Bagian Delapan

1 1 0
                                    

Seorang laki-laki memakai kacamata, berlari di lorong hotel saat Gregg, Merry dan Cony hendak keluar dari kamar.
Lelaki tersebut menabrak Gregg secara tidak sengaja, Makanan yang dipegangnya mengenai tubuh Gregg sampai basah.
“ Maaf.. maaf..” Ucap Lelaki tersebut.
“ Greg?” Tanya Lelaki tersebut yang kemudian membuka kacamata hitamnya.
“ Max?” Tanya Gregg sambil berpelukan.
“ Ga nyangka ketemu kamu disini” Tanya Gregg.
“ Iya, ini kamar aku dengan Marron dan Papa.” Ucap Max.
“ Wow! Kamar kita sebelahan, aku juga bareng Merry dan mama kamu.” Ucap Gregg.
“ Max?!” Sapa Merry dengan kaget.
“ Max? Kamu menginap disini juga?” Tanya Cony.
“Iya, Papa di dalam sama Marron.” Ucap Max.
“ Wow! Tidak ada yang  kebetulan, ini sepertinya pas sekali kalian sudah ditakdirkan untuk liburan bersama sepertinya.” Ucap Gregg sambil tersenyum.
“Hai Merry” Sapa Ken melihat Merry saat keluar kamar dan hendak memanggil Max.
“ Halo, Ma” Sapa Papa dengan senyuman tegas.
“ Merry, Mama” Sapa Marron.
“ Hai Gregg” Ken dan Marron toss dengan Gregg.
“ Wah, tidak menyangka kita pergi dari rumah jauh ketemu lagi disini.”Ucap Ken.
Cony dan Merry tersenyum.
“ Kalau gitu, aku mau hangout sama Gregg aja Pa” Ucap Max.
“ Aku juga, “ Ucap Marron sambil toss dengan Max.
“ Merry?” Tanya Gregg.
“ Aku temenin Mama aja.” Ucap Merry.
“ Lebih baik kita pergi, supaya mama bisa berdua dengan Papa”ucap Gregg sambil berbisik pada Merry.
Merry tersenyum sambil melompat.
“ Ma, aku juga mau ikut Gregg.” Ucap Merry.
“ Yakin , sayang? Kamu wanita sendiri” Ucap Cony sambil menarik Merry menjauh dari para Pria.
“ Tidak apa Ma, Max dan Marron kan saudaraku, mereka pasti akan menjaga dan kami akan saling menjaga diri. ” Ucap Merry sambil tersenyum.
“ Aku sekalian menepati janji untuk memperbaiki hubungan aku dengan mereka, dan ternyata keajaiban itu saat ini hadir” Ucap Merry.
“ Mama juga perbaiki hubungan dengan Papa, sesuai janji.” Ucap Merry.
“ Mama sepertinya belum siap sayang, kamu duluan saja ya, mama istirahat saja kalau gitu di kamar.” Ucap Cony.
“Mama!” Ucap Merry.
“ Oke sayang, nanti mama pikirkan terlebih dahulu, kamu pergilah sa”yang.” Ucap Cony.
Merry mengangguk pelan.
“ Let’s go!” Ucap Merry kepada Gregg.
Gregg bersama dengan Merry, Max, Marron meninggalkan hotel.
Cony masuk ke kamarnya yang bersama dengan Merry dan Ken juga masuk ke kamar dengan Max dan Marron.
Ken mondar-mandir di kamar dalam kepanikan.
Ingin mengajak Merry tetapi takut Merry akan menolak.
Merry juga di kamar berjalan dalam kegelisahan menunggu.
Ingin pergi bersama dengan Ken memperbaiki hubungannya tetapi Ken tidak mengajaknya pergi.
Cony bergumam.
“ Aku tidak mau mengajaknya duluan, aku wanita.” Ucap Cony dalam hati.
Ken juga bergumam di dalam kamarnya.
“ Aku tidak mau mengajak duluan, jika dia ingin memperbaiki hubungan dengan aku, dia akan menghubungiku terlebih dahulu.” Ucap Ken dalam hati.
Ken masih duduk dalam kegelisahan dan keinginan besar ingin mengajak Cony pergi.
Tetapi rasa gengsi nya yang besar menahan dirinya untuk mengajak Cony berkencan.
“ Ah, sudahlah, tidur saja.” Ucap Ken.
Ken berusaha memejamkan mata, tetapi tidak bisa. Sehingga Ken keluar dari Kamar dan Cony juga sedang keluar dari kamar menunggu diajak kencan oleh Ken.
Mereka bertemu di ruang pintu yang bersebelahan.
“ Mau kemana?” Tanya Ken.
“ Tidak jadi hanya melihat situasi” Ucap Cony membela diri tidak ingin berkata yang sejujurnya.
Cony kembali masuk kamar dan menarik nafas panjang dan tersenyum lompat dan mengintip dari jendela.
Cony menunggu Ken mengetuk pintu jendela dan mengajaknya kencan.
15 menit berlalu.
30 menit berlalu.
Masih tidak ada ketukan pintu.
Ken juga sudah tidak berada di luar kamarnya.
Cony melirik dari jendela ke depan pintu.
Cony terdiam dan melirik jam.
Sudah lewat lama sejak saat itu, Cony membaringkan diri di kamar dan mandi.
Cony bergumam.
“ Mungkin hanya aku yang terlalu berharap.” Ucap Cony.
Cony melihat handphonenya
Masih menunggu ajakan kencan dari Ken.
Tidak ada.
Cony sedang duduk di balkon hotel memandang langit malam yang  indah.
Ken di kamar mendengarkan lagu di teras hotel.
Ken bergumam dalam hatinya sambil memainkan Gitar.
“ Aku belum siap untuk kencan dengan Cony, hati ini masih belum bisa terima.” Ucap Ken.
“ Aku belum siap bertengkar dengan kamu lagi, Cony, maafkan aku.” Ucap ken sambil memandang jendela dengan indahnya suasana malam dengan bintang bertebaran di langit.
Mengingatkan Ken akan Kenangan bersama dengan Cony.
Cony menikmati alunan gitar tersebut dan terdiam dalam kenangan bersama Ken yang membuat hatinya merindukan ken sejenak.
Ken dan Cony terhanyut dalam alunan musik yang membuat rasa rindu mereka bertumbuh perlahan.
Cony berjalan ke arah pintu dan keluar untuk terakhir kalinya
Ken merasa ada kerinduan yang besar untuk menghampiri Cony meredam segala egois di hati dan ingin berbuat sesuatu.
Cony keluar dan berdiri di kamar Ken.
Ingin mengetuk pintu kamar Ken, tetapi ada rasa gengsi yang menahannya.
Tidak lama kemudian Ken keluar dari kamar.
Ingin menghampiri dan melihat wajah Cony yang berada dalam lamunannya.
Mereka saling bertemu kembali di depan pintu kamar.
“Hai, Ken” Ucap Cony.
“Kamu mau kemana? “ Tanya Cony melihat ken sudah berpakaian rapi sekali dengan jas dan kemeja.
Ken diam dan berpikir sejenak.
“ Apa yang harus dikatakannya?” Tanya Ken dalam hati
“ Gak kemana-mana, mau bilang Good night aja ke kamu” Ucap Ken sambil masuk ke kamar.
“ Good night, salam buat Merry.” Ucap Ken.
Cony tersenyum lebar.
Cony tau bahwa masih ada hal lain yang ingin disampaikan oleh Ken dari ekspresi wajahnya yang sangat dikenalnya tetapi Ken memiliki rasa egois dan gengsi yang tinggi.
“ Good night,Papa” ucap Cony sambil mengedipkan mata ke Ken lalu masuk ke kamar masing-masing dan tidur dengan rasa bahagia dalam jiwa.
Ken tersenyum dan masuk ke kamar, melompat bahagia karena mendapat respons yang baik, walaupun rencanya gagal untuk mengajak kencan Cony.
Di suatu Restoran
“ Merry, kamu liburan sudah berapa hari? “ Tanya Max.
“ Ini baru hari ke dua, aku baru sampai kemaren.” Ucap Merry.
“ Kalian hanya bertiga?” Tanya Marron.
“ Kami ikut tour dan ketinggalan bus.” Ucap Merry.
Suasana kemudian hening sekali.
Max main handphone, merry mendengarkan lagu.
Marron bermain game.
Seperti biasa, semua sibuk sendiri-sendiri.
Gregg menghampiri mereka.
“ Hai guys, aku uda pesan makanan buat kalian.” Ucap Gregg.
“ Oke, thankyou.” Ucap Merry.
“ Boleh simpan bentar tidak handphone kalian , aku mau ajak kerjasama nih.” Ucap Gregg.
Max, Marron melirik Gregg dan menurunkan handphone.
Merry diam dan menatap Gregg.
“ Aku ada ide besar untuk membuat Papa & Mama kembali menjadi lebih baik hubungannya, kalian mau bantu aku ga? “ Tanya Gregg.
“ Tiada yang kebetulan, dan ini saat yang tepat untuk memperbaiki hubungan Papa & Mama kalian.” Ucap Gregg.
“Malas ah,” Ucap Max.
“ Aku mau.” Ucap Merry.
“ Iya, aku juga mau.” Ucap Marron.
“ Max, ayolah, kamu tidak pengen hubungan Papa & Mama kembali normal?” Tanya Marron.
“ Mustahil bro” Ucap Max.
“Aku juga merasa mustahil sih Gregg, tetapi  at least we let’s try our best” Ucap Max sambil melirik Marron.
“ Gapapa, kalau Max belum mau join, kebetulan aku ada beberapa ide, Max bisa join di ide berikutnya.” Ucap Gregg.
“ Whatever deh, aku malas kerjain sesuatu yang mustahil.” Ucap Max.
“ Oke, gapapa aku akan discuss dengan yang mau join aja Merry dan Marron.” Ucap Gregg.
“ Oke siap, yuk discuss.” Ucap Marron.
“ Iya, aku mau support kamu Gregg.” Ucap Merry.
Gregg mulai menjelaskan ide mereka.
“ Aku butuh kalian untuk bisa kerjasama melakukan ini semua.” Ucap Gregg.
Gregg mulai menceritakan segala ide dan rencana dengan berbisik pada Max dan Marron.
Mereka mengangguk pelan.
“ Wow! Ide kamu Brilliant Gregg.” Ucap Merry.
“ Kamu romantis banget idenya, pengalaman pribadi ya?  ” Ucap Marron sambil tertawa.
Gregg tertawa.
“ Maklum bro, sering deketin wanita” Ucap Gregg.
Gregg tersenyum malu dan tertawa.
“ Kayak kamu, Marron” Ucap Merry.
“ Ngak kok, aku setia pada satu pasangan.” Ucap Marron sambil tertawa.
“ Kamu pernah punya pacar? Aku baru tau.” Ucap Merry.
“ Iya lah, makanya ngobrol dong.” Ucap Marron.
“ Nih uda ngobrol kan, puas gak denger suaraku?” Ucap Merry sambil tertawa.
“ Nah, begini dong ngobrol” Ucap Gregg.
“ Uda lama yah kita gak pernah nongkrong bareng begini kayaknya terakhir kali SD” Ucap Max.
“ Kalau SD bukan nongkrong namanya bro, berantem kalau kumpul” Ucap Marron.
“ Jadi inget dulu saat aku pernah jahilin Max pas kita SD umpetin kelereng di taman dan dia carinya di dapur”Ucap Max sambil tertawa.
“ Iya, aku juga jadi inget saat aku umpetin boneka kesayangan Merry di bawah kolong mbak tidur.” Ucap Marron sambil tertawa.
Merry tertawa dengan lepas seperti bertemu dengan teman yang sudah lama tidak pernah ketemu.
“ Kita kayak lagi reuni ya, padahal satu rumah” Ucap Max sambil tertawa lepas.
“ Iya nih bro, lucu ya keluarga kita” Ucap Marron.
“ Lucu dan unik atau aneh?” Tanya Merry sambil tertawa.
“ Unik dong, ya ga bro?” Ucap Max sambil toss pada Marron.
“ Kamu kelihatan lebih bahagia, Merry.” Ucap Max.
“ Iya, aku senang kita kayak reuni teman lama, udah lama sekali tidak bisa ngobrol seperti ini.” Ucap Merry.
Merry tertawa lepas.
Marron dan Max juga mulai saling tersenyum dan bercanda.
“ Thankyou, Gregg, you are the best deh” Ucap Max.
“ Kenapa?” Tanya Gregg.
“ Karena bisa mencairkan suasana kami yang kaku dan keras ini, pengasuh kami sebelumnya selalu gagal menyatukan kami yang ada kami tambah ribut.” Ucap Max.
Gregg juga tertawa lepas.
“ Jadi, Max, ayolah biar perasaan akrab ini tambah besar kamu bergabung bersama kami buat Papa & Mama.” Gregg memohon kepada Max.
“ Kami akan senang kalau kamu bisa bergabung, hubungan kalian aja bisa mencair, aku percaya hubungan Papa & Mama juga bisa dipulihkan.” Ucap Gregg sambil merangkul Max.
“ Ayolah bro, kapan lagi kita bisa kerjasama bareng begini? Seumur hidup kita di kamar terus kan sebelumnya?” Tanya Marron sambil ikut memohon pada Max.
“ Sebelumnya kita bermain petak umpet terus di kamar tidak pernah nongkrong dan kerjasama begini, sekali-sekali lah bro, demi perikatan saudara kita.” Ucap Merry.
Max tertawa dan tersenyum.
“ So, Yes for Us?” Tanya Gregg.
Max tertawa dan menggangguk pelan.
“ ASIKK! Thankyou bro.” Ucap Gregg sambil merangkul Max.
Marron merangkul dan memeluk Max.
“ Sesama saudara yang baru keluar dari kamar harus kompak bro.” Ucap Marron.
Max tidak menjawab.
“ Untuk merayakan hari ini, mari aku fotoin kalian malam ini, kalian jarang banget kan foto bareng?” Tanya Gregg.
“ Iya jarang banget, terakhir pas SD foto bersama.” Ucap Merry.
“ itu juga foto Wisuda karena mau dibingkai di rumah.” Ucap Max sambil tertawa.
Marron tertawa.
“Hidup kita terkadang lucu juga ya, Cuma terkadang kita terlalu diam untuk mengungkapkannya satu sama lain”Ucap Marron.



HOME Where stories live. Discover now