***
Hari itu, hari dimana Aku baru saja menjadi siswi di jenjang SMA,
Hari dimana Aku untuk pertama kalinya bertatap muka denganmu,
Pertemuan yang bahkan membuatku menjadi benci kepadamu
***
"Lu udah bawa semua keperluan yang disuruh kan, Bie?"
Aku mengangguk, lalu menggandeng lengan sahabat kecilku ini, "Udah kok Nay! Eh iya, kamu tau gak hari ini bakal pulang jam berapa? Soalnya nanti jam 1 aku mau nemenin Mama ke rumah temennya"
Sahabatku, ㅡ Kanaya Aprilia ㅡ tampak berpikir, "Kayaknya sih jam 12. Kalo gue ga salah inget ya"
"Oke"
"Bagi murid kelas 10 harap segera kumpul di lapangan. Sekali lagi, bagi murid kelas 10 harap segera kumpul di lapangan karena upacara pembukaan akan segera dimulai. Terima kasih"
Pengumuman yang disiarkan melalui speaker sekolah terdengar, aku yang memang kepalang semangat menjadi siswi di jenjang SMA ini langsung menarik lengan Naya, yang tentu saja membuat pemiliknya memekik kaget.
"Eh, Biee! Santai aja dong!"
Hehe, maaf ya Nay..
***
"...kalau gitu, terima kasih karena sudah memilih SMA Angkasa dan selamat kepada kalian yang berhasil masuk. Tetap semangat! Terima kasih"
Itu Kepala Sekolah kami, namanya Bu Jennie. Perawakannya kecil, rambutnya hitam, kulit nya gelap, namun tetap saja! Menurutku, Bu Jennie ini memiliki aura yang menarik kok!
Setelah Bu Jennie selesai mengucapkan kalimat sambutannya, sesosok pria yang sebenarnya sedari tadi sudah berhasil menarik atensi para gadis disini naik keatas panggung,
Sorot matanya tajam, tajam sekali. Wajahnya juga datar, tidak ada senyuman sedikit pun.
Ugh, aku tidak menyukainya!
Kelihatan angkuh sekali.
"Saya Ketua Osis disini, selamat kepada kalian karena sudah terpilih untuk masuk disini. Terima kasih"
Sudah? Gitu doang sambutannya?
Tapi, sepertinya yang keberatan disini hanya aku saja. Lihat, semua gadis, bahkan Kanaya sekalipun menepuk tangannya dengan keras sambil memasang wajah sumringah.
Hih! Menyebalkan!
Sebelum si Ketua Osis itu berbalik untuk turun dari panggung, tak sengaja kami saling beradu tatap.
Tentu saja aku langsung mengalihkan pandangan darinya. Bukan karena terpesona dengannya, hanya saja, aku tak tahan melihat wajahnya yang sok itu.
"Nyebelin banget mukanya, bikin bete aja" gumamku
"Nah, kalau gitu, selanjutnya kita akan istirahat dulu selama 30 menit. Nanti kumpul disini lagi ya adik-adik?"
Sesuai intruksi dari Kak Nene, Sekretaris OSIS yang ku akui cantik itu, kami langsung berpencar,
Begitu pula dengan aku dan Naya yang memilih untuk makan di kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
❥︎ 𝙗𝙧𝙞𝙜𝙝𝙩.
FanfictionAlbana Bright yang dikenal sebagai Pangeran Dingin, serta Kamu si adik kelas yang polos. | Bright Vachirawit | You « 𝒍𝒐𝒌𝒂𝒍 »