Prolog

23 3 0
                                    

Bara mengerutkan keningnya, depan rumahnya terdapat beberapa remaja seumurannya bersama seorang pria paruh baya, tiga orang ibu-ibu dan beberapa anak kecil sedang berdiri depan rumahnya. Ada yang sedang memegang piring kue, ada yang meniup trompet, juga ada yang sedang memegang sebuah banner berukuran sedang bertuliskan "Welcome to the family tetangga baru!"

"Wih kece nih! Baru kali ini kita pindah sampe disambut gitu." decak Deo, disamping Bara. Deove Bara Syailendra. Kembaran Bara yang biasa dipanggil Deo atau Dedek.

"Ayok turun," ajak Mama Bara begitu mereka sampai di depan rumah baru mereka.

Deo dengan semangat menuju sekumpulan orang-orang yang menurut Bara aneh lalu menyapa dengan riang dan menyalami seorang pria paruh baya dan ketiga ibu-ibu itu.

"Kenalin om, tante, nama saya Deove, panggil aja De atau Deo."

"Halo De! Kenalin gue Maysha cantik sepanjang komplek Turi Indah. Nice to meet you!" sahut seorang cewek berambut coklat gelap sebahu yang membuat lima orang remaja lainnya mendengus.

"Kenalin pak, bu, saya RT disini. Selamat datang di Turi Indah!" ujar Pak RT semangat.

"Iya pak, makasih banyak buat sambutannya ya." sahut Papa Bara tersenyum ramah.

"Saya Mila, Bu, tetangga samping rumah ibu." ujar seorang ibu-ibu sambil mengulurkan tangannya untuk menyalami Mama Bara.

"Saya, Lena, bu." sahut ibu yang satunya lagi.

"Saya Tiara, bu."

"Saya Nana, bu, pak. Ini suami saya, Mas Reno." kata Mama Bara.

"Yang sebelah Deo, siapa tan?" celutuk Maysha.

"Oh ini," ujar Mama Bara menatap Bara lalu mengisyaratkan Bara untuk berkenalan.

"Bara."ujar Bara datar.

"Kembaran gue," ujar Deo padahal siapapun yang lihat pasti sudah bisa menebak kalau mereka adalah kembar. Mereka benar-benar mirip! Yang membedakan hanya potongan rambut dan mimik wajah.

"Duh, maaf banget nih Bu Nana, bukannya apa-apa nih ya tapi saya teh belum masak. Jadi sebagai salam perkenalan saya cuma bisa ngasih ini." ujar Bu Lena menyodorkan sepiring Cookies kepada Mama Bara.

"Sekalian mau pamitan ya, bu." kata Bu Mila sembari memberikan sepiring Cookies juga.

"Iya bu, makasih banget ya. Jadi ngerepotin." ujar Mama Bara tak enak.

Bu Tiara melambaikan tangannya tidak setuju. "Enggak papa, bu. Udah kebiasaan warga Blok D."

"Eh bentar," Maysha menyela lalu membalikkan badannya menghadap kelima remaja lainnya. "kalian berlima belum kenalan!" ujar Maysha sambil berkacak pinggang menghadap kelima remaja didepannya.

Salah satu dari kelima remaja tersebut memutar matanya malas. "Sanna." ujarnya singkat.

"Hai Deo, Barra, gue Robby."

"Gue Raisa, tetangga samping rumah Tante Mila." ujar Raisa.

"Aku Adel," ujar Adel tersenyum ramah.

"Gale."

"Gue saranin, gak usah temenan sama makhluk ini," ujar Sanna menunjuk Maysha lalu melanjutkan. "Kalo lo gak mau stres mendadak."

"Dih, Sanna. Kalo yang temenan sama gue jadi stres, lo udah lama jadi pasiennya tante Mirna!" sahut Maysha tak terima.

"Emang siapa yang bilang gue temen lo?" tanya Sanna datar.

"Sanna." tegur Tante Lena. Sanna memutar matanya.

"Duh ya, kakak-kakak, tante-tante, ini kapan selesainya? Rara cantik udah kepanasan ini." ujar seorang anak kecil--berusia sekitar 9 tahunan-- sambil menata poninya yang lepek karena keringat.

Sanna sekali lagi memutar matanya, Rara dan Maysah adalah dua kombinasi mematikan. Sama-sama berisik dan mengganggu!

"Udah, udah. Ayok balik, kasian tetangga barunya masih capek, malah nontonin drama pertetanggaan." ujar Pak RT segera menyela. Karena kalau tidak, bisa dipastikan tetangga baru mereka tidak akan memasuki rumah.

"Et tapi bentar," ujar Rara pada Pak RT lalu menoleh ke arah Bara. "Kak Bara, boleh minta nomor whatsappnya?" tanyanya genit.

"Eh bocah, segala minta nomor whatsapp, makan aja masih disuapin lo!" ketus Sanna.

Rara menoleh ke arah Sanna.
"He to the llo!" Rara menjetikkan jarinya beberapa kali dengan gerakan memutari wajah. "Kak Sanna yang cantiknya masih dibawah Rara, disuapin itukan bentuk rasa sayang orang tua." lanjutnya.

"Buat apaan sih nomor whatsapp?" tanya Deo.

Rara lalu menoleh ke arah Deo. "Buat banyak hal, kak. Buat masukin ke grup WA Remaja Masjid Turi Indah, Remaja Turi Indah Bersatu,.."

"Eh lo tuh masih bocah bukan remaja!" Sanna memotong pembicaraan Rara.

"Dih, buktinya aku masuk semua grup itu! Kak Sanna kenapa sih? Sirik? Bilang bos!" sahut Rara lalu melanjutkan kembali tanpa memedulikan Sanna. "Anak-anak Hits Turi Indah, Cantik-Gantengnya Turi Indah. Dan yang pasti buat PDKT." Rara tersenyum malu-malu saat mengatakan kalimat terakhirnya.

"Tante Ginaaa! Ini Rara genit-genit ke tetangga baru!" teriak Raisa ke arah rumah Rara.

Rara mendelik ke arah Raisa. "Dasar jomblo karatan! Bisanya ngiri aja." sinisnya.

"Aduh, pusing kepala bapak kalo kaya gini. Udah-udah bubar." kata Pak RT. "Maafin anak-anak ini ya pak, bu." lanjutnya tak enak.

Papa Bara tertawa. "Gak papa pak, namanya juga anak-anak."

Setelah basa-basi yang basi banget akhirnya rombongan tetangga rempong itu meninggalkan rumah Bara. Bara mengehaela napas lega.

-to be continue-

Dari aku, penulis mageran~

Terima kasih sudah mampir🍰🍰🍰

Maysha & De BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang