04. Lalu Seseorang Mundur

230 60 14
                                    

Q U E E R P L A T O N I C.
Bagian 04: Lalu Seseorang Mundur.

_______________________________________

Panti Asuhan Bhakti Bunda.

_______________________________________

     "Dan dengan pemotongan tali ini, acara bakti sosial SMA Penabur di Panti Asuhan Bhakti Bunda dari tanggal dua Juni sampai empat Juni resmi dimulai!"

      Kim Yerim yang masih mengenakan seragam sekolahnya ikut bertepuk tangan dari kejauhan―tepat di bawah pohon Singapur, yang tak awam dikenal sebagai buah Kersen. Sekarang dia sedang bersama Irene, teman barunya yang punya sikap super ramah. Sangat mengherankan, padahal wajahnya mencerminkan es batu yang pantang pecah alias memberi kesan pertama pada pemerhatinya bahwa gadis cantik itu memiliki kepribadian dingin nan keras.

     "Taehyung ceroboh banget sih!"

      Irene seketika membungkam mulut dengan telapak tangan mungilnya. Saking antusias memerhatikan Taehyung yang hampir jatuh terpeleset, Irene sampai telat menyadari bahwa kini ada seorang asing yang berdiri di sampingnya. Alhasil, dia tak tak bisa bebas menggerutu tentang Taehyung.

      Ah sudahlah. Sudah ketahuan juga. Kalau cerita ke dia pasti nggak masalah karena kami tidak satu sekolah, kan?

      "Kamu suka sama Taehyung, ya?"

       Irene sempat membisu selama beberapa detik, kemudian dia mengerucutkan bibirnya dan mengangguk. "Aku suka dia. Tapi kamu jangan ember ya!"

       Ck. Dasar tsun-tsun! Yerim yang mulanya menghadap ke arah panggung tiba-tiba memutar tubuhnya ke samping untuk melihat Irene. Lalu gadis berambut pendek itu mengacungkan jari kelingkingnya.

       Woah, pinky promise! Irene pun langsung menautkan jari kelingkingnya pada milik Yerim. Sepersekian detik kemudian, mereka berseru bersama.

      "Saya berjanji tidak akan membocorkan rahasia ini!" Yerim mengikrarkan janjinya dengan nada ala wisudawan bergelar sarjana yang sedang mengucapkan sumpah dokternya.

       Lalu Irene menambahkan, "Apabila Yerim melanggar, konsekuensinya dia harus bahagia!"

      "Gila kamu, Rene!" bantah sosok lawan bicara Irene setelah melepas tautan jari kelingking mereka. "Orang yang melanggar harus menerima ganjaran atas kesalahannya, bukannya disumpahi supaya bahagia!"

    Irene menyempatkan diri untuk tertawa sebelum membaringkan dirinya pada rerumputan hijau dengan kondisi papan alas ujian yang menjepit lembaran absensi dan rundown ditaruh di depan dadanya. Karenanya Yerim pun kebingungan karena respon yang diterimanya sangatlah aneh.

  "Kamu kenapa?" tanya Irene, random. Lalu dia menyadari sesuatu yang masih mengganjal di antara mereka. "O-oh! Kamu pasti bingung sama maksudku tadi ya?"

   Gadis berambut pendek itu mengiyakan seraya ikut mengistirahatkan diri. Terduduk di rerumputan, punggungnya disandarkan pada epidermis pohon Karsen.

   Bukannya tidur, pulang sekolah tiba-tiba disambut oleh suara bentakan sana-sini. Lalu takdir mengantarkannya pada perubahan situasi tak terduga hingga membuatnya menjadi panitia dadakan untuk mengelola 45 anak yatim yang memang sudah sejak dulu berada di bawah pengawasannya.

   Jadi setelah menghadapi itu semua, bolehkanlah Yerim melampiaskan lelahnya sebanyak dua kata. "SAYA CAPEK!" keluhnya.

  "Kamu tau fakta sebenarnya dari pinky promise?"

QueerplatonicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang