bab 4

91 2 5
                                    

vani pov

jodoh dan takdir tidak
ada yang tau kita manusia hanya bisa menrencanakan saja seperti kini  terjadi padaku takdir seakan mempermainkan
aku semua impian dan rencana masa depan yang dulu ku rencanakan bersama el kini
tinggal nostagia.

separuh hatiku kini telah hilang apa gunanya hidupku ini tanpa mu el kenapa kau
dengan tegahnya pergi meninggalkan aku  membawa separuh hatiku,di saat aku hampir menjadi istrimu kamu dengan
mudahnya memberikan aku pada kakakmu.

kepalaku berdenyut  sakit sekali ku buka
perlahan kelopak mataku,warna biru langi berpadu dengan hitamt menghiasi langit
langit kamar yang ku tempati ini “yaa tuhan kepalaku sakit sekali”gumaku saat
bernjak duduk mungkin ini adalah efek kemarin, kejadian kemarin bagaikan mimpi
bagiku namun aku harus tetap tegar menjalani hidup seperti pesan mama padaku
bahwa aku harus bisa kuat sekarang ini aku sudah menjadi istri walaupun
pernikahan ini di dasari keterpaksaan.

kamar ini adalah kamar al walaupun aku hanya menebak namun melihat barang
barang juga letak barang barangnya aku bisa memastikan ini kamar al karena al
adalah sosok yang gila kebersihan,pandangan ku tertuju pada sebuah foto al
dengan seorang gadis cantik berambut emas al terlihat sangat tampan dibandingkan
el namun el justru lebih menyenangkan.

vani memasuki kamar mandi untuk

membasuh mukanya sisa sisa air mata masih menempel di pipi nya ,air mata
kehancuran nya keiklasannya melepaskan el untuk berada disisi sang pencipta
tampa h vani sadari al sudah masuk kekamar iru dengan membawa nampan berisi
sarapan.

“kapan kakak datang?”tanya vani yang kaget melihat al yang duduk di sofa

“aku membawakan mu sarapan  cepat
habiskan dan segeralah keluar dari kamarku ini”ucap al tajam

mendengar ucapan nya hatiku sakit selama ini el tidak pernah sekali pun
membentak dan memarahi aku mataku sudah mapir memerah namun ku tahan agar air
mata ini tidak keluar,aku berjalan memakan bubur yang ia bawa walau rasanya
hambar  aku tetap menyendoknya masuk
kemulut ku setelah mengucapkan kata kata pedasnya al keluar tanpah mengucap
sepata kata pun.

“hiks hiks hiks kenapa kau meninggalkan aku sendiri el,aku tidak bisa hidup
tanpah mu”ucapku setelah memastikan al sudah pergi

“el  kenapa  aku harus menyuruhku menikah dengan kak al
yang jelas jelas sangat dingin padaku dan aku juga tidak kenal dengannya”ucapku
putus asa dengan semua cobaan yang datang.

setelah menghabiskan sarapan nya vani turun kebawa menemui semua keluarga yang
sudah berkumpul dari tadi,namun langkahnya tertahan saat melewati kamar el yang
tak sengaja terbuka langkah kaki vani terhenti saat mendengar suara tangisan.

tanpa sadar aku melangkah mengintip di balik pintu  aku melihat punggung kokoh al yang menangis
di memeluk foto el baru kali ini aku melihat kak al yang cenderung
tertutup  pada keluarga lain aku yang
hampir setiap hari berkunjung ke rumah ini  saja bisa dihitung dengan jari saat kak al
bicara padaku.

“kau tidak akan mati jika kau tidak menikah dengan gadis pembawa sial itu”perkataan
al yang amat menohok hati,hatiku sakit saat melihat tangisan dan semua
perkataan kak al yang menyalahkan aku atas kematian el sungguh aku juga sangat
kehilangan sosok el yang selalu ada di saat aku sedang membutuhkan seseorang.

happy ready ya sahabat!

ada yang rindu sama author nggak?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

suamiku kakak pacarkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang