Sepuluh | ShakaRadiva

21 5 0
                                    

Selamat membaca kisah ShakaRadiva.

"kapan kau akan melihat ku,
Barang sedikit saja."

******

"dari mana aja lo?" tanya Gian, ketika Shaka menduduki bokongnya.

"toilet," bohong Shaka.

"lo mau mesen apa shak?" tanya Rafi.

"kaya biasa," ujar Shaka, dan dibalas anggukan oleh Rafi.

Kini mereka bertiga sedang berada dikantin. Tadi saat ingin ke kantin, Shaka izin ke teman-temannya ingin pergi ke toilet sebentar, padahal Shaka tidak ingin ke toilet tetapi Shaka pergi ke uks untuk melihat keadaan Diva. Untungnya saat Shaka masuk tidak ada teman-temannya Diva, dan yang lebih beruntung lagi Diva nya sedang tertidur.

Perlu diingatkan Shaka ke uks hanya semata-mata melihat keadaan Diva, bukan khawatir atau apa lah itu. Shaka sama sekali tidak khawatir dengan Diva, ingat itu teman-teman.

"Shaka, aku mau ngomong sama kamu," ujar Chelsi, yang baru saja tiba.

Shaka melirik Chelsi tanpa minat. "nggak usah manggil gue aku-kamu," ujar Shaka, tidak suka.

"maaf. Shak aku mau minta maaf buat kejadian kemarin," ujar Chelsi, merasa bersalah.

"ya," ujar Shaka malas.

"aku kemarin nggak sengaja sumpah," ujar Chelsi.

"hm," jawab Shaka, malas berbicara dengan Chelsi.

"Pesanan tiba, eh ada kakak senior," ujar Rafi menekan kata 'senior'.

"Nih shak pesenan lo," ujar Rafi lagi, memberikan pesanan Shaka.

"makasih fi," ujar Shaka.

"yoay,"

"kok bakso gue cuma empat biji fi?" tanya Gian, yang melihat bakso nya hanya empat biji, pasalnya isi baksonya biasanya selalu ada lima biji.

Rafi menyengir, "tadi satu bakso lo gue makan sambil nunggu bakso gue sama shaka jadi."

"nggak mau tau bakso gue balikin!" ujar Gian tak terima.

"yaelah sama temen sendiri juga, lo pelit amat," ujar Rafi, memakan bakso nya.

Gian menyomot satu bakso Rafi dan memakanya. Rafi terbelalak kaget, bakso nya dimakan sama Gian.

"lo-"

"sebagai gantinya," potong Gian.

Rafi hanya mendengus kesal.

"Shak, besok mau nggak temenin aku ke mall," ujar Chelsi, bergelayutan ditangan Shaka.

Rafi dan Gian yang melihat itu rasanya ingin memuntahkan baksonya.

"Gue bilang jangan pernah manggil gue dengan sebutan aku-kamu," ujar Shaka, menepis tangan Chelsi.

"tapi aku udah nyaman manggil kamu kaya gitu," ujar Chelsi, manja.

ShakaRadiva Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang