Part 4

53 6 0
                                    

Jangan lupa VOMMENT ya teman-teman❤️


*******



Sepulang dari resto, Rian dan Gwen memutuskan untuk pergi ke taman kota. Hanya ada beberapa orang saja terlihat di taman ini karena sekarang masih jam kerja.
Gwen berlari kecil menuju salah satu ayunan, Rian yang berada dibelakangnya hanya terkekeh melihat sang adik yang selalu bersemangat jika melihat ayunan.
Gadis itu lantas mendudukan dirinya di salah satu ayuanan dan mengayunkannya dengan kencang.

"Dek jangan kencan-kencang, ntar jatuh loh." Tegur Rian lalu ikut mendudukan dirinya di ayunan kosong sebelah Gwen.

"Nggak kok, kalo nggak kencang nggak seru lah."

Rian tak berkata apa-apa lagi, gadis disebelahnya ini memang benar-benar keras kepala. Rian memutuskan untuk bermain game di handphone nya dan membiarkan Gwen asyik dengan dunianya sendiri.

Gadis itu menghentikan ayunannya. Ia berpindah menaiki ayunan tersebut, lalu mencoba mengayunkanya.

Bruk!

"Aduh," Gwen meringis saat pantatnya mendarat mulus di tanah.

Rian yang sedang fokus sama hp nya langsung menoleh kesamping. Ia menatap heran sang adik yang tengah duduk dengan posisi kaki yang masih mengantung di ayunan. Rian tak bisa menahan tawa nya meliat wajah sang adik yang memerah karena malu, belum lagi ekspresi wajahnya yang benar-benar lucu.

"Mas jom, sakit." Adunya pada Rian.

"Kamu ngapain duduk ditanah begitu?" tanya Rian disela-sela tawanya.

"Ya jatuh lah, bantuin berdiri kek Mas Jom. Jangan ketawa mulu." sewotnya.

"Kamu kenapa bisa jatuh sih Gwen?"
Rian membantu adiknya bangun dan memastikan kalau Gwen tidak terluka.

"Tadi kan aku coba berdiri di ayunan, nah pas mau ngayun tiba-tiba jatuh."

"Ya salah mu lah, ngapain juga naik-naik begitu. Kalo ini itu di kebun binatang, kamu udah dikira orang utan sama orang-orang." Canda Rian.

"Nggak ada kali orang utan secantik aku."

"Ada, nih sebelah mas"

"Iiih mas mah nyebelin. Udah ah aku mau pulang aja." Gwen mengerucutkan bibirnya. Imut sekali, Rian jadi gemas.

"Yaudah, sini mas gendong."

Gwen lantas tersenyum saat Rian menawarkan diri untuk menggendongnya. Kakaknya satu ini memang selalu tau apa yang dia mau.

Rian menggendong Gwen ke mobil, karena taman ini sedang sepi jadi mereka tak jadi pusat perhatian. Kalau rame mungkin mereka berdua sudah masuk akun gosip.




🐣




Rian menghentikan mobilnya di depan asrama cewek. Bergegas keluar dan membantu Gwen turun.

"Kamu yakin nggak perlu cek ke dokter, glGwen?" tanya Rian khawatir.

"Nggak perlu mas jom, adek nggak papa kok." Ujar Gwen meyakinkan Rian.

Rian menghela napas, "kalo ada apa-apa telpon mas ya."

"Iya-iya mas jom ku sayang, udah gih sana pulang."

"Kamu ngusir?"

"Iya lah, udah gih balik. Aku mau bobo cantik dulu."

"Dasar adek kurang aja kamu, yaudah mas balik ya."

Sebelum melangkahkan kakinya menuju mobil, Rian menyempatkan diri untuk mencium kening adiknya. Mengusap lembut kepala sang adik dan berlalu menuju mobilnya. Gwen hanya diam karena terkejut dengan perlakuan Rian.

Nggak boleh baper sama abang sendiri, batin Gwen lalu berjalan pelan memasuki asrama. Gwen memasuki kamarnya sambil memegangi pantatnya yamg masih sedikit sakit.

"Kenapa dah lo?" Grego heran melihat temannya memasuki kamar sambil memegangi pantatnya.

"Habis jatuh. Btw lo punya salep nggak?"

"Ada tuh di laci dekat lemari. Perlu gue pijat nggak?" tawar Grego karena kasian meliat teman itu.

"Nggak perlu. Lagian nggak sudi gue di sentuh-sentuh lo, di pantat lagi" Gwen bergidik geli membayangkannya.

"Gue juga nggak sudi ya nyentuhin tangan gue ke pantat lo," balas Grego kesal.

Gwen mencibik lalu melengos pergi ke kamar mandi untuk mengganti bajunya sekaligus mengoleskan salepnya. Setelah beberapa menit gadis itu keluar dari kamar mandi. Menutup pintu kamar mandi dengan hati-hati karena di lihat Gregoria sedang tidur. Gadis itu memang gampang sekali tertidur bahkan terkadang tak mengenal tempat.

Gwen merebahkan tubuhnya di tempat tidur, lalu melihat jam. Pukul dua lewat tiga puluh menit. Sesaat ia bergeming, bingung hendak melakukan apa. Gwen hanya memandang langit-langit kamarnya dan bernapas teratur. Gadis itu mencoba menutup matanya, berharap bisa cepat tertidur agar ia bisa mengistirahatkan tubuhnya karena besok ia dan teman-teman atlet lainnya akan latihan ekstra untuk persiapan asian games. Tak butuh waktu lama, Gwen sudah tertidur pulas dengan napas yang teratur.

******

Vomment juseyo
Karena vomment kalian adalah semangat ku buat nulis wkkk

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang