Bagian Dua

1 1 0
                                    

Bagian Dua
“Halo Max, ini Gregg.” Sapa Gregg sambil mengetuk pintu.
Tidak ada jawaban.
“ Aku ingin mengajakmu bermain futsl di taman.” Ucap Gregg.
“ kita berdua saja bermain.” Ucap Gregg.
“ Aku akan menunjukan kepadamu cara bermain yang menyenangkan.”Ucap Gregg.
Masih tidak ada jawaban.
15 menit berlalu.
“ Max, aku..” Ucap Gregg.
Gregg belum selesai menyelesaikan kalimat dan pintu otomatis dibuka dan Gregg melihat pakaian Max sudah memakai baju futsal dan siap bermain.
“ AYO!” Ucap Gregg sambil berjabat tangan.
Max tidak menjawab dan tidak menerima jabat tangannya.
Max berjalan menuju taman dan bermain bola dengan Gregg.
Di ruang tamu terdengar pertengkaran antara Pak ken & Bu Cony.
Bu Cony membanting kursi.
“ Mama, harusnya mama yang berenti bekerja!” Ucap Ken.
“ Mama adalah wanita, mencari nafkah adalah tugasku!” Ucap Ken.
“ Tidak bisa Pa, Papa tidak bisa melarang yang ingin aku lakukan.” Ucap Cony.
“ Merawat anak itu adalah tugas kita berdua, bukan aku yang harus semua mengerjakan di rumah.” Ucap Cony.
“ Aku mau kamu yang berhenti bekerja.” Ucap Cony.
“ Aku mau kamu yang berhenti, kamu adalah ibunya.” Ucap Ken.
“ Dan kamu adalah Ayahnya.” Ucap Cony
Ken membanting gelas di ruang tamu.
“ Aku sudah bosan bertengkar terus dengan kamu, Ma.” Ucap Ken.
“ Kalau dalam waktu Tiga bulan kita masih tidak bisa mengalah dan terus bertengkar lebih baik kita bercerai, Ma.” Ucap Cony.
“ Pikrkan perasaan anak-anak Pa kalau kita bercerai.” Ucap Cony.
“ Kamu yang harus bertanggung jawab sebagai seorang ibu harus mencintai anak-anak dan tidak memprioritaskan pekerjaan.” Ucap Ken.
“ Kamu juga harus merawat dan mengasuh mereka, mereka adalah anak kita bersama apakah kamu ingin mereka semakin terus tenggelam seperti sekarang ini?” Ucap Ken.
Ken emosi hendak memukul Cony.
Tanpa Ken & Cony sadari pertengkaran mereka didengar dan dilihat oleh Max dan Gregg yang sedang duduk istirahat bermain Bola.
Max melihat ke jendela melihat pertengkaran orangtuanya.
Gregg berusaha agar Max tidak mendengar percakapan tersebut tetapi Max memberikan tanda Jeda di tangannya dan meminta Gregg untuk diam.
Max berlari di depan Cony,Gregg berusaha menahannya untuk tidak melakukannya tetapi Gregg kalah dengan kekuatan Max.
“CUKUP!” Teriak Max.
“ Mama & Papa Hargai perasaan kami, jangan bertengkar setiap hari seperti ini setiap hari.” Ucap Max dengan emosi.
“ Kalian tidak pernah tau bahwa Max, Merry,Marron mendengar kalian bertengkar setiap hari dan itu menyakiti hati kami.”  Ucap Max dengan nada emosi dan marah.
“ Kami bukan anak kecil lagi, Papa & Mama.” Ucap Max.
“ Kalau Kalian mau berpisah, berpisah aja dan buang kami.” Ucap Max.
Ken tertegun dan diam melihat Max bisa berbicara dan mengutarakan perasaannya.
“ Max, Papa..” Ucap ken berusaha menghampiri Max tetapi Max sudah berlari masuk ke kamarnya dan membanting pintu dengan sangat keras.
Gregg masih berdiri di belakang Max melihat pemandangan tersebut dan naik menuju kamarnya.
Berpikir sejenak apa yang harus dilakukannya saat ini.
Gregg ragu untuk menenangkan Max.
Max pasti butuh untuk sendirian.
Gregg memutuskan untuk memberikan waktu tenang untuk Max.
Gregg memutuskan untuk mengunjungi Melinda dan mencari informasi tentang Max, Marron dan Merry.
Melinda saat itu sedang berada di Salon milik keluarga Pak Ken & Bu Cony.
Pak ken & Bu Cony membangun sport center yang di dalamnya terdapat ruangan fitness, olahraga, basket, voli, dan kolam renang yang sangat besar dan kolam renang dalam ruangan serta tempat untuk spa.
Di sebelahnya terdapat Ruangan besar yang tertulis di pintu ruangan adalah Salon.
Di salon pribadi tersebut terdapat fasilitas creambath, refleksi, pedicure dan menicure dan pegawainya adalah pembantu rumah tangga mereka yang terlihat sangat profesional memakai busana pegawai salon dengan tulisan di kostum mereka “ Salon ken”
Gregg memasuki salon tersebut dan menyapa Melinda.
“ Hai Melinda.” Sapa Gregg.
“ Hai, Gregg.”  Sapa Melinda dengan tersenyum.
“ Boleh ngobrol sebentar?” Ucap Gregg.
“ Boleh, silahkan Gregg.” Ucap Melinda”
“ Melinda, kamu sudah berapa lama bekerja disini?” Tanya Gregg.
“ Sekitar 3 tahun.” Ucap Gregg.
“ Apakah kamu bisa akrab dengan anak-anak?” Tanya Gregg.
“ Apakah kamu mengetahui mengapa  mereka sangat menutup rapat diri mereka?” Tanya Gregg.
“ Entahlah Gregg, aku juga tidak bisa masuk ke dalam dunia mereka.” Ucap Melinda.
“ Pak Ken & Bu Cony memiliki hubungan yang kurang harmonis sehingga anak-anak dari kecil sepertinya sering mendengarkan pertengkaran mereka sehingga membuat mereka mengurung diri di kamar dan menikmati dunia mereka sendiri.” Ucap Melinda.
“Merry pernah punya pacar dan berlangsung selama beberapa bulan tetapi sejak Merry bertengkar dan putus dengar pacarnya dengan alasan yang tidak diketahui siapapun membuat Merry mengunci segala hal rapat-rapat.” Ucap Melinda
“ Max juga dulu pernah punya pacar dan sering diajak ke rumah tetapi sama dengan Merry, hubungan Max tidak berlangsung lama dan Max lebih suka mengunci rapat segala sesuatu di dalam pikirannya” Ucap Melinda.
“Marron sangat rapat menutup dirinya tidak ada informasi yang dapat diperoleh dari Marron dan kehidupan pribadinya.” Ucap Melinda.
“ Pak Ken & Bu Cony juga sibuk sekali bekerja hingga larut malam dan bahkan sampai subuh sehingga jarang bertemu dengan anak-anak.” Ucap Melinda.
“ Keluarga ini sedang mengalami masa sulit untuk bertahan karena Pak ken & Bu Cony sudah beberapa kali memutuskan untuk berpisah.” Ucap Melinda.
“ Hubungan suami istri yang kurang harmonis sangat mempengaruhi emosi dengan membangun hubungan dengan anak.” Ucap Melinda.
“ Untuk ukuran Materi keluarga ini sangat royal dan baik kepada semua orang tetapi mereka kekurangan kehangatan cinta keluarga.” Ucap Melinda.
“ Mereka seperti memiliki dunianya masing-masing dan sedang berada dalam kondisi yang kritis dalam membangun dan mempertahankan kehangatan ikatan cinta dalam keluarga.” Ucap Melinda.
“ Anak-anak seperti menjadi orang asing di rumah karena jarang berkomunikasi dengan orang tua mereka, dan sepasang suami istri yang tidak harmonis membuat suasana tidak nyaman satu sama lain untuk membangun ikatan cinta yang sudah redup.” Ucap Melinda.
