we're the happiest couple in the world

4.6K 685 32
                                    




"hahahaha Jeno berhenti!" pekik Jaemin sambil tertawa riang. Jeno sendiri hanya terkekeh kecil dan tangannya masih aktif menggelitiki pinggang kekasih manisnya itu.

Yah jadi Jaemin tengah berkutat dengan alat dapur milik bibinya karena dia sudah berjanji pada Jeno untuk membuatkannya kue ulang tahun, ah ya omong omong malam ini Jeno akan berulang tahun.

Jeno tidak meminta yang aneh aneh pada kekasihnya itu, hanya saja dia ingin sekali memakan kue buatan Jaemin yang enak itu dan untungnya Jaemin langsung menyanggupinya.

Sebenarnya sudah dari sejam yang lalu Jaemin berkutat dengan adonan kue nya, tapi Jeno terus menjahilinya hingga bahan bahan kue menjadi berantakan kemana mana. Bahkan keduanya sudah terkena tepung karena sedari tadi Jeno melemparkan tepung ke Jaemin sedikit demi sedikit, tentu saja Jaemin juga membalasnya.

Jeno merengkuh pinggang Jaemin dari belakang, dia menopang dagunya di pundak sempit milik Jaemin-nya itu. Tawa Jaemin pun perlahan mereda, lalu dia mengecup pipi Jeno dari samping dengan cepat.

"pergilah menonton tv atau bermain game, kau memperlambat proses membuat kue nya tahu!" canda Jaemin, Jeno hanya mengedikkan bahunya acuh.

"tidak jadi juga tak apa"

"mana bisa begitu! Sana sanaa" usir Jaemin sambil berusaha melepas tangan Jeno yang masih saja melingkar di pinggangnya. Jeno pun menyerah lalu mengecup bibir Jaemin sebelum akhirnya dia melepaskan rengkuhannya lalu berlari begitu saja ke ruang tamu demi menghindari lemparan loyang kue yang bisa saja melayang ke arahnya kapan saja.




















Tepat pukul dua belas malam Jaemin dan Jeno sudah bersiap untuk merayakan ulang tahun Jeno di rooftop rumah bibinya Jaemin.

Diatas meja terdapat kue yang dibuat oleh Jaemin, beberapa kaleng soda dan sepiring besar daging yang sudah dipanggang oleh Jeno. Jaemin menyalakan sebuah lilin yang sengaja ditancapkan ditengah tengah kue lalu mendekatkannya pada Jeno.

"selamat ulang tahun kekasih tampan ku, Lee Jeno!" seru Jaemin dengan ekspresi bahagianya yang terlihat menggemaskan di mata Jeno. Jeno pun tidak dapat menahan senyumannya, dia segera memejamkan matanya untuk berdoa lalu meniup lilin tersebut.

Jaemin pun bersorak riang ketika Jeno sudah meniup lilinnya. Jeno meraih tengkuk Jaemin lalu menyentuh bibir Jaemin dengan bibirnya, Jaemin pun memejamkan matanya ketika Jeno melumat pelan bibir bawahnya dengan perlahan.

Jeno menyatukan kening mereka berdua ketika ciuman itu usai, keduanya masih memejamkan mata mereka masing masing sembari menikmati moment tersebut.

"aku bahagia, Na. Kau adalah bahagia ku"






"tuhan, jika memang takdir ini tidak dapat diubah, biarkan aku yang pergi terlebih dulu, karena aku tak sanggup jika kehilangannya" doa Jeno ketika memejamkan matanya sebelum meniup lilin ulang tahun terakhirnya.















Tbc

Our TimesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang