Di kamar Gregg setelah kembali dari restoran.
“ Merry, bagaimana kalau kita cancelled tour yang lama dan bergabung bersama dengan Max dan Marron?” Ucap Gregg.
“ Hal ini yang kamu rindukan liburan bersama, ini saat yang tepat.” Ucap Gregg.
“ Rencana ini butuh beberapa hari, kalau kita kembali pada tour yang lama, rencana ini akan gagal.” Ucap Gregg.
Merry mengangguk pelan dan tersenyum setuju.
Merry memencent nomor handphone dan berbicara dengan seseorang di telepon.
Merry tersenyum dan kembali dengan muka bahagia.
“ Baiklah, besok hotel akan mengirimkan barang kita di hotel.” Ucap Merry.
“ Baiklah, aku excited banget bisa kerja sama bareng kalian.” Ucap Gregg.
Marron merangkul dan tertawa.
“ Kamu bukan seperti pengasuh kami bro, kamu seperti sahabat kami.” Ucap Marron.
Gregg tertawa.
“ Baguslah, kalau aku bisa dianggap sahabat ya bro.” Ucap Gregg.
Max tersenyum dan saling bertatapan dengan Gregg.
“ Mungkin yang kami butuhkan itu sahabat untuk menemani kami di kamar, mendengarkan kami bukan hanya pengasuh yang memaksa kami keluar dan berbicara.” Ucap Max.
“ Setuju, pengasuh lama kami kebanyakan terlalu memaksa kami untuk berubah dan melakukan interogasi yang panjang sekali membuat kami tertekan, tapi kamu beda bro.” Ucap Marron.
“ Testimoni nih? Promosi nih?” Tanya Gregg sambil tertawa.
“ kamu naik level jadi sahabat.” Ucap Merry sambil tertawa.
“ Kalau naik level jadi pacar kamu gimana?” Tanya Gregg sambil tersenyum.
Merry diam.
“ Jangan dianggap serius, aku belum layak jadi pacar kamu.” Ucap Gregg.
“ kamu terlalu berharga, unik dan butuh pria yang benar-benar bisa membalut luka kamu, aku mau jadi sahabat terbaikmu.” Ucap Gregg sambil tersenyum.
“ Thanks.” Ucap Merry sambil tertawa dengan santai.
Max tersenyum sambil melirik Merry dengan iseng.
Marron juga iseng meledek muka Merry yang seketika wajahnya merona merah.
Gregg mengambil gitar dan memainkan Gitar dengan lembut dan pelan.
Max dan Marron bermain video game dan sambil bercanda ria.
Mereka sudah melalui fase yang jauh lebih baik untuk hubungan persaudaraan.
Merry membaca buku sambil mendengarkan lagu.
Merry menatap Gregg dengan senyum sambil mendengarkan lagu dari Gitar Gregg.
“ Aku ganteng ya?” Tanya Gregg pada Merry.
Merry tertawa.
“ Aku jadi grogi kamu lihatin dengan tatapan mendalam seperti itu.” Ucap Gregg sambil tertawa.
Merry tertawa dan tersenyum,
“Kualitas bermain gitar kamu sepertinya semakin baik ya.” Ucap Merry.
“ Makasih ya, ini karena aku aku mengekspresikan segala sesuatu dalam hati melalui alunan melodi instrumental musik gitar.” Ucap Gregg sambil tersenyum.
“ Keren, pria bisa sedih dan patah hati juga ya?” Tanya Merry.
“ Tentu saja, Pria punya perasaan yang sensitif juga tetapi Pria tidak suka menunjukannya.” Ucap Pria.
“ Pria juga bisa menangis karena menangis adalah ungkapan kalimat yang tidak bisa diungkapkan oleh mulut.” Ucap Gregg sambil tersenyum dan membelai rambut Merry.
Merry tertawa.
“Ikutan dong bro.” Ucap Marron.
“ Ajarin aku main gitar dong, supaya bisa membuat Merry menatap aku juga dengan tatapan ganteng ” Ucap Marron.
Gregg tertawa.
“ Boleh, sini aku ajari biar tambah ganteng bikin wanita terpana dengan mainan gitar kamu.” Ucap Gregg.
Marron tertawa.
Marron belajar main gitar semalaman.
Merry malam ini tidur bersama Marron dan Max.
Gregg tidur di sofa.
Keesokan harinya
Cony bangun di pagi hari dan melihat ada yang berbeda di kamarnya.
Di sekeliling ranjang Cony terdapat taburan mawar merah Rose dengan sekuntum bunga besar di tengahnya.
Cony mencium bunga tersebut harum sekali.
Terdapat box dengan kartu disana,
“ Makan pagi bareng yuk, see you di lantai 30, Papa.”
Cony tersenyum, merasa istimewa mendapat bunga dan mahkota cantik serta kartu dari Ken.
Cony tersenyum dan bersiap-siap dengan cantiknya berdandan lalu mencari Merry.
Mengetuk Kamar Gregg.
“ Halo, Merry, Max, Marron.” Sapa Cony.
10 menit berlalu.
15 menit berlalu.
Tidak ada jawaban.
Cony bergumam: “ Mungkin mereka sedang makan pagi bersama.” Ucap Cony dalam hati.
Cony melewati Kamar Ken.
Ingin mengetuk pintu, tetapi ragu.
Ingin memanggil, tetapi gengsi.
Cony masuk ke kamarnya sendiri dan kembali merias diri dengan makeup yang natural dan cantik.
Tersenyum di kaca.
“ Aku sudah cantik.” Ucap Merry sambil tersenyum manis membelai rambutnya di kaca.
Memilih baju yang casual dan nyaman dipakai, mencatok rambut dan merapikan alis, memasang bulu mata dan memilih sepatu terbaik.
“Seperti mau kencan.” Ucap Cony dalam hati.
Ken terbangun di pagi hari,
Melihat taburan bunga mawar merah di sekeliling ranjang dan melihat rompi hitam dan pita hitam miliknya ada di ranjang.
“ Mama tunggu di lantai 30 yah pa, breakfast bareng yuk, papa ganteng.” Tulisan rapi dengan print kartu yang unik ada di atas rompi tertera namanya disana.
Ken tersenyum bahagia.
Ken langsung terbangun dan meraih handphonenya menelepon Max dan Marron, Merry.
Tidak ada yang mengangkat.
Ken memilih pakaian terbaiknya, memakai parfum, sepatu terbaik.
Perasaan bahagia meluap di hatinya di pagi hari ini.
Senyum lebar ada di raut wajahnya.
“Sudah aku duga, Cony masih mengharapkan aku yang ganteng ini” Ucap Ken sambil tersenyum di kaca.
Ken tersenyum sambil mondar mandir memperhatikan dirinya apakah sudah cukup baik atau belum.
Ken juga merasakan seperti ingin pergi kencan, kembali seperti dahulu rasanya.
Ken merasakan tubuhnya merinding karena nervous akan ketemu Cony.
Perasaan rindu berdua makan dengan Cony sudah meluap di hati Ken.
Tidak sabar ingin bertemu dengan Cony.
Ken melupakan segala gengsi, amarah, dan segala luka di hatinya dan menyambut Cony seperti pasangan baru.
Ken membuka hatinya kembali.
Ken melepaskan segala luka sehingga auranya berbeda, kokoh berdiri dengan senyuman di lebar di wajahnya.
Potongan rambut yang membuatnya terlihat lebih muda bersama dengan parfum terbaiknya dan sepatu terbaik.
Cony dan Ken.
Menatap satu sama lain dengan decor table yang sudah direquest berbeda dengan yang lain.
Taburan bunga mawar di meja dan lilin berbentuk hati membuat suasana makan pagi mereka menjadi lebih terasa romantis.
Gregg, Merry dan anak-anak menyewa private room sehingga Ken & Cony bisa makan berdua dalam satu ruangan khusus.
Mereka makan berdua ditemani dengan alunan musik instrumental yang membuat hati menjadi romantis dan sendu.
Suasana dekor ruangan yang begitu cantik membuat hati Ken dan Cony semakin romantis melupakan segala luka dan kenangan masa lalu.
“ Kamu cantik, Ma.” Ucap Ken.
“ Kamu juga ganteng Pa, seperti remaja.” Ucap Cony.”
“ Terimakasih untuk semua ini.” Ucap Cony.
Ken tersenyum.
“ Percaya deh, ini pasti kerjaan anak-anak supaya kita punya waktu berdua.” Ucap Ken.
“ Karena mereka tidak ada semalam dan tadi pagi bangun juga belum ada di kamar.” Ucap Ken.
“ Aku uda tidak peduli, aku mau menikmati saja moment ini.” Ucap Cony sambil tersenyum.
Ken tersenyum dan makan dengan rasa gugup yang mendalam di dalam jiwanya.
Begitu juga dengan Cony, makan dengan perasaan haru dan gugup yang bercampur menjadi satu bagian dalam jiwanya.
“ Bagaimana ceritanya kamu bisa sampai di penginapan ini?” Tanya Ken.
“Iya, aku ketinggalan bus dan mencari penginapan dan secara kebetulan dapat hotel ini.” Ucap Cony.
“ Tidak ada yang kebetulan, mungkin ini cara Tuhan mempertemukan kita dengan cara yang berbeda.” Ucap Ken.
“ Mungkin saja, maaf ya Pa untuk semua kesalahan aku yang menyakiti kamu.” Ucap Ken.
“ Tidak apa ma, aku juga merasakan tingkat egois aku yang begitu tinggi.” Ucap Ken.
“ Anak-anak menjadi tidak bahagia dan sering mengurung diri di kamar.” Ucap Ken.
“ Mari, sekarang kita perbaiki pelan-pelan, setahap demi setahap yah, Pa.” Ucap Ken.
“ Mari, demi kualitas keluarga yang lebih bahagia.” Ucap Ken sambil toss.
Cony toss dengan Ken satu sama lain.
Menatap dan tersenyum satu sama lain.
Tidak lama kemudian terdengar barang seperti terjatuh.
Ken membuka pintu dan tersenyum melihat anak-anak sedang mengintip dari pintu sambil tertawa.
“ Hai. Papa” Ucap Max.
“ Hai , Mama” Ucap Marron.
“ Kalian cantik & Ganteng banget hari ini.” Ucap Merry.
“ Terimakasih ya, ini pasti usaha kalian buat kerja sama menyatukan kami ya?” Tanya Ken.
Tidak ada yang menjawab.
Max hanya tersenyum polos.
Marron juga menatap dengan senyuman sambil memperhatikan busana Papa & Mama.
Merry tersenyum kepada Papa dan Mama sambil berdiri di tengah mereka merangkul satu sama lain.
Gregg memotret mereka dengan segala gaya mereka yang belum siap.
“ Akhirnya, impianku tercapai kalian bisa makan bersama.” Ucap Gregg.
“ Kami belum makan, ini lagi foto” Ucap Ken.
“ Sama aja.” Ucap Gregg.
Gregg memotret di setiap kebersamaan ini.
Suasana mencair, kehangatan keluarga muncul dengan sendiri.
Cinta yang telah lama hilang, muncul kembali dengan perlahan.
“ Terimakasih Gregg, kamu berhasil mengubah es batu keluarga kami. Menjadi cair ” Ucap Cony sambil tersenyum.
“ Memang itu sudah menjadi tugas saya membantu Pak Ken & Bu Cony.” Ucap Gregg.
“ Terimakasih Gregg sudah mencairkan tali persaudaraan diantara kami.” Ucap Merry.
“ You are welcome.” Ucap Gregg.
Untuk pertama kalinya Gregg, dan keluarga Pak Ken & Bu Cony duduk bersama dalam satu meja makan.
Gregg merasa terharu atas segala hal ini, Gregg berkaca-kaca menangis dalam hati.
Kerja kerasnya terbayar mahal oleh satu hari ini.
Keluarga yang seperti es batu ini bisa mencair juga, padahal ini baru ide pertama.
Gregg, Marron dan Max sudah menyusun ide lainnya.
“ Misi kita lebih cepat selesai dari yang aku duga bro,” Ucap Marron pada Max sambil berbisik satu sama lain
“Iya nih, tuh lihat kata kamu mustahil, ternyata tidak kan.” Ucap Marron.
“ Iya ya, sorry bro. Ternyata benar, di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan ya.” Ucap Max sambil berbisik kepada Marron.
“ Ini semua karena bantuan Gregg, kita harus mengenang jasanya.” Ucap Merry berbisik kepada Marron.
“ Kamu jadi pacarnya aja untuk membalas jasa ini.” Ucap Max.
“ Hey, Ngaco, aku tidak bisa dijual.” Ucap Merry.
Max dan Marron tertawa satu sama lain diikuti dengan tawa Merry.
“ Semalam kalian tidur dimana?” Tanya Ken.
“ Di kamar Gregg Pa, anak muda.” Ucap Max.
“ Jadi, kapan kalian dekor bunga dan ruangan ini semua?” Tanya Cony.
“ Mau kami jujur , Ma?” Tanya Merry.
“ Harus jujur dong.” Ucap Cony.
“ Kami tidak tidur semalaman karena cari bunga dan warnet buat ngetik itu sulit karena bukan di rumah yang serba ada Ma.” Ucap Merry.
“ Dekor ruangan ini dan kamar kalian tadi pagi, kalian tidak mengintip kan?” Tanya Merry.
“ Mama sih masih tidur, wah kalian kerja keras banget yah.” Ucap Cony.
“ Aku juga canceled travel ma, aku ingin liburan bareng papa dan saudara-saudaraku yang ganteng ini.” Ucap Merry.
Cony tersenyum pelan.
“ Iya, mama juga setuju.” Ucap Cony.
“Aku juga setuju kok walau tidak ditanyain.” Ucap Gregg sambil tersenyum.
Merry dan Cony tertawa.
Mereka menikmati santapan makanan dengan rasa bahagia dan penuh tawa, canda, ria sambil bernyanyi karaoke.
Menikmati setiap alunan musik, nada, lirik dengan
rasa bahagia mendalam.
“Ma, setelah ini aku mau istirahat sebentar ya di kamar, semalam tidak tidur rasanya lelah banget.” Ucap Merry.
“ Mama jalan-jalan aja bareng Papa.” Ucap Max.
“ Aku juga mau istirahat yah , Pa, Ma, aku rasanya ngantuk banget.” Ucap Marron.
“ Aku dan Max mau istirahat aja di kamar nanti baru kita jalan-jalan bersama ya.” Ucap Marron.
“ Kamu Gregg?” Tanya Ken.
“Aku juga istirahat di kamar, tidak mau mengganggu keharmonisan yang baru terjalin diantara kalian.” Ucap Gregg.
Merry dan Ken saling menatap dan bergandengan tangan di hadapan yang lain membuat yang lain saling bertatapan dengan perasaan haru, lega dan bahagia yang begitu besar.
Dan akhirnya keluarga Ken & Cony menjadi keluarga yang bahagia bersama selamanya.
YOU ARE READING
HOME
Teen Fiction"Home is the sweetest place on the earth" Hubungan kekeluargaan, cinta dan kehangatan keluarga yang bersama mempengaruhi emosi satu sama lain bersama dengan Gregg, keluarga Cony & Ken menemukan cinta sejati dalam keluarga.