chapter 12

715 51 17
                                    

Warning⚠️⚠️  chapter ini mengandung NC jadi yang masih di bawah umur (<18) atau yang tidak suka mending ngga susah membacanya, untuk yang nekat dan yang mau membacanya dosa di tanggung sendiri.
.
.
.

"Hyung, kenapa kau terlihat gelisah" tanya yoona pada yuri yang daritadi sedang menggigit kuku jarinya. Kali ini yoona yang menemani yuri karna seohyun pergi ke kampus untuk meyerahkan skripsinya, sedangkan kedua orang tua yuri sedang ada klien penting di kantor, dan untuk tiffany dia sedang melakukan operasi.

"Apa tiffany akan menerimaku?" Tanya yuri

"Tentu saja hyung, jangan khawatir tiffany noona pasti akan menerima hyung kembali"

"Tapi aku takut" ucap yuri seperti orang yang putus asa.

"Aisshh kemana rasa percaya dirimu itu yang seluas samudra hyung, hyung tenang saja aku bahkan berani bersumpah jika tiffany noona menolakmu aku akan berkeliling kota seoul sambil memakai gaun seohyun sambil memakai high heels" ucap yoona berlebihan membuat yuri menatapnya.

"Kau jangan mengingkari janjimu, jika tiffany menolakku kau harus melakukan itu arra. Ahh aku sedikit tenang, setidaknya kalau tiffany menolakku aku masih bisa tertawa melihatmu nanti" ucap yuri sambil tersenyum evil membuat yoona panas dingin, kali ini giliran dia yang terlihat gelisah.

'Tenanglah yoona, tiffany noona pasti menerima yuri hyung, tenanglah. Aisshh jika noona menolaknya aku akan mengancamnya dan memaksanya untuk menerima namja hitam ini' batin yoona.

****
Tiffany meregangkan tubuhnya setelah selesai membersihkan tubuhnya pasca melakukan operasi tadi.

Tok tok

"Masuklah" ucap tiffany, yoonapun masuk dan melihat tiffany yang sedang berdiri di samping kursinya.

"Ada apa?" Tanya tiffany.

"Hyung memanggilmu" ucap yoona ragu.

"Apa terjadi sesuatu?" Tanya tiffany dengan nada khawatir.

"Anni, yuri hyung hanya ingin noona menemaninya"

"Ohh baiklah, tanpa di beritahupun aku juga akan kesana sekarang" ucap tiffany lalu melangkah pergi, baru satu langkah yoona sudah menahan tangannya, tiffany terdiam dan menatap yoona dengan alis yang terangkat satu, tanda bingung.

"Noona, aku tidak akan pernah memaafkanmu kalau kau sampai menyakiti yuri hyung lagi" peringat yoona dengan dahi yang penuh keringat.

"Kau sangat aneh yoong"ucap tiffany lalu pergi setelah melepaskan cengkraman tangan yoona.

"Aku tidak main2 noona" teriak yoona "aisshh aku akan melarikan diri ke kutub utara jika sampai tiffany noona menolaknya" gumam yoona lalu pergi dari ruang kerja tiffany.

****
Yuri melihat kearah pintu yang terbuka dan tersenyum melihat tiffany yang berjalan kearahnya.

"Ada apa yul" tanya tiffany setelah duduk di kursi yang biasa dia tempati saat menemani yuri, yuri menggeleng tanpa melepaskan senyumnya.

"Bagaimana operasinya?" Tanya yuri sambil mengelus kepala tiffany.

" seperti biasa, berjalan lancar tapi sangat melelahkan"

"Aku tau kau dokter yang sangat berbakat" puji yuri membuat tiffany tersenyum.

"Mm fanny" panggil yuri gugup, tiffanypun menatap yuri yang terlihat tidak biasa.

"Ne yul, apa ada sesuatu?" Tanya tiffany, yuri tidak menjawab tapi malah memberikan setangkai bunga mawar segar yang yuri sembunyikan dibawah bantalnya kepada tiffany.

HE IS SO HANDSOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang