Five

39.6K 4.8K 1.2K
                                    

Bilang kalau ada typo

Happy Reading

Si manis dengan balutan pakaian cokelat muda dan apron cokelat tua itu sedang asik mengelap gelas-gelas yang baru saja ia cuci.

Sambil bersenandung, senyum riang tak pernah lepas dari bibir pink manisnya.

“Jaemin,anter minuman dong” Jaemin menghentikan kegiatannya, berjalan menghampiri sosok dengan pakaian yang sama sepertinya. “Meja nomor berapa, kak?” Tanya Jaemin

“10 ya Jaem” Jaemin hanya mengangguk dan segera mengambil nampan berisi segelas iced espresso dan vanilla milkshake di atasnya. Pandangannya mengedar mencari meja ber-tag nomor 10. Tak lama kemudian, dia menemukannya dan langsung menghampiri meja itu.

“Permisi mas, iced espresso dan vanilla milkshake-nya.. Ck” Jaemin berdecak saat melihat pelanggan di meja nomor 10 itu.

“Ngapain sih?” Kata Jaemin sambil menaruh minuman itu di meja.

“Mau jajan. Ga boleh emangnya?”

“Yayaya, selamat menikmati pesanannya, mas Jeno. permisi”

Baru saja Jaemin hendak pergi, namun dengan sigap Jeno menarik lagi tangannya. “Temenin gue lah na”

“Maaf mas, gue mau kerja . jangan ganggu”

“Bentar lagi juga tutup cafenya. Temenin lah sebentar doang. Lagian udah sepi pelanggan kok”

“tapi kan-“

“FELIX. GUE PINJEM NANA YA” Jaemin membulatkan matanya saat mendengar teriakan Jeno yang tidak tahu malu itu.

“SANTAI AJA NO. AMBIL AJA” Semakin mendengus saat Felix mengiyakan permintaan Jeno. Jeno menarik tangan Jaemin sampai Jaemin terduduk di meja di depannya. Sebelum mendengar Jaemin mengumpat dan menggerutu, Jeno lebih dulu menyodorkan vanilla milkshake kepada Jaemin.

Jaemin hanya mengangkat sebelah alisnya heran, tapi dia masih menyeruputnya “Gue kira lo semaruk itu sampe beli dua”

“Mikir kali. Masa gue beli 2 minuman. Sakit perut yang ada”

Jaemin hanya diam dan lanjut menyeruput minumannya. Setelah itu ia bertanya “Bukannya main sama kak Yen?”

Jeno hanya mengangguk “Udah selesai. Asrama dia kan ga kaya asrama kita yang waktu tutup gerbangnya gaada aturan”

Jaemin mengerutkan keningnya “Lo nganterin Kak Yen ke asramanya?”

“Yaiyalah, bocah. Masa gue turunin pacar gue di tengah jalan”.

Sedangkan Jaemin menatapnya tidak percaya. “Heh bujang, asrama kita kan lebih deket sama asrama dia. Ngapain lo jauh jauh kesini? Gila aja lo”

Jeno terkekeh kecil mendengar ocehan Jaemin. Tangannya terulur untuk mengusak rambut halus si manis “Ga boleh? Gue kan pengen liat muka lo”

Jaemin mendecih “Lebay banget. Dari kita pertama kali tutup mata sampe buka mata lagi, yang diliat mukanya itu-itu aja. Sampe gumoh gue liat muka lo.”

“Ck, gaada romantis-romantisnya lo”

Jaemin memberikan raut wajah seolah geli dengan perkataan Jeno. “Cringe banget eww. Kalau mau ngebucin sama pacar lo sana, jangan ke gue”

“Bosen gue sama pacar mulu. Pengennya sama nana”

“Macam tak betul budak ni” Gerutu Jaemin. Jeno hanya tersenyum kecil saat melihat Jaemin menggerutu.

Adiós || Nomin ☑️(Unpublish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang