MAU NULISS."
Yerim pun tertawa pelan mendengar interaksi teman-teman barunya itu. Kemudian dia melangkah dan berada di samping Taehyung, kemudian berbicara di handy talkie yang disodorkan Irene dengan senang hati.
"Halo, semuanya. Nama saya Kim Yerim, anggota baru dari sie Acara. Senang bisa kerjasama bareng kalian!"
Apakah kalian tau bahwa handy talky punya sistem komunikasi yang tak bisa disamakan dengan panggilan personal di smartphone kita?
Secara singkat, apapun yang kita ucapkan melalui HT akan terdengar juga di HT milik orang lain. Dengan syarat bahwa HT orang tersebut tersambung dalam satu frekuensi radio yang sama seperti HT milik kita, seperti yang dilakukan para panitia acara di baksos ini.
Mereka lebih memilih menggunakan HT karena walau lokasi panti ini tak terlalu jauh dari perkotaan, ternyata tak menjamin bahwa sinyal selalu ada. Padahal bukan di pelosok, tapi daerah ini tergolong susah sinyal untuk semua jenis kartu sim. Begitulah penuturan Namjoon setelah mereka survey lapangan kemari.
Dan juga, itu berarti Jeon Jungkook bisa mendengar dan memahami apa yang terjadi. Di posisinya saat ini, Jungkook menundukkan kepala dan mencakupkan tangan sejenak. Mengucap terima kasih atas pertemuan kedua mereka yang telah diwujudkan oleh-Nya.
___________________to be continued.
1.030.
Hello! It's your source of feelings, A-pinkeutaey!♡Maaf ya karena di part ini lebih banyak momen ribetnya jadi panitia dibanding UwU moments. Soalnya aku lagi edisi rindu jadi panitia tiap ada acara sekolah nih huhuhu😭😭
Makasih banyak buat kalian yang sudah baca. Semoga makin bisa merasakan UwU nya JungRi yaa~😆❤. Selalu jaga kesehatan dan semoga hari kalian menyenangkan!♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Queerplatonic
Fanfiction[Jeon Jungkook and Kim Yerim Fanfiction] Seumur hidupnya, Jeon Jungkook tak pernah menyangka bahwa dirinya akan terlibat dalam 'hubungan salah definisi' dengan Kim Yerim, teman satu sekolahnya. Dia berpikir bahwa mereka akan tetap bisa bers...