Kau dihadapkan pada dua pilihan, antara memilih keluargamu atau seorang perempuan yang baru saja kau kenal. Siapa yang akan kau pilih?
.
.
.
.
Kotori terkaget. "Untuk apa kau meminjam uang sebanyak itu Takumi-kun?"
"Ayolah Kotori, aku akan menjemput wanitaku" jawab Takumi.
"Wanitamu? Apa maksudmu?"
"Sudah, pinjamkan saja aku uangnya. Sebulan lagi akan kubayar" Takumi memohon.
"Baiklah" ucap Kotori pasrah.
Pria itupun membuka brankasnya dan mengambil segepok uang, entah berapa jumlahnya. Lalu menyerahkannya pada Takumi begitu brankasnya ditutup kembali. Takumi menerimanya dan memasukkan uang itu ke dalam tas kecil yang disandangnya. Setelah itu Takumi menyeret Kotori keluar ruangan dan menyuruh Kotori masuk ke sebuah sedan hitam begitu sampai di garasi yang berada di lantai bawah. Sedangkan ia duduk di kursi kemudi.
"Kuncinya" Takumi menadahkan tangannya pada Kotori.
"Ini kan mobilku Takumi-kun. Lagipula kita mau kemana?" protes Kotori sambil menyerahkan kunci mobilnya pada Takumi. Takumi pun langsung tancap gas meninggalkan perusahaan milik keluarga Kotori itu.
"Akan kukenalkan kau pada wanitaku."
"Tapi ini kan sudah jam 10 malam."
"Ikut saja, aku tau kau malas pulang kan?" Kotori terdiam. Perkataan Takumi memang benar. Entah kenapa, ia sama sekali tak berniat untuk pulang. Bukan hanya saat ini saja, tapi hari-hari yang sudah dilaluinya juga begitu. Bahkan tak jarang ruangannya di kantor dijadikan tempat inap.
Sedan hitam itu melaju kencang membelah jalanan yang mulai lengang. Tak lama kemudian, sedan itu berhenti di depan sebuah gedung yang bertuliskan 'ONE NIGHT STAND'. Sebuah klub malam. Kotori meringis. Hingar bingar suara musik terdengar memekakkan telinga. Bahkan kerlap kerlip lampu disko membuat pandangan Kotori menjadi silau. Kotori mengikuti Takumi yang mendekati seorang wanita bersurai pirang panjang.
"Aku datang untuk menjemputmu, Eri" ucap Takumi yang kemudian mengamit lengan wanita itu. "Kita temui pemilik klub ini. Oh ya Kotori, kau duduk saja di bar itu."
Takumi dan wanita itu melangkah meninggalkan Kotori. Kotori pun menghampiri tempat yang ditunjuk Takumi.
"Mau pesan apa tuan?" tawar si bartender pada Kotori.
"Jus jeruk saja" jawab Kotori.
Sang bartender tersenyum "Sepertinya ini pertama kalinya anda kemari tuan." Sang bartender menyodorkan minuman pada Kotori.
Kotori menatap bingung minuman di hadapannya. "Ini apa?"
"Itu hanya air putih yang kuberi es batu. Biar kutebak, anda tidak terbiasa dengan alkohol tuan?"
Kotori menggeleng, lalu menyeruput minumannya. "Aku hanya menemani temanku. Ia bilang ingin menjemput wanitanya."
Sang bartender kembali tersenyum, kemudian melanjutkan pekerjaannya karena orang di sebelah Kotori memesan minuman. Tiba-tiba saja seorang perempuan menghampiri Kotori dan mengamit lengan Kotori manja. Kotori yang merasa risih mencoba melepaskan diri, namun perempuan itu malah enggan melepaskannya.
"Hei, pergi sana. Dia pria baik-baik" usir sang bartender. Perempuan itu cemberut dan mencibir sang bartender sebelum meninggalkan Kotori.
"Terima kasih" ucap Kotori. Ia kembali menyeruput minumannya. Namun perhatiannya teralih kala di sudut ruangan seorang laki-laki paruh baya sedang menyakiti seorang perempuan bersurai scarlet. Dan perempuan itu hanya diam saja menerima perlakuan laki-laki itu.