“ Aku tidak mengerti sejak kapan ini berlangsung, setelah aku memulai kerja disini 3 tahun lalu keadaan sudah seperti ini dan tidak terselesaikan.” Ucap Melinda.
“ Kehangatan, ikatan cinta, tawa canda keluarga sepertinya menjadi sesuatu yang mahal di dalam keluarga ini, semuanya diam membisu dengan dunia mereka yang berbeda-beda dan sedang berada dalam kondisi yang  sulit disatukan karena sudah banyak perbedaan visi dan misi.” Ucap Melinda
“ Aku sudah lama cukup prihatin dengan kondisi keluarga ini, rumah ini seperti planet dengan orang-orang asing yang di dalamnya orang-orangnya memiliki kekuatan masing-masing untuk menjauh satu sama lain, hanya tempat untuk menginap tidur bersama.” Ucap Melinda.
“ Baiklah Melinda, Terimakasih untuk segala informasi yang kamu berikan.” Ucap Gregg dengan senyuman.
“ Welcome Gregg” Ucap Melinda.
“ Aku yakin kamu akan lebih cocok untuk bisa masuk ke dalam dunia mereka.” Ucap Melinda.
“Karena usia kamu yang dekat dengan mereka, mereka bisa menjadikan kamu sahabat.” Ucap Melinda.
“ Pengasuh-pengasuh sebelumnya memiliki umur seperti Pak Ken & Bu Cony bahkan beberapa lebih tua sehingga akan sangat sulit untuk bisa mengerti dunia mereka dengan perbedaan umur  yang sangat jauh.”Ucap Melinda.
“Semoga begitu, I hope so.” Ucap Gregg.
“ Baiklah, aku pergi dulu.Terimakasih Melinda” Ucap Gregg.
Gregg tersenyum pelan menatap Melinda.
“ Kamu tidak ingin pijat refleksi terlebih dahulu dan menenangkan pikiran?” Tanya Melinda.
“ Tidak terimakasih, aku ingin membuat project untuk anak-anak di kamar dengan laptop.” Ucap Gregg
“ Baik, semoga berhasil ya.” Ucap Melinda.
“ I hope so.” Ucap Gregg sambil mengangguk pelan.
Gregg bangkit dari tempat duduknya dan keluar dari Salon dan mencari udara segar di taman.
Berpikir di bangku taman dan bergumam sendirian.
“ Apa yang harus aku lakukan untuk membantu keluarga ini?”
Ucapnya dalam hati dengan penuh kegelisahan.
“ Pak Gregg, saya diminta Bu Melinda untuk memberitahukan kepada Pak Gregg untuk  turun menyantap hidangan makan malam yang sudah disediakan di ruang tamu. ” Ucap seorang wanita.
Wanita tersebut adalah salah satu pembantu  rumah tangga di rumah ini.
Di baju terlihat desain kostum tulisan pembantu rumah tangga atas nama Sri di name tag bajunya.
Semua di rumah ini memakai kostum dan nama sehingga memudahkan untuk bisa mengenali pekerjaan apa yang mereka lakukan.
Gregg mengganguk pelan.
“ Terimakasih bu sudah memberi tahu.” Ucap Gregg.
“ Anak-anak sudah diberitahu bu?” Ucap Gregg.
“ Sudah Pak, mereka sudah turun di meja makan.” Ucap Sri.
“ Baik bu, Terimakasih.” Ucap Gregg.
Gregg mandi dan bersiap-siap turun ke bawah.
Ken datang menghampiri dan menyapa Gregg dengan lembut dan sopan.
“ Hai Gregg, mari ambil makanan di meja. “ Ucap Ken.
“ Baiklah  Pak, Terimakasih.” Ucap Gregg sambil tersenyum.
“ Selamat makan Gregg, semoga kamu menyukai lauknya dan menikmati hidangan malam di rumah kami.” Ucap Ken.
Pak ken dan bu Cony sepertinya belum memperbaiki hubungan mereka. Mereka saling menatap dengan tatapan yang saling tajam.

HOME Where stories live. Discover now