we're legal now!

12.9K 983 48
                                    






Drapp

Drappp

Drap

"Jeno! Jeno!"

Tokk tokk

Pintu berwarna putih itu terbuka, menampilkan seorang lelaki yang masih dalam keadaan setengah sadar karena terbangun dari tidur lelapnya.

Lelaki itu segera membuka lebar pintu kamarnya untuk lelaki manis dihadapannya itu.

"kenapa ribut sekali?? Ini masih minggu minggu libur Na, aku butuh hibernasi" ucap lelaki bernama Jeno itu, perkataannya terkesan ingin mengusir lelaki manis itu namun ternyata tidak sesuai dengan perilakunya.

Jeno malah menarik lelaki manis itu ke dalam rengkuhannya dan memeluknya erat. Lelaki manis tersebut tertawa kecil, meninggalkan kesan lucu di telinga Jeno. Ah tidak ada hal yang tidak lucu di diri kekasihnya itu.

"ayolahh, malam ini malam tahun baru Jen! Ayo kita rayakan bersama, orang tua kita sibuk dengan perayaan mereka sendiri huftt" rengeknya pada Jeno, seakan akan sedang mengadu pada ibunya.

"kita rayakan dengan cuddling saja, ya?" tawar Jeno sambil tersenyum tipis dengan mata yang masih terpejam ngantuk.

"ish wahai Lee Jeno kekasihnya Na Jaemin, ayolahh~ turuti permintaan Nana. Lagipula kita harus melihat life time kita nanti, karena tahun selanjutnya kita legal! Heheh" ucap Jaemin dengan semangat.

Jeno melepaskan pelukannya pada Jaemin lalu menatap kekasihnya itu dengan lembut, tangannya bergerak untuk menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah manis kekasihnya itu.

"aku benci dengan adanya life time itu Na, aku hanya ingin hidup bersama mu sampai aku tua nanti, kau tahu?" ucap Jeno dengan wajah sendunya, Jaemin pun mengangguk dan mengulas senyuman cerianya.

"aku tahu! Karena aku pun begitu, Jen" balasnya, dan Jeno kembali memeluknya erat.

"aku mencintaimu, Na. Sangat."



















Malam ini semua orang berkumpul dengan keluarganya masing masing untuk merayakan tahun baru. Orang tua Jeno dan Jaemin memilih untuk makan malam bersama, sedangkan anak anak mereka merasa bosan dan akhirnya memilih untuk membuat acara mereka sendiri.

Di taman belakang rumah Jaemin, Jeno serta Jaemin sedang asik membakar jagung ditemani oleh alunan lagu yang terputar dari handphone Jeno. Keduanya meninggalkan jagung mereka sejenak lalu memandangi langit malam yang dihiasi oleh banyak bintang.

Jaemin menyenderkan kepalanya di bahu Jeno dengan mata yang tak lepas menatap takjub para bintang bintang di langit. Jeno pun tersenyum lalu tangan kanannya meraih tangan kiri Jaemin untuk dia genggam dengan hangat.

"sepuluh menit lagi menuju jam dua belas, Jen! Aku sangat tidak sabar" ucap Jaemin dengan semangat. Jeno langsung mengusak rambut biru itu dengan gemas hingga Jaemin mengerang tak suka dibuatnya.

"Na, kau tahu kan kalau aku selalu mencintai mu?" tanya Jeno, Jaemin pun mendengus geli.

"kau selalu berkata 'aku mencintaimu', Jen. Tidak di pesan ataupun telepon, kau selalu mengatakannya" balas Jaemin lalu terkekeh kecil.

Jaemin terperanjat lalu memencet tombol kunci handphone nya dan melihat jam yang tertera disana.

"Jen! Sekarang jam sebelas lewat lima puluh sembilan" ucap Jaemin sambil menepuk lengan Jeno dengan semangat, sedangkan Jeno hanya mengedikkan bahunya acuh lalu memilih untuk meraih jagungnya dan memakannya.

"hei, sebentar lagi! Ayo duduk berhadapan dan jangan saling mengintip, oke??" ucap Jaemin, lalu dia memegang kedua pundak Jeno dan diarahkan menghadapnya.

Jaemin segera menggulung lengan kemejanya yang sebelah kanan, Jeno pun menggulung lengan hoodie sebelah kanannya.

"pejamkan mata mu, Jen" titah Jaemin. Jeno hanya menurut, lalu memejamkan matanya. Jaemin sendiri ikut memejamkan matanya dengan senyuman yang tak lepas dari bibirnya.

'ku mohon tuhan, biarkan aku bersamanya lebih lama', doa keduanya dalam hati.

Handphone Jeno bergetar, alarmnya yang sengaja di setel pada pukul dua belas malam pun berbunyi. Keduanya membuka mata lalu melihat ke arah pergelangan tangan mereka masing masing.

'3 tahun'


Jaemin hanya tersenyum sendu melihat tulisan bercahaya yang ada di pergelangan tangannya itu sedangkan ekspresi wajah Jeno mengeras, tak lama tulisan itu menghilang dari pergelangan tangan mereka.

Jeno mengangkat kepalanya lalu menatap ke arah kekasihnya itu.

"kau dapat berapa, Na?" tanya Jeno pada Jaemin, Jaemin segera mengangkat kepalanya lalu mengukir cengirannya.

"aku dapat 70 tahun, kau sendiri berapa?" tanya Jaemin antusias.

"aku juga" balas Jeno sambil tersenyum tipis.

"woahh kalau begitu sih kita bisa hidup bersama hingga tua nanti" ucap Jaemin dengan cerianya, Jeno pun tertawa dan menarik Jaemin ke dalam pelukannya.

Perlahan tawaan Jeno berhenti, digantikan oleh air mata yang menetes. Sebisa mungkin dia menahan isakannya sendiri. Tubuh Jeno bergerak— mengeratkan pelukannya pada Jaemin.

"aku mencintai mu, Na. Kau tahu kan?"









Tbc

Our TimesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang