05. Karena Tak Ingin Memutus Ikatan

355 57 9
                                    

Q U E E R P L A T O N I C.
B a g i a n 05: Karena Tak Ingin Memutus Ikatan.

________________________________________

    "Anak saya ke mana?"

    "Tuan muda mengikuti acara bakti sosial dan menginap di sana sampai lusa, Pak."

     "Tolong kunjungi dan bawakan dia snack sekarang juga," pinta Tuan Jeon yang sedang mengecek laporan keuangan. Tak lama kemudian, pria paruh baya yang terduduk di kursi kerjanya menyingkirkan kertas-kertas penuh angka itu dan menopang dagu dengan satu tangan.

   "Hei, Jeha. Apa benar melakukan barbeque bersama teman belakangan ini sangat trend dikalangan anak muda?"

    Kak Jeha yang semulanya menunduk untuk menunggu instruksi agar diusir halus―memang selalu begitu sejak dulu― sontak menegakkan kepalanya menghadap sang penembak tanya. Kemudian benaknya meyakinkan diri untuk melakukan satu hal terlarang setelah memastikan raut wajah Tuan Jeon hari ini nampak cerah dan bisa diajak bercanda.

   "Hei Tuan Jeon yang berkuasa, bukankah lebih baik jika tuan saja yang mengunjunginya?"
    
   ―Menggoda bos tsundere yang punya sifat kejam.

  Tuan Jeon sempat tergelak sesaat namun ekspresinya langsung berubah 180°. "Kamu saja, Nak Jeha. Kamu yang paling mengerti Jungkook."

   "Kalau anda tak berani mencoba, hasil akhir yang indah hanya akan berakhir sebagai angan tak nyata."

    "Saya tau," Tuan Jeon bangkit dan mendekati Jeha. Kedua tangan tua yang mengeriput oleh senjanya umur memegang bahu tegap pelindung putranya. "Biarkan ini menjadi bom waktu. Saya akan datang sebagai ayah disaat yang tepat."

_____

  
    Kak Jeha hanya bisa terdiam membisu selama beberapa detik setelah melihat sosok gadis yang menyambutnya setelah menekan bel di pintu ruang tamu Panti Asuhan Bhakti Bunda ini.

    Tidak. Jangan kira sosok Kim Jeha akan jatuh cinta dengan klise dan semudah itu. Dia hanya teringat sesuatu.

    "Rambutnya pendek seperpotongan leher dan pakaiannya khas sekolah negeri―seragam putih lengan panjang dan rok hitam sepanjang lutut."

    "Selamat sore, ada maksud apa ya kakak kemari?" sapa satu-satunya gadis yang belum meninggalkan ruang tamu setelah briefing sie acara untuk persiapan acara nanti malam.

     Jeha memutuskan tuk kembali pada kesadarannya. Pria yang kini mengenakan pakaian santai bernuansa serba hitam itu tersenyum dan membalas sapaan Yerim, "Sore juga. Saya Kak Jeha. Saya datang membawakan sembako untuk salah satu panitia."

     Jeha dapat melihat betapa melototnya mata gadis itu saat melihat dua buah troli besi ukuran besar yang berada di dekatnya. Butuh tenaga ekstra untuk membawa itu dari parkiran sampai sini. Dia harus bolak-balik sebanyak 2 kali.

    Yerim tak sengaja merespon karena tak bisa menahan keterkejutannya, "Ya ampun kak, itu isinya apa aja? Bawain makanan kayak adiknya bakal nginep seminggu di sini."

    Usai tertawa ringan, Jeha menjelaskan seraya mendorong satu troli ke dalam ruang tamu. "Bukan buat dia aja kok. Ini kebanyakan pesanan Taehyung buat panitia lain."

   "O-oh! Kakak keluarganya Taehyung ya!?"

     Yerim menyadari bahwa Kak Jeha adalah kakak dari Kim Taehyung. Namun gadis itu punya pemahaman yang salah sehingga Jeha menahan tangan gadis itu yang hendak mengambil handy talky nya. "Jangan kasih tau dia kalau makanannya sudah datang. Nggak lucu kalau nanti malam saya harus jauh-jauh lagi ke sini cuma buat bawain Pocky oreo."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

QueerplatonicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